Pemasangan Pipa Air bagi Warga Eks GWK Ditarget Rampung September Mendatang
Pemasangan pipa air untuk warga yang tinggal di lingkungan Banjar Santi Karya, Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, dikebut pengerjaannya oleh pihak PDAM Tirta Mangutama Badung.
MANGUPURA, NusaBali
Diharapkan, dalam dua bulan ke depan pengerjaan rampung dan warga eks lahan GWK itu bisa mendapatkan akses air bersih.
Dirut PDAM Tirta Mangutama I Ketut Golak, mengungkapkan sejak pengerjaan dari akhir Juni lalu, pihaknya mempercepat proses pemasangan. Hal ini dilakukan agar warga yang sudah lama tidak mendapat akses air bersih itu segera terlayani. Diakuinya, munculnya persoalan warga yang sudah puluhan tahun belum mendapatkan air bersih itu baru diketahui pihaknya setelah ada informasi dari pihak kecamatan terkait belasan warga tersebut. Keluhan itu langsung direspons dengan berkoordinasi ke berbagai pihak mulai dari warga, lingkungan, hingga pihak GWK yang merelokasi warga tersebut.
“Progres pengerjaan terbilang cepat. Sampai saat ini pengerjaan sudah mencapai 35 persen. Ini kan penggalian tanah plus pemasangan pipa. Tentu harapannya, tidak ada kendala dalam proses ini sehingga cepat rampung,” kata Golak, Kamis (11/7) siang.
Menurut Golak, bahwa dengan progres pengerjaan yang sudah mencapai 35 persen itu, diperkirakan akan rampung dalam dua bulan ke depan atau September mendatang. Dengan demikian, sebelum pergantian tahun, warga yang sudah puluhan tahun belum mendapat akses air bersih itu sudah menikmati layanan dari PDAM. Target dua bulan penyelesaian itu, karena di lapangan, perumahan milik warga terpisah-pisah. “Sejauh ini tidak ada kendala di lapangan dalam pengerjaan itu. Tetapi setelah ini proses perampungan pipa dari rumah warga yang jaraknya bervariasi,” imbuhnya.
Selain melakukan pengerjaan penyambungan pipa kepada warga yang belum mendapat akses air bersih, saat ini k PDAM juga melakukan pendataan rumah atau vila yang sama sekali belum mendapat air bersih. Pendataan itu sebagai salah satu upaya menekan ketimpangan akses air bersih. Sehingga, seluruh warga bisa menikmati air bersih yang disediakan oleh PDAM Tirta Mangutama.
Selama ini, menurut Golak, banyak yang menggunakan jasa penyediaan air bersih melalui mobil tangki untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Untuk itu, pihaknya terus mendata warga yang belum ada akses air bersih khususnya di Kuta Selatan. “Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, selain membeli air dari mobil tangki, hampir keseluruhan warga di sana (Kuta Selatan) menggunakan sumber air bawah tanah (ABT). Tentu harapannya, semuanya bisa mengakses air bersih dari kami (PDAM),” ujarnya.
Seperti diketahui, sejak puluhan tahun, warga di lingkungan Banjar Santi Karya, Desa Ungasan, Kuta Selatan, belum pernah terlayani air bersih. Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, mereka harus membeli air secara swadaya. Sebanyak 18 warga yang kini tinggal di lingkungan Banjar Santi Karya, sempat direlokasi dari pemukiman mereka sebelumnya. Awalnya warga tinggal di lingkungan Banjar Giri Darma, Ungasan. Kemudian, saat dilakukan pembangunan Garuda Wisnu Kencana (GWK), mereka direlokasi ke Banjar Santi Karya, Ungasan. Sejak proyek pembangunan GWK, serta pengelolaan yang berpindah tangan dari satu investor ke investor lain, belasan warga yang sudah dijanjikan untuk difasilitasi mendapat air bersih, sampai saat ini belum mendapatkan akses air bersih. *dar
Dirut PDAM Tirta Mangutama I Ketut Golak, mengungkapkan sejak pengerjaan dari akhir Juni lalu, pihaknya mempercepat proses pemasangan. Hal ini dilakukan agar warga yang sudah lama tidak mendapat akses air bersih itu segera terlayani. Diakuinya, munculnya persoalan warga yang sudah puluhan tahun belum mendapatkan air bersih itu baru diketahui pihaknya setelah ada informasi dari pihak kecamatan terkait belasan warga tersebut. Keluhan itu langsung direspons dengan berkoordinasi ke berbagai pihak mulai dari warga, lingkungan, hingga pihak GWK yang merelokasi warga tersebut.
“Progres pengerjaan terbilang cepat. Sampai saat ini pengerjaan sudah mencapai 35 persen. Ini kan penggalian tanah plus pemasangan pipa. Tentu harapannya, tidak ada kendala dalam proses ini sehingga cepat rampung,” kata Golak, Kamis (11/7) siang.
Menurut Golak, bahwa dengan progres pengerjaan yang sudah mencapai 35 persen itu, diperkirakan akan rampung dalam dua bulan ke depan atau September mendatang. Dengan demikian, sebelum pergantian tahun, warga yang sudah puluhan tahun belum mendapat akses air bersih itu sudah menikmati layanan dari PDAM. Target dua bulan penyelesaian itu, karena di lapangan, perumahan milik warga terpisah-pisah. “Sejauh ini tidak ada kendala di lapangan dalam pengerjaan itu. Tetapi setelah ini proses perampungan pipa dari rumah warga yang jaraknya bervariasi,” imbuhnya.
Selain melakukan pengerjaan penyambungan pipa kepada warga yang belum mendapat akses air bersih, saat ini k PDAM juga melakukan pendataan rumah atau vila yang sama sekali belum mendapat air bersih. Pendataan itu sebagai salah satu upaya menekan ketimpangan akses air bersih. Sehingga, seluruh warga bisa menikmati air bersih yang disediakan oleh PDAM Tirta Mangutama.
Selama ini, menurut Golak, banyak yang menggunakan jasa penyediaan air bersih melalui mobil tangki untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Untuk itu, pihaknya terus mendata warga yang belum ada akses air bersih khususnya di Kuta Selatan. “Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, selain membeli air dari mobil tangki, hampir keseluruhan warga di sana (Kuta Selatan) menggunakan sumber air bawah tanah (ABT). Tentu harapannya, semuanya bisa mengakses air bersih dari kami (PDAM),” ujarnya.
Seperti diketahui, sejak puluhan tahun, warga di lingkungan Banjar Santi Karya, Desa Ungasan, Kuta Selatan, belum pernah terlayani air bersih. Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, mereka harus membeli air secara swadaya. Sebanyak 18 warga yang kini tinggal di lingkungan Banjar Santi Karya, sempat direlokasi dari pemukiman mereka sebelumnya. Awalnya warga tinggal di lingkungan Banjar Giri Darma, Ungasan. Kemudian, saat dilakukan pembangunan Garuda Wisnu Kencana (GWK), mereka direlokasi ke Banjar Santi Karya, Ungasan. Sejak proyek pembangunan GWK, serta pengelolaan yang berpindah tangan dari satu investor ke investor lain, belasan warga yang sudah dijanjikan untuk difasilitasi mendapat air bersih, sampai saat ini belum mendapatkan akses air bersih. *dar
Komentar