Gubernur Harap Lomba Makepung Masuk Kalender Pariwisata
Setelah sempat vakum selama 10 tahun, Lomba Makepung Gubernur Cup kembali digelar Pemprov Bali di Sirkuit Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, Minggu (14/7).
NEGARA, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster beharap event Makepung Gubernur Cup ini ke depannya masuk Kalender Pariwisata. Lomba Makepung Gubernur Cup 2019, Minggu kemarin, dibuka Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Copk Ace) pagi harinya. Kemudan, penyerahan hadiah lomba dilakukan langsung Gubernur Bali Wayan Koster.
Ada 360 pasangan kerbau yang menjadi peserta Lomba Makepung Gubernur Cup 2019 kemarin. Peserta terbagi dalam Kelompok Ijo Gading Timur (berjumlah 116 pasangan kerbau) dan Kelompok Ijo Gading Barat (berjumlah 244 pasangan kerbau). Keluar sebagai juara umum Kelompok Ijo Gading Barat, sementara Kelompok Ijo Gading Timur berada di posisi runner-up dan posisi ketiga.
Total hadiah yang dibagikan dalam Makepung Gubernur Cup 2019 ini mencapai Rp 270,5 juta. Juara umum kebagian hadiah Rp 60 juta, runner-up dapat Rp 45 juta, dan posisi ketiga (juga dari Kelompok Ijo Gadng Timur) kebagian hadiah Rp 35 juta. Selain itu, juga disediakan hadiah untuk kedua sekaa makepung dengan nilai sama di masing-masing kelompok pertandingan.
Penyerahan hadiah dilakukan langsung Gubernur Koster didampingi sang istri, Ni Putu Putri Suastini, dengan disaksikan Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Bupati Jembrana I Putu Artha, Wabup Jembrana Made Kembang Hartawan, dan keua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa.
Lomba Makepung Gubernur Cup 2019 ini menjadi event perdana setelah sempat vakum selama 10 tahun terakhir. Event perdana di Sirkuit Samblong kemarin diramaikan ribuan penonton. Selain dominasi penonton warga lokal Jembrana, juga tampak kalangan fotografer dari sejumlah daerah, bahkan mancanegera.
Gubernur Koster menyebutkan, dihidupkannya kembali Lomba Makepung Gubernur Cup ini merupakan upaya melestarikan tradisi budaya Jembrana. Terlebih, makepung juga sangat unik dan hanya ada di Jembrana.
"Ini kan merupakan satu tradisi unik, yang sifatnya agraris dari masyarakat Kabupaten Jembrana. Menurut saya, makepung warisan budaya sangat langka yang harus dilestasrikan dan dikembangkan. Karena itu, waktu kampanye Pilgub Bali 2018 lalu, ada aspirasi agar event Makepung Gubernur Cup dihidupkan lagi. Astungkara saya terpilih, saya penuhi janji saya," ujar Koster.
Menurut Koster, Makepung Gubernur Cup ini ke depan akan dijadikan agenda tahunan. Koster berharap Makepung Gubernur Cup ini masuk dalam Kalender Pariwisata. "Kegiatan ini supaya bisa menarik kunjungan wisatawan ke Jembrana. Ke depan, Makepung Gubernur Cup sebaiknya dirangkaikan dengan kegiatan lain yang berlangsung minimal selama tiga hari," tandas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Untuk merealisasikan hal itu, Koster pun berjanji akan membenahi sirkuit (arena Lomba Makepung) yang kebetulan berada di lahan aset Pemprov Bali. Dengan begitu, makepung yang menjadi tradisi khas Jembrana nantinya dapat lebih memikat wisatawan. "Akan ditata menjadi lebih baik, tidak hanya jalur untuk kerbau berlari, tapi secara menyeluruh, termasuk mekanisme penyelenggaraannya," jelas Koster.
Bukan hanya itu, nantinya juga akan dievaluasi menyangkut tata cara makepung yang terkesan keras, terkait penggunaan alat pemukul kerbau menggunakan kayu berisi paku. Paling tidak, ke depannya alat pemukul kerbau itu bisa digunakan pecut atau benda lainnya, sehingga bisa lebih diterima di kalangan wisatawan. "Tetap tradisional, tetapi ditata lebih baik lagi," katanya.
Selain itu, Koster menilai atraksi Makepung Gubernur Cup ini perlu dibuatkan rangkaian dengan kegiatan lainnya, sehingga tidak hanya digelar sehari, tapi minimal selama 3 hari. Rangkain kegiatannya itu bisa diisi mulai bagaimana proses mempersiapkan kerbau, hingga berbagai atraksi seni maupun tradisi budaya khas Jembrana lainnya.
"Bisa digelar selama tiga hari kegiatan ini. Tamu baru datang, diberikan jajanan khas Jembrana, kemudian ada Festival Jegog, lalu Makepung Lampit (makepung di lahan sawah basah), dan berbagai potensi lokal lainnya. Nanti akan kita rundingkan, bagaimana mengemasnya sehingga bisa menjadi kalender para wisatawan," tegas mantan anggota Komisi X DPR RI (yang antarai lain membidangi pariwisata, seni, budaya, adat, dan ekonomi kreatif) tiga kali periode ini.
Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Lomba Makepung Gubernur Cup 2019, Made Rentana, menyambut gembira rencana Gubernur Koster untuk memasukkan kegiatan ini sebagai Kalender Pariwisata. Dengan begitu, kegiatan Makepung Gubernur Cup ini nantinya mampu menjadi salah satu daya tarik wisata di Jembrana.
