'MPLS Tidak Ada Perpeloncoan'
Kadisdikpora juga mengimbau kepada pihak sekolah agar jangan mempersulit peserta didik dengan mewajibkan atribut MPLS yang aneh-aneh.
DENPASAR, NusaBali
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Denpasar dipastikan tidak ada yang melakukan perpeloncoan. Hal ini disampaikan Kadis Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar, Wayan Gunawan didampingi Kabid Pembinaan SMP, AA Gede Wiratama, di Denpasar, Senin (15/7).
Lebih lanjut Kadisdikpora Gunawan mengatakan, pembukaan MPLS dilaksanakan di masing-masing sekolah. Bahkan dalam pelaksanaan yang berlangsung selama empat hari hingga 18 Juli mendatang juga berlangsung di lingkungan sekolah. Kecuali acara bersih-bersih lingkungan seperti PSN dan pemungutan sampah plastik.
Tidak hanya itu, menurut Gunawan, pihaknya telah mengimbau agar pelaksanaan MPLS di sekolah-sekolah dilarang mempersulit peserta didik dengan mewajibkan atribut MPLS yang aneh-aneh. Selain itu, tidak boleh ada bentuk kekerasan secara fisik maupun verbal. Kadisdikpora Gunawan juga memastikan dalam MPLS tidak ada perploncoan. Karena dalam MPLS pihaknya telah mempertegas agar sekolah lebih memberikan atau penanaman nilai-nilai pendidikan karakter agar siswa menjadi lebih baik dari aspek kesantunan, kedisiplinan, dan sikap bela negara. Sesuai tema MPLS SMP di Kota Denpasar yakni 'Melalui MPLS kita tumbuhkan generasi muda berkarakter dan peduli lingkungan'. “Dengan cara seperti itu maka saya harapkan MPLS SMP di Kota Denpasar berjalan dengan damai dan aman,’’ tegasnya.
Kabid Pembinaan SMP AA Gede Wiratama menambahkan, dalam kegiatan MPLS pihaknya melibatkan berbagai stakeholder seperti Dinas Perhubungan, DLHK, KPA, Dinas Kesehatan, Kesbangpol, serta BNN, Polri, dan TNI. Dalam MPLS ini siswa mendapatkan berbagai ilmu seperti masalah pengurangan sampah plastik yang disampaikan oleh DLHK Kota Denpasar, wawasan kebangsaan diberikan oleh TNI dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dampak penggunaan gadget dari RSUP Sanglah, kawasan permainan tradisional diberikan oleh masing-masing sekolah. Sedangkan terkait narkoba HIV/AIDS diberikan langsung oleh BNN.
Lebih lanjut dikatakan, untuk mengurangi penggunaan kantong plastik seluruh siswa yang mengikuti MPLS SMP di Kota Denpasar diwajibkan untuk membawa botol minum sendiri (tumbler). Gerakan ini dinamakan MPLS non plastik.
Wiratama mengatakan, pengurangan sampah plastik harus dimulai sejak dini. Dengan demikian mereka akan lebih menghargai dan menjaga lingkungan. Dengan membawa botol minum sendiri pihaknya berharap di Kota Denpasar bebas dari yang namanya sampah plastik. "Untuk kedepan diharapkan kegiatan MPLS bisa berjalan lancar sesuai harapkan kita semua," ujarnya. *mis
Lebih lanjut Kadisdikpora Gunawan mengatakan, pembukaan MPLS dilaksanakan di masing-masing sekolah. Bahkan dalam pelaksanaan yang berlangsung selama empat hari hingga 18 Juli mendatang juga berlangsung di lingkungan sekolah. Kecuali acara bersih-bersih lingkungan seperti PSN dan pemungutan sampah plastik.
Tidak hanya itu, menurut Gunawan, pihaknya telah mengimbau agar pelaksanaan MPLS di sekolah-sekolah dilarang mempersulit peserta didik dengan mewajibkan atribut MPLS yang aneh-aneh. Selain itu, tidak boleh ada bentuk kekerasan secara fisik maupun verbal. Kadisdikpora Gunawan juga memastikan dalam MPLS tidak ada perploncoan. Karena dalam MPLS pihaknya telah mempertegas agar sekolah lebih memberikan atau penanaman nilai-nilai pendidikan karakter agar siswa menjadi lebih baik dari aspek kesantunan, kedisiplinan, dan sikap bela negara. Sesuai tema MPLS SMP di Kota Denpasar yakni 'Melalui MPLS kita tumbuhkan generasi muda berkarakter dan peduli lingkungan'. “Dengan cara seperti itu maka saya harapkan MPLS SMP di Kota Denpasar berjalan dengan damai dan aman,’’ tegasnya.
Kabid Pembinaan SMP AA Gede Wiratama menambahkan, dalam kegiatan MPLS pihaknya melibatkan berbagai stakeholder seperti Dinas Perhubungan, DLHK, KPA, Dinas Kesehatan, Kesbangpol, serta BNN, Polri, dan TNI. Dalam MPLS ini siswa mendapatkan berbagai ilmu seperti masalah pengurangan sampah plastik yang disampaikan oleh DLHK Kota Denpasar, wawasan kebangsaan diberikan oleh TNI dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dampak penggunaan gadget dari RSUP Sanglah, kawasan permainan tradisional diberikan oleh masing-masing sekolah. Sedangkan terkait narkoba HIV/AIDS diberikan langsung oleh BNN.
Lebih lanjut dikatakan, untuk mengurangi penggunaan kantong plastik seluruh siswa yang mengikuti MPLS SMP di Kota Denpasar diwajibkan untuk membawa botol minum sendiri (tumbler). Gerakan ini dinamakan MPLS non plastik.
Wiratama mengatakan, pengurangan sampah plastik harus dimulai sejak dini. Dengan demikian mereka akan lebih menghargai dan menjaga lingkungan. Dengan membawa botol minum sendiri pihaknya berharap di Kota Denpasar bebas dari yang namanya sampah plastik. "Untuk kedepan diharapkan kegiatan MPLS bisa berjalan lancar sesuai harapkan kita semua," ujarnya. *mis
Komentar