Mapala WD Unud Kembali Gelar 'Udayana Scientific Excursion 2019'
Wanaprastha Dharma
Udayana Scientific Excursion 2019
Udayana Scientific Excursion 2018
Universitas Udayana
Gunung Ebulobo
Mahasiswa Pecinta Alam “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana kembali menyelenggarakan kegiatan ‘Udayana Scientific Excursion 2019’ setelah tahun sebelumnya sukses dilangsungkan pada tahun 2018 di kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
DENPASAR, NusaBali
Kini, Mapala “WD” Unud akan melaksanakan kegiatan serupa pada tanggal 12-21 Juli di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) melibatkan 11 peserta.
Ketua Panitia Udayana Scientific Excursion 2019, Ni Made Yuni Sugiantari menjelaskan, alasan memilih lokasi di Kabupaten Nagekeo, NTT, karena awalnya menemukan gunung Ebulobo. Karena belum memiliki data jalur yang cukup, sehingga mereka merencanakan untuk melakukan penelitian di gunung ini. Dari situ, kemudian ada ritual menarik di sekitar gunung tersebut. Untuk memulai kegiatan Udayana Scientific Excursion ini terlebih dahulu dilakukan berbagai persiapan. “Selama persiapan Udayana Scientific Excursion, kami mengadakan pelatihan seperti materi kelas bersama pembimbing, lalu kesjas. Dari situ, mulai terseleksi orang-orangnya. Dari 20 orang yang mendaftar, tersisa 11 orang,” jelasnya.
Kegiatan tahun ini dikatakan berbeda dengan tahun sebelumnya. Yuni mengatakan, jika tahun sebelumnya terdiri dari tiga divisi, tahun ini hanya dua divisi, yakni divisi pendakian gunung dan studi budaya. Untuk divisi studi budaya misalnya, akan dilaksanakan di Kampung Adat Rendu Tutubadha dengan tujuan kegiatan yaitu pengkajian ritual Etu guna melengkapi data berupa literatur maupun dokumentasi untuk mendukung pengembangan ritual Etu sebagai objek pariwisata.
“Jadi kami bagi 11 orang ini menjadi dua tim, 6 orang di studi budaya dan 5 orang di pendakian gunung. Jadi saat kami ke sana, untuk divisi studi budaya kami akan mengkaji makna dari rangkaian ritual Etu yang ada diKampung Adat Rendu Tutubadha, dan mengharapkan hasil berupa video dokumenter,” katanya.
“Sedangkan divisi pendakian gunung di Gunung Ebulobo yang bertujuan untuk mendata jalur pendakian,” imbuhnya. Jalur pendakian ini nantinya akan dipublikasikan agar menjadi referensi bagi pendaki-pendaki yang ingin mendaki gunung Ebolobo serta menggali potensi sumber daya alam di gunung ini. Publikasi ini juga diharapkan dapat menjadi promosi untuk wisata minat khusus pendakian gunung di Kabupaten Nagekeo.
Sementara itu, pihak rektorat mendukung acara mahasiswa pecinta alam ini. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana, Prof Dr Ir I Made Sudarma MS mengatakan, kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air Indonesia. Tentu spesifiknya mencintai alam semestanya. “Acara seperti ini perlu ditingkatkan, mengingat aktivitas “Wanaprastha Dharma” ini adalah mencintai alam. Sedangkan alam Indonesia luar biasa tumpah ruahnya. Sudah tentu ini harus dikaji secara pelan-pelan untuk menumbuhkan cinta pada tanah air dan alam semesta,” ujarnya.
Rasa cinta terhadap tanah air dan alam semesta ini nantinya dimuat dalam bentuk jurnal. Jurnal pertama sudah terbit, sedangkan jurnal selanjutnya akan diupayakan mengingat beberapa hal perlu dimasukkan namun perlu penelusuran lebih lanjut saat pelaksanaan di NTT. “Harapan saya bagaimana Mapala Wanaprastha ini berprestasi di tingkat nasional, bila perlu di tingkat internasional. Sudah barang tentu yang bisa diukur misalnya panjat tebing. Ke depan hal-hal seperti ini kita bisa masukkan ke dalam POMNAS,” harapnya.*
Komentar