Made Rentana pun mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Bali yang telah menyelenggarakan kembali Lomba Makepung sebagai seni budaya ciri khas dan kebanggaan masyarakat Jembrana ini. “Terima kasih Bapak Gubernur, karena telah menyelenggarakan kembali Lomba Makepung Gubernur Cup yang sempat terhenti selama 10 tahun terakhir," ujar Rentana. *ode
Ada 360 pasangan kerbau yang menjadi peserta Lomba Makepung Gubernur Cup 2019 kemarin. Peserta terbagi dalam Kelompok Ijo Gading Timur (berjumlah 116 pasangan kerbau) dan Kelompok Ijo Gading Barat (berjumlah 244 pasangan kerbau). Keluar sebagai juara umum Kelompok Ijo Gading Barat, sementara Kelompok Ijo Gading Timur berada di posisi runner-up dan posisi ketiga.
Total hadiah yang dibagikan dalam Makepung Gubernur Cup 2019 ini mencapai Rp 270,5 juta. Juara umum kebagian hadiah Rp 60 juta, runner-up dapat Rp 45 juta, dan posisi ketiga (juga dari Kelompok Ijo Gadng Timur) kebagian hadiah Rp 35 juta. Selain itu, juga disediakan hadiah untuk kedua sekaa makepung dengan nilai sama di masing-masing kelompok pertandingan.
Penyerahan hadiah dilakukan langsung Gubernur Koster didampingi sang istri, Ni Putu Putri Suastini, dengan disaksikan Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Bupati Jembrana I Putu Artha, Wabup Jembrana Made Kembang Hartawan, dan keua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa.
Lomba Makepung Gubernur Cup 2019 ini menjadi event perdana setelah sempat vakum selama 10 tahun terakhir. Event perdana di Sirkuit Samblong kemarin diramaikan ribuan penonton. Selain dominasi penonton warga lokal Jembrana, juga tampak kalangan fotografer dari sejumlah daerah, bahkan mancanegera.
Gubernur Koster menyebutkan, dihidupkannya kembali Lomba Makepung Gubernur Cup ini merupakan upaya melestarikan tradisi budaya Jembrana. Terlebih, makepung juga sangat unik dan hanya ada di Jembrana.
"Ini kan merupakan satu tradisi unik, yang sifatnya agraris dari masyarakat Kabupaten Jembrana. Menurut saya, makepung warisan budaya sangat langka yang harus dilestasrikan dan dikembangkan. Karena itu, waktu kampanye Pilgub Bali 2018 lalu, ada aspirasi agar event Makepung Gubernur Cup dihidupkan lagi. Astungkara saya terpilih, saya penuhi janji saya," ujar Koster.
Menurut Koster, Makepung Gubernur Cup ini ke depan akan dijadikan agenda tahunan. Koster berharap Makepung Gubernur Cup ini masuk dalam Kalender Pariwisata. "Kegiatan ini supaya bisa menarik kunjungan wisatawan ke Jembrana. Ke depan, Makepung Gubernur Cup sebaiknya dirangkaikan dengan kegiatan lain yang berlangsung minimal selama tiga hari," tandas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Untuk merealisasikan hal itu, Koster pun berjanji akan membenahi sirkuit (arena Lomba Makepung) yang kebetulan berada di lahan aset Pemprov Bali. Dengan begitu, makepung yang menjadi tradisi khas Jembrana nantinya dapat lebih memikat wisatawan. "Akan ditata menjadi lebih baik, tidak hanya jalur untuk kerbau berlari, tapi secara menyeluruh, termasuk mekanisme penyelenggaraannya," jelas Koster.
Bukan hanya itu, nantinya juga akan dievaluasi menyangkut tata cara makepung yang terkesan keras, terkait penggunaan alat pemukul kerbau menggunakan kayu berisi paku. Paling tidak, ke depannya alat pemukul kerbau itu bisa digunakan pecut atau benda lainnya, sehingga bisa lebih diterima di kalangan wisatawan. "Tetap tradisional, tetapi ditata lebih baik lagi," katanya.
Selain itu, Koster menilai atraksi Makepung Gubernur Cup ini perlu dibuatkan rangkaian dengan kegiatan lainnya, sehingga tidak hanya digelar sehari, tapi minimal selama 3 hari. Rangkain kegiatannya itu bisa diisi mulai bagaimana proses mempersiapkan kerbau, hingga berbagai atraksi seni maupun tradisi budaya khas Jembrana lainnya.
"Bisa digelar selama tiga hari kegiatan ini. Tamu baru datang, diberikan jajanan khas Jembrana, kemudian ada Festival Jegog, lalu Makepung Lampit (makepung di lahan sawah basah), dan berbagai potensi lokal lainnya. Nanti akan kita rundingkan, bagaimana mengemasnya sehingga bisa menjadi kalender para wisatawan," tegas mantan anggota Komisi X DPR RI (yang antarai lain membidangi pariwisata, seni, budaya, adat, dan ekonomi kreatif) tiga kali periode ini.
Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Lomba Makepung Gubernur Cup 2019, Made Rentana, menyambut gembira rencana Gubernur Koster untuk memasukkan kegiatan ini sebagai Kalender Pariwisata. Dengan begitu, kegiatan Makepung Gubernur Cup ini nantinya mampu menjadi salah satu daya tarik wisata di Jembrana.
Made Rentana pun mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Bali yang telah menyelenggarakan kembali Lomba Makepung sebagai seni budaya ciri khas dan kebanggaan masyarakat Jembrana ini. “Terima kasih Bapak Gubernur, karena telah menyelenggarakan kembali Lomba Makepung Gubernur Cup yang sempat terhenti selama 10 tahun terakhir," ujar Rentana. *ode
Komentar