Dinilai Leteh, RSUD Diharap Gelar Pacaruan
Bendesa Pakraman Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Ida Wayan Jelantik Oyo menilai RSUD Karangasem telah leteh (kotor) secara batin, lantaran banyaknya pasien yang meninggal, tetapi areal tersebut belum pernah dibersihkan secara niskala.
AMLAPURA, NusaBali
Mestinya secara rutin digelar upacara pamahayu, minimal setahun sekali. Sehingga pengunjung merasa nyaman. Ida Wayan Jelantik Oyo mengemukakan hal itu, di Amlapura, Rabu (15/6). Menurutnya, RSUD Karangasem memiliki anggaran untuk upacara, mestinya diupayakan ada keseimbangan antara kegiatan fisik dan non fisik. “Sedapat mungkin kebutuhan niskala juga dipikirkan. Jangan hanya menyediakan alat-alat kesehatan, dan memperluas gedung layanan,” ujarnya.
Sebab, sebagai umat Hindu di Bali, hendaknya tidak mengabaikan faktor niskala itu. Walau setiap setahun sekali ada upacara piodalan di palinggih padmasana, itu bukanlah merupakan ritual pembersihan areal yang begitu luas. “Tujuan upacara itu agar tidak ada kendala non teknis saat bekerja,” tambahnya.
Di bagian lain, Direktur RSUD I Wayan Suardana menyambut positif usulan dimaksud. “Memang selama ini belum pernah ada upacara pacaruan skala besar, menyangkut pembersihan areal RSUD. Saya pikirkan dan pertimbangkan sarannya itu, sedapat mungkin tahun 2017 bisa terlaksana,” jelas Wayan Suardana.
Menurutnya, selama ini petugas medis, non medis, sibuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Walau ada upacara piodalan atau upacara pacaruan hanya terkait mlaspas Gedung Wijaya Kusuma. “Selama ini kami memikirkan pelayanan optimal, meminimalkan terjadi komplain, dan berupaya agar terpenuhi kebutuhan tenaga medis dan paramedis,” kata Wayan Suardana. 7 k16
Komentar