Pasraman Desa Sengkidu Diikuti 100 Siswa
Desa Adat Sengkidu, Kecamatan Manggis, Karangasem menggelar pasraman sejak Soma Kliwon Wariga, Senin (24/6).
AMLAPURA, NusaBali
Pasraman diikuti 100 siswa dari SDN 1 Sengkidu dan SDN 2 Sengkidu. Sumber dana dari BKK (Bantuan Keuangan Khusus) Provinsi Bali sebesar Rp 10 juta. Pasraman digelar selama 10 kali pertemuan.
Ketua Panitia I Ketut Lipet Widiantara mengungkapkan instruktur melibatkan penyuluh bahasa Bali Ni Kadek Novi, penyuluh agama Ni Komang Tuti Ekayanu, Jro Mangku Komang Puja, Jro Mangku Nyoman Wiratni, Made Arka, dan Made Sudiarta. Materi yang diberikan yakni majejahitan, yoga, dharma gita, ulat-ulatan, dan menari. Pasraman bertujuan memberikan ketrampilan sebagai sarana pelaksanaan agama. Siswa juga dilatih disiplin, membangun perilaku, mengembangkan akhlak mulia, dan menjalin hubungan yang lebih dekat antara siswa dengan guru.
Pasraman juga bertujuan menumbuhkan kekuatan spiritual keagamaan, belajar mengendalikan diri, dan membentuk kepribadian yang tangguh. “Dengan adanya pasraman, para siswa mampu menambah wawasan tentang pemahaman budaya lokal yang berguna untuk kehidupan sehari-hari, juga menjalankan dharma agama,” ungkap Ketut Lipet, Senin (8/7). Desa Adat Sengkidu berencana terus melanjutkan pasraman dengan biaya dana desa adat. *k16
Ketua Panitia I Ketut Lipet Widiantara mengungkapkan instruktur melibatkan penyuluh bahasa Bali Ni Kadek Novi, penyuluh agama Ni Komang Tuti Ekayanu, Jro Mangku Komang Puja, Jro Mangku Nyoman Wiratni, Made Arka, dan Made Sudiarta. Materi yang diberikan yakni majejahitan, yoga, dharma gita, ulat-ulatan, dan menari. Pasraman bertujuan memberikan ketrampilan sebagai sarana pelaksanaan agama. Siswa juga dilatih disiplin, membangun perilaku, mengembangkan akhlak mulia, dan menjalin hubungan yang lebih dekat antara siswa dengan guru.
Pasraman juga bertujuan menumbuhkan kekuatan spiritual keagamaan, belajar mengendalikan diri, dan membentuk kepribadian yang tangguh. “Dengan adanya pasraman, para siswa mampu menambah wawasan tentang pemahaman budaya lokal yang berguna untuk kehidupan sehari-hari, juga menjalankan dharma agama,” ungkap Ketut Lipet, Senin (8/7). Desa Adat Sengkidu berencana terus melanjutkan pasraman dengan biaya dana desa adat. *k16
1
Komentar