Calon Pengurus DPP PDIP dari Bali Hak Prerogatif Ketum
Sejumlah nama masuk sebagai kandidat calon pengurus DPP PDIP dari Bali dalam Kongres PDIP yang akan digelar pada 8-11 Agustus 2019 mendatang.
DENPASAR NusaBali
Untuk aspirasi akar rumput dipastikan tidak akan ada pengusulan, karena itu hak prerogatif Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam menyusun kepengurusan. Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Bali, I Wayan Sutena, Minggu (14/7) mengatakan keputusan partai dalam menentukan seorang kader menjadi pengurus DPP sepenuhnya di tangan ketua umum. "Selama ini tidak ada pengusulan. Karena nanti ada pemanggilan khusus kalau memang akan dipilih. Biasanya Ketua DPD dimintai pendapat dulu. Siapapun yang akan dipilih pasti itulah yang terbaik," ujar Sutena.
Sutena menyebutkan sampai saat ini belum ada rapat pengurus PDIP Bali dalam membahas kandidat calon pengurus DPP PDIP. "Tetap ada pertimbangan, tetapi biasanya tidak ada pengusulan. Kalau sudah kongres dan ketua umum memutuskan itulah yang dipakai. Kita taat dengan keputusan ketua umum saja. Rapat pun tidak ada untuk membahas kandidat calon," kata politisi asal Desa Tegak, Kecamatan Klungkung ini.
Saat ini masih ada tiga nama yang beredar dari internal PDIP Bali menjadi calon pengurus DPP. Mereka adalah I Made Urip, politisi senior asal Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Urip sudah 5 kali lolos sebagai anggota DPR RI dan kini masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPP PDIP Bidang Pendidikan dan Kebudayaan. Dia juga langganan jadi pengurus di Kabinet Megawati.
Sementara nama lainnya ada I Gusti Agung Rai Wirajaya. Politisi senior PDIP asal Desa Peguyangan, Kecamatan Denpasar Barat yang merupakan anggota DPR RI 3 periode. Di Pileg 2019, Rai Wirajaya lolos untuk keempat kalinya ke Senayan. Sementara nama lainnya ada I Nyoman Parta, politisi asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Mantan Sekretaris DPD PDIP Bali ini merupakan caleg DPR RI dapil Bali terpilih di Pileg 2019. Rai Wirajaya dikonfirmasi soal namanya masuk bursa kandidat pengurus memberikan sinyal tidak berambisi.
Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Kongres. Kalaupun ada aspirasi semuanya akan diputuskan induk partai. Sehingga sebagai kader partai dirinya mengikuti dan tunduk dengan keputusan partai. "Kalau soal pengurusan DPP itu adalah urusan kongres. Kita tunduk dengan keputusan kongres saja. Kongres saja belum," kata Rai Wirajaya.
Sementara Made Urip belum bisa dikonfirmasi soal peluangnya menjadi pengurus DPP untuk kesekian kalinya. Saat dihubungi melalui ponselnya tidak dijawab. Sementara Parta dikonfirmasi, Minggu kemarin mengatakan dirinya ingin fokus membawa aspirasi masyarakat Bali di Senayan agar maksimal kawal aspirasi rakyat Bali. "Saya ingin fokus membawa aspirasi dan mewujudkan harapan masyarakat Bali saat saya maju kampanye jadi caleg. Jadi saya ingin fokus di DPR saja. Saya ingin maksimal berjuang agar citra DPR menjadi lebih baik. Saat ini banyak produk Undang-undang yang dibuat DPR di gugat ke MK dan MK malah mengabulkkan. Itu menunjukan saat pembuatan Undang-Undang DPR tidak fokus," kata Parta. *nat
Untuk aspirasi akar rumput dipastikan tidak akan ada pengusulan, karena itu hak prerogatif Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam menyusun kepengurusan. Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Bali, I Wayan Sutena, Minggu (14/7) mengatakan keputusan partai dalam menentukan seorang kader menjadi pengurus DPP sepenuhnya di tangan ketua umum. "Selama ini tidak ada pengusulan. Karena nanti ada pemanggilan khusus kalau memang akan dipilih. Biasanya Ketua DPD dimintai pendapat dulu. Siapapun yang akan dipilih pasti itulah yang terbaik," ujar Sutena.
Sutena menyebutkan sampai saat ini belum ada rapat pengurus PDIP Bali dalam membahas kandidat calon pengurus DPP PDIP. "Tetap ada pertimbangan, tetapi biasanya tidak ada pengusulan. Kalau sudah kongres dan ketua umum memutuskan itulah yang dipakai. Kita taat dengan keputusan ketua umum saja. Rapat pun tidak ada untuk membahas kandidat calon," kata politisi asal Desa Tegak, Kecamatan Klungkung ini.
Saat ini masih ada tiga nama yang beredar dari internal PDIP Bali menjadi calon pengurus DPP. Mereka adalah I Made Urip, politisi senior asal Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Urip sudah 5 kali lolos sebagai anggota DPR RI dan kini masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPP PDIP Bidang Pendidikan dan Kebudayaan. Dia juga langganan jadi pengurus di Kabinet Megawati.
Sementara nama lainnya ada I Gusti Agung Rai Wirajaya. Politisi senior PDIP asal Desa Peguyangan, Kecamatan Denpasar Barat yang merupakan anggota DPR RI 3 periode. Di Pileg 2019, Rai Wirajaya lolos untuk keempat kalinya ke Senayan. Sementara nama lainnya ada I Nyoman Parta, politisi asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Mantan Sekretaris DPD PDIP Bali ini merupakan caleg DPR RI dapil Bali terpilih di Pileg 2019. Rai Wirajaya dikonfirmasi soal namanya masuk bursa kandidat pengurus memberikan sinyal tidak berambisi.
Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Kongres. Kalaupun ada aspirasi semuanya akan diputuskan induk partai. Sehingga sebagai kader partai dirinya mengikuti dan tunduk dengan keputusan partai. "Kalau soal pengurusan DPP itu adalah urusan kongres. Kita tunduk dengan keputusan kongres saja. Kongres saja belum," kata Rai Wirajaya.
Sementara Made Urip belum bisa dikonfirmasi soal peluangnya menjadi pengurus DPP untuk kesekian kalinya. Saat dihubungi melalui ponselnya tidak dijawab. Sementara Parta dikonfirmasi, Minggu kemarin mengatakan dirinya ingin fokus membawa aspirasi masyarakat Bali di Senayan agar maksimal kawal aspirasi rakyat Bali. "Saya ingin fokus membawa aspirasi dan mewujudkan harapan masyarakat Bali saat saya maju kampanye jadi caleg. Jadi saya ingin fokus di DPR saja. Saya ingin maksimal berjuang agar citra DPR menjadi lebih baik. Saat ini banyak produk Undang-undang yang dibuat DPR di gugat ke MK dan MK malah mengabulkkan. Itu menunjukan saat pembuatan Undang-Undang DPR tidak fokus," kata Parta. *nat
Komentar