Istri dan Ibu Kandung Gangguan Jiwa
Hidup I Wayan Suparta, 36, di Banjar Sinjuana Tengah, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, sungguh getir.
Balada Hidup I Wayan Suparta di Desa Beraban, Kediri,
Tabanan Sejak Empat Tahun Stroke
TABANAN, NusaBali
Sebagai tulang punggung keluarga, justru tak berdaya akibat stroke sejak empat tahun lalu. Mirisnya lagi, istrinya, Ni Komang Ariani, 50, dan ibu kandungnya, Ni Ketut Rasin, mengalami gangguan jiwa. Suparta hanya bisa sekadar duduk di tempat tidur dengan bantuan tali yang diikatkan pada jendela kamar.
Salah seorang keluarga, Ni Putu Bakti, 31, menceritakan Suparta yang merupakan pamannya sebelum stroke sempat kena musibah 6 tahun lalu. Saat ngayah motong rumput di salah satu pura, matanya terkena paku yang mental akibat terkena mesin pemotong rumput. Akibat kornea mata terkena paku, Suparta mengalami kebutaan. Dua tahun kemudian, Suparta keluhkan kaki kirinya tak bisa digerakkan. Penderitaannya kian bertambah, lidahnya kelu dan berujung bisu. “Selang beberapa bulan, paman saya mengalami stroke ringan, sempat bisu tapi kini sudah bisa bicara lagi,” tutur Bakti, Rabu (15/6).
Suparta yang mengalami stroke ringan sempat berobat sebanyak lima kali. Dia juga bisa bekerja kembali sebagai tenaga kebersihan di Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot. Namun karena berhenti terapi karena tak ada yang bisa mengantar rutin ke BRSUD Tabanan, sakitnya bertambah parah hingga tak mampu bangun dari tempat tidur. “Stroke ringan empat tahun lalu, tak bisa bangun sejak tiga tahun lalu,” terang Bakti.
Saat ini, keluarga Suparta hanya bergantung kepada istrinya, Ni Komang Ariani yang berjualan post card di DTW Tanah Lot. Sebagai pedagang acung, tentu pendapatannya tak seberapa dan tak bisa diandalkan untuk biaya pengobatan. Terkadang, mereka minta belas kasihan tetangga untuk makan. “Jualan post card di Tanah Lot pakai shift. Kadang post card tak laku,” imbuh Bakti.
Bakti menuturkan, penderitaan Suparta kian bertambah karena ibu kandungnya, Rasin mengalami gangguan jiwa dan sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali di Kabupaten Bangli. Rasin baru pulang dari RSJ sekitar satu bulan lalu. Saat Rasin dikirim ke RSJ, istri Suparta, Ariani menunjukkan gelagat aneh seperti orang depresi. “Istri Paman saya juga mengalami gangguan jiwa. Kadang dia pergi berjalan kaki seharian tidak tahu kemana,” imbuhnya.
Bakti menduga bibinya itu tertekan akan keadaan suami dan mertuanya. “Tetapi sekarang sudah sehat makanya bisa jualan post card,” tuturnya. Sementara Kelian Banjar Dinas Sinjuana Tengah, I Gede Arthayana mengaku telah mengusulkan agar dapat bantuan beras miskin. Selama ini, Suparta belum masuk sebagai keluarga miskin karena rumahnya layak untuk ditempati. “Mudah-mudahan tahun ini dapat,” ujarnya. Sedangkan Perbekel Desa Beraban, I Wayan Sukariana, mengatakan pihak desa telah mengusulkan keluarga Suparta masuk KK miskin. Usulan itu sedang diproses dan akan diverifikasi oleh Dinas Sosial Tabanan. 7 cr61
Komentar