Banyak Luka Memar, Kondisinya Masih Kritis
Korban MOS SMA Taruna Tambah Satu
JAKARTA, NusaBali
Korban perpeloncoan di SMA Taruna Indonesia Palembang ternyata lebih dari satu. Selain Delwyn Berli Juliandro (14) yang meninggal dunia, satu korban lain saat ini masih terbaring di Rumah Sakit Karya Asih Lebong Gajah Palembang, Sumatera Selatan.
Siswa lain yang diduga menjadi korban penganiayaan pada saat masa orientasi siswa atau MOS di SMA Taruna Indonesia Palembang adalah Wiko Jeriyanda (16). Orangtua korban, Suwito (44) telah melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polresta Palembang.
Menurut Kuasa Hukum Wiko, Firli Darta, anak kliennya itu termasuk salah satu korban kekerasan, sama seperti yang dialami Delwyn hingga akhirnya meregang nyawa. Tindak kekerasan dialami Wiko pada saat menjalani MOS.
"Pengaduan kekerasan yang menimpa anak klien kami sudah diterima polisi, kami masih menunggu tindak lanjut dari pihak yang berwajib," kata Firli Darta, Selasa (16/7) seperti dilansir vivanews.
Sebelum memutuskan untuk membawa kasus ini ke ranah hukum, kliennya mendapat kabar dari pihak sekolah bahwa anaknya sudah berada di rumah sakit.
Kejadian ini tepatnya berlangsung saat tengah menjalani MOS pada Sabtu (13/7) sekitar pukul 14.00 WIB. Pihak sekolah ketika itu menghubungi wali murid bahwa Wiko sedang sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Karya Asih Lebong Gajah.
"Saat kita didatangi, dia sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri dan kini masih dalam kondisi kritis. Kalau diperhatikan, di tubuh korban banyak terdapat luka memar," ujar Firli.
Polisi sebelumnya sudah menetapkan satu tersangka atas kasus perpeloncoan di SMA Taruna Indonesia. Penyidik menetapkan Obi Prisma (24) yang merupakan pembina MOS, sebagai tersangka atas kematian Delwyn.
Kepala Polda Sumatera Selatan, Irjen Pol Firli Bahuri menegaskan, saat ini pihaknya masih menyelidiki kemungkinan adanya tersangka lain dalam peristiwa tersebut.
"Mengenai kemungkinan akan ada tersangka lain, kita masih tunggu penyidikan dari Polresta Palembang. Kami prihatin dalam proses pendidikan masih ada perpeloncoan yang berakibat adanya korban meninggal dunia," jelas Firli.
Kasus perpeloncoan di SMA Taruna Indonesia menguak saat Berce (41), ibu dari korban Delwyn melaporkan kematian anaknya ke Sentra Peyalanan Kepolisian Terpadu Polresta Palembang, usai mengetahui anaknya meninggal dunia, pada Sabtu 13 Juli lalu.
Ketika itu dia merasa aneh dengan kematian anaknya. Sebab, dia melihat pada bagian lutut kiri anaknya terdapat luka memar. Hal inilah menimbulkan kecurigaan darinya. Kerucigaan ini akhirnya terbukti. Anaknya meninggal dunia karena adanya tindak kekerasan pada saat MOS. *
Siswa lain yang diduga menjadi korban penganiayaan pada saat masa orientasi siswa atau MOS di SMA Taruna Indonesia Palembang adalah Wiko Jeriyanda (16). Orangtua korban, Suwito (44) telah melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polresta Palembang.
Menurut Kuasa Hukum Wiko, Firli Darta, anak kliennya itu termasuk salah satu korban kekerasan, sama seperti yang dialami Delwyn hingga akhirnya meregang nyawa. Tindak kekerasan dialami Wiko pada saat menjalani MOS.
"Pengaduan kekerasan yang menimpa anak klien kami sudah diterima polisi, kami masih menunggu tindak lanjut dari pihak yang berwajib," kata Firli Darta, Selasa (16/7) seperti dilansir vivanews.
Sebelum memutuskan untuk membawa kasus ini ke ranah hukum, kliennya mendapat kabar dari pihak sekolah bahwa anaknya sudah berada di rumah sakit.
Kejadian ini tepatnya berlangsung saat tengah menjalani MOS pada Sabtu (13/7) sekitar pukul 14.00 WIB. Pihak sekolah ketika itu menghubungi wali murid bahwa Wiko sedang sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Karya Asih Lebong Gajah.
"Saat kita didatangi, dia sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri dan kini masih dalam kondisi kritis. Kalau diperhatikan, di tubuh korban banyak terdapat luka memar," ujar Firli.
Polisi sebelumnya sudah menetapkan satu tersangka atas kasus perpeloncoan di SMA Taruna Indonesia. Penyidik menetapkan Obi Prisma (24) yang merupakan pembina MOS, sebagai tersangka atas kematian Delwyn.
Kepala Polda Sumatera Selatan, Irjen Pol Firli Bahuri menegaskan, saat ini pihaknya masih menyelidiki kemungkinan adanya tersangka lain dalam peristiwa tersebut.
"Mengenai kemungkinan akan ada tersangka lain, kita masih tunggu penyidikan dari Polresta Palembang. Kami prihatin dalam proses pendidikan masih ada perpeloncoan yang berakibat adanya korban meninggal dunia," jelas Firli.
Kasus perpeloncoan di SMA Taruna Indonesia menguak saat Berce (41), ibu dari korban Delwyn melaporkan kematian anaknya ke Sentra Peyalanan Kepolisian Terpadu Polresta Palembang, usai mengetahui anaknya meninggal dunia, pada Sabtu 13 Juli lalu.
Ketika itu dia merasa aneh dengan kematian anaknya. Sebab, dia melihat pada bagian lutut kiri anaknya terdapat luka memar. Hal inilah menimbulkan kecurigaan darinya. Kerucigaan ini akhirnya terbukti. Anaknya meninggal dunia karena adanya tindak kekerasan pada saat MOS. *
1
Komentar