Terpapar Belerang, Ribuan Ikan Mati
Ribuan ikan di dalam keramba jaring apung (KJA) Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, mati.
BANGLI, NusaBali
Ribuan ikan itu mati akibat semburan belerang di areal danau. Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli sudah turun melakukan pengecekan air. Termasuk mendata jumlah ikan yang mati dan kerugian yang dialami petani.
Sekretaris Dinas PKP Bangli, I Wayan Sarma mengungkapkan hasil pengecekan, ikan yang mati ada di wilayah Seked, Desa Kedisan. Dari pengukuran kwalitas air danau, hasilnya ditemukan kandungan sulfur atau belerang. “Kandungan belerang dalam air sifatnya mengikat oksigen. Ikan-ikan kehabisan oksigen dan akhirnya mati,” ungkapnya, Senin (15/7). Bangkai ikan masih ditempatkan di sekitar lokasi KJA, kemungkinan dibawa ke petani di Desa Pengotan untuk diolah menjadi pupuk. “Seperti tahun lalu bangkai ikan diolah jadi pupuk melalui proses fermentasi,” imbuhnya.
Kepala Dinas PKP Bangli mengeluarkan surat edaran melalui desa agar masyarakat menunda penebaran benih ikan dan memanen lebih awal ikan-ikannya. “Kalau sudah cukup untuk dipanen, kami sarankan agar dipercepat, antisipasi semburan belerang yang meluas,” terangnya. Dikatakan, posisi semburan belerang tidak dapat dipastikan karena bisa muncul di sejumlah titik. Sejak dua hari terakhir, ribuan ikan telah mati. “Satu blok bisa berisi 2 ribu ekor ikan nila. Harga ikan kisaran Rp 28 ribu per kilogram. Kerugian petani cukup besar,” ungkapnya. Kebanyakan ikan yang mati size 4-6. Ikan yang kecil masih bisa bertahan. *esa
Ribuan ikan itu mati akibat semburan belerang di areal danau. Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli sudah turun melakukan pengecekan air. Termasuk mendata jumlah ikan yang mati dan kerugian yang dialami petani.
Sekretaris Dinas PKP Bangli, I Wayan Sarma mengungkapkan hasil pengecekan, ikan yang mati ada di wilayah Seked, Desa Kedisan. Dari pengukuran kwalitas air danau, hasilnya ditemukan kandungan sulfur atau belerang. “Kandungan belerang dalam air sifatnya mengikat oksigen. Ikan-ikan kehabisan oksigen dan akhirnya mati,” ungkapnya, Senin (15/7). Bangkai ikan masih ditempatkan di sekitar lokasi KJA, kemungkinan dibawa ke petani di Desa Pengotan untuk diolah menjadi pupuk. “Seperti tahun lalu bangkai ikan diolah jadi pupuk melalui proses fermentasi,” imbuhnya.
Kepala Dinas PKP Bangli mengeluarkan surat edaran melalui desa agar masyarakat menunda penebaran benih ikan dan memanen lebih awal ikan-ikannya. “Kalau sudah cukup untuk dipanen, kami sarankan agar dipercepat, antisipasi semburan belerang yang meluas,” terangnya. Dikatakan, posisi semburan belerang tidak dapat dipastikan karena bisa muncul di sejumlah titik. Sejak dua hari terakhir, ribuan ikan telah mati. “Satu blok bisa berisi 2 ribu ekor ikan nila. Harga ikan kisaran Rp 28 ribu per kilogram. Kerugian petani cukup besar,” ungkapnya. Kebanyakan ikan yang mati size 4-6. Ikan yang kecil masih bisa bertahan. *esa
1
Komentar