Desa Megati Harapkan Bantuan Mesin Pembuat Minyak VCO
Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan adalah salah satu desa penghasil kelapa.
TABANAN, NusaBali
Namun sayang sekarang masyarakat hanya mampu menjual kelapa mentah dalam bentuk gelondongan, dan belum bisa menjual dalam bentuk hasil olahan buah kelapa. Untuk itu Desa Megati mengharapkan bantuan dari pemerintah berupa mesin pembuat minyak VCO (virgin coconut oil) serta bantuan pemasaran.
Perbekel Desa Megati I Wayan Sueca, mengatakan saat ini masyarakat Desa Megati hanya mampu menjual kelapa mentah. Pihaknya sebenarnya menginginkan bantuan pemerintah berupa mesin pengolahan untuk membuat minyak, serta dibantu pemasaran. “Supaya jangan sampai kelapa sudah kami olah, tetapi pemasaran tidak jelas,” ujarnya, Sabtu (13/6).
Sueca menyatakan, beberapa desa sudah dibantu mesin pengolah kelapa untuk dijadikan VCO, tetapi pemasaran VCO belum maksimal. “Ada beberapa desa yang begitu, jadi kami ingin bantuan mesin tetapi tidak buru-buru, masih memikirkan pemasaran. Di samping BUMDes, kami belum tahu celah pemasaran,” imbuh Sueca.
Dengan kondisi itu masyarakat masih menjual kelapa gelondongan. Saat ini harga per butir kelapa kisaran Rp 2.000. Harga sekarang jauh lebih rendah dari pada sebelumnya yang mencapai Rp 4.000 per butir. “Informasinya, harga rendah karena banyak saingan pedagang yang ikut menjual kelapa ke Jawa,” kata Sueca.
Meskipun demikian kelapa yang dijual masyarakat tidak sampai tidak terjual. Pelanggan setiap hari masih memesan ke Desa Megati. “Di samping jual mentah, masyarakat kami juga menjual minyak kelapa yang diolah secara tradisional. Pemasaran hanya sampai di kalangan banjar dan pasar tradisional,” tandasnya. *des
Perbekel Desa Megati I Wayan Sueca, mengatakan saat ini masyarakat Desa Megati hanya mampu menjual kelapa mentah. Pihaknya sebenarnya menginginkan bantuan pemerintah berupa mesin pengolahan untuk membuat minyak, serta dibantu pemasaran. “Supaya jangan sampai kelapa sudah kami olah, tetapi pemasaran tidak jelas,” ujarnya, Sabtu (13/6).
Sueca menyatakan, beberapa desa sudah dibantu mesin pengolah kelapa untuk dijadikan VCO, tetapi pemasaran VCO belum maksimal. “Ada beberapa desa yang begitu, jadi kami ingin bantuan mesin tetapi tidak buru-buru, masih memikirkan pemasaran. Di samping BUMDes, kami belum tahu celah pemasaran,” imbuh Sueca.
Dengan kondisi itu masyarakat masih menjual kelapa gelondongan. Saat ini harga per butir kelapa kisaran Rp 2.000. Harga sekarang jauh lebih rendah dari pada sebelumnya yang mencapai Rp 4.000 per butir. “Informasinya, harga rendah karena banyak saingan pedagang yang ikut menjual kelapa ke Jawa,” kata Sueca.
Meskipun demikian kelapa yang dijual masyarakat tidak sampai tidak terjual. Pelanggan setiap hari masih memesan ke Desa Megati. “Di samping jual mentah, masyarakat kami juga menjual minyak kelapa yang diolah secara tradisional. Pemasaran hanya sampai di kalangan banjar dan pasar tradisional,” tandasnya. *des
Komentar