Buleleng Sudah Punya Balawista
Dibentuk Jaga Keamanan Wisata Air Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Dianggap mendesak lantaran memiliki garis pantai terpanjang di Bali, akhirnya Kabupaten Buleleng membentuk Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista). Puluhan orang yang tergabung dalam Balawista itu pun sudah mengikuti pelatihan perdana, Senin (8/7) lalu.
Balawista yang dibentuk Dinas Pariwisata Buleleng, direkrut dari pegiat-pegiat peduli lingkungan dan laut di Buleleng. Mereka dibekali dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan penyelamatan orang sebagai Balawista.
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna menjelaskan meski baru dibentuk di Buleleng, Balawista yang secara sukarela mengajukan diri ikut menjaga keamanan pantai Buleleng itu sangat penting. Apalagi Buleleng memiliki garis pantai 157 kilometer atau terpanjang di Bali. Sehingga diperlukan petugas keamanan pantai untuk memberikan keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung.
“Pengamanan yang serius di wisata bahari sangat diperlukan. Dengan hadirnya Balawista ini bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung,” jelas dia.
Sejauh ini Balawista yang dibentuk di Buleleng belum dapat menyamai balawista kabupaten Badung atau Denpasar, karena keterbatasan anggaran. Namun Sutrisna mengaku secara bertahap akan berupaya memenuhi fasilitas pendukung balawista.
Selain dibekali keterampilan menyelamatkan orang, sejumlah fasilitas pendukung juga sudah digarap. Seperti pemberian tanda dengan bendera di perairan yang tidak direkomendasi untuk berenang, pemasangan port-port peristirahatan bagi penyelam di beberapa pantai termasuk pemberian life jacket di sejumlah objek wisata air di Buleleng, tak hanya pantai tetapi juga air terjun dan danau.
Sementara itu narasumber pelatihan Made Suparta, mengatakan pembentukan Balawista sangat diperlukan di daerah yang memiliki potensi wisata bahari dan wisata air lainnya. Hal tersebut dikatakannya dapat mendongkrak citra pariwisata saat wisatawan yang datang merasa aman dan nyaman saat berada di objek wisata dengan berbahaya sekalipun.
“Ilmu penyelamatan orang ini sangat perlu, tak hanya dapat diaplikasikan saat bertugas saja tetapi juga saat ada kecelakaan di rumah dan lingkungan sekitar. Ini bagus sekali, walaupun Buleleng baru memulainya,” ujar Suparta yang pensiunan Balawista di Kabupaten Badung ini. Dirinya pun menjelaskan tugas sebagai Balawista adalah pekerjaan yang mulia. Kepuasan batin disebutnya akan datang tersendiri saat berhasil menyelamatkan nyawa orang.*k23
Balawista yang dibentuk Dinas Pariwisata Buleleng, direkrut dari pegiat-pegiat peduli lingkungan dan laut di Buleleng. Mereka dibekali dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan penyelamatan orang sebagai Balawista.
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna menjelaskan meski baru dibentuk di Buleleng, Balawista yang secara sukarela mengajukan diri ikut menjaga keamanan pantai Buleleng itu sangat penting. Apalagi Buleleng memiliki garis pantai 157 kilometer atau terpanjang di Bali. Sehingga diperlukan petugas keamanan pantai untuk memberikan keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung.
“Pengamanan yang serius di wisata bahari sangat diperlukan. Dengan hadirnya Balawista ini bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung,” jelas dia.
Sejauh ini Balawista yang dibentuk di Buleleng belum dapat menyamai balawista kabupaten Badung atau Denpasar, karena keterbatasan anggaran. Namun Sutrisna mengaku secara bertahap akan berupaya memenuhi fasilitas pendukung balawista.
Selain dibekali keterampilan menyelamatkan orang, sejumlah fasilitas pendukung juga sudah digarap. Seperti pemberian tanda dengan bendera di perairan yang tidak direkomendasi untuk berenang, pemasangan port-port peristirahatan bagi penyelam di beberapa pantai termasuk pemberian life jacket di sejumlah objek wisata air di Buleleng, tak hanya pantai tetapi juga air terjun dan danau.
Sementara itu narasumber pelatihan Made Suparta, mengatakan pembentukan Balawista sangat diperlukan di daerah yang memiliki potensi wisata bahari dan wisata air lainnya. Hal tersebut dikatakannya dapat mendongkrak citra pariwisata saat wisatawan yang datang merasa aman dan nyaman saat berada di objek wisata dengan berbahaya sekalipun.
“Ilmu penyelamatan orang ini sangat perlu, tak hanya dapat diaplikasikan saat bertugas saja tetapi juga saat ada kecelakaan di rumah dan lingkungan sekitar. Ini bagus sekali, walaupun Buleleng baru memulainya,” ujar Suparta yang pensiunan Balawista di Kabupaten Badung ini. Dirinya pun menjelaskan tugas sebagai Balawista adalah pekerjaan yang mulia. Kepuasan batin disebutnya akan datang tersendiri saat berhasil menyelamatkan nyawa orang.*k23
Komentar