Bupati Instruksikan Penanganan Dampak Gempa Disegerakan
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menginstruksikan jajarannya untuk mengambil tindakan cepat pasca gempa 6,0 SR yang mengakibatkan kerusakan di 36 titik.
MANGUPURA, NusaBali
Instruksi bupati tidak hanya ditujukan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), melainkan juga kepada instansi terkait seperti Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung, terutama soal penanganan kerusakan bangunan sekolah. “Iya (mengenai dampak gempa) sudah ditangani,” tegas Bupati Giri Prasta usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Badung, Kamis (18/7).
Menurut Bupati Giri Prasta, gempa tidak bisa diprediksi. Karena itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk sama-sama menjaga alam. “Yang bisa kita lakukan harus dekat dengan alam. Sederhana saja, kalau kita sayang dengan alam, alam itu pasti dekat dengan kita,” tandasnya.
Pada bagian lain, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung Ni Putu Ermy Setiari, memastikan telah melakukan pendataan pasca gempa, Selasa (16/7) lalu. “Dari hasil pendataan di lapangan kerusakan karena akibat gempa terjadi 36 titik kerusakan. Di Kecamatan Kuta Selatan ada 24 titik, Kuta ada 6 titik, Kuta Utara 3 titik, Abiansemal 2 titik, dan Mengwi 1 titik,” ungkapnya.
Untuk penanganan pasca gempa, BPBD akan berkoordinasi lebih lanjut dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. “Setelah kami mendata di lapangan, kami akan membuat rekomendasi kepada OPD teknis untuk memperbaiki segera. Jadi kami hanya memberikan rekomendasi kepada OPD teknis untuk segera menangani,” katanya.
“Dari segi penanganan kedaruratan sudah kami lakukan, pembersihan puing-puing bangunan yang rusak juga sudah. Tinggal sekarang untuk perbaikannya, kami tidak berhak mengerjakan. Kami sifatnya memberikan rekomendasi saja,” tegas Ermy Setiari. Dia menyebut total kerugian akibat gempa sekitar Rp 600 juta.
Seperti diketahui, bangunan yang rusak didominasi gedung sekolah. Selain itu juga ada kantor camat, fasilitas publik, pertokoan, dan rumah-rumah penduduk.
Sedangkan Kepala Disdikpora Badung I Ketut Widia Astika, mengatakan telah melapor ke pimpinan terkait sekolah yang rusak. “Bapak Sekda telah memberikan arahan untuk langsung melakukan pendataan, kerugian apa saja, berapa butuh dana, dan prioritas apa saja yang perlu diperbaiki,” katanya. *asa
Menurut Bupati Giri Prasta, gempa tidak bisa diprediksi. Karena itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk sama-sama menjaga alam. “Yang bisa kita lakukan harus dekat dengan alam. Sederhana saja, kalau kita sayang dengan alam, alam itu pasti dekat dengan kita,” tandasnya.
Pada bagian lain, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung Ni Putu Ermy Setiari, memastikan telah melakukan pendataan pasca gempa, Selasa (16/7) lalu. “Dari hasil pendataan di lapangan kerusakan karena akibat gempa terjadi 36 titik kerusakan. Di Kecamatan Kuta Selatan ada 24 titik, Kuta ada 6 titik, Kuta Utara 3 titik, Abiansemal 2 titik, dan Mengwi 1 titik,” ungkapnya.
Untuk penanganan pasca gempa, BPBD akan berkoordinasi lebih lanjut dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. “Setelah kami mendata di lapangan, kami akan membuat rekomendasi kepada OPD teknis untuk memperbaiki segera. Jadi kami hanya memberikan rekomendasi kepada OPD teknis untuk segera menangani,” katanya.
“Dari segi penanganan kedaruratan sudah kami lakukan, pembersihan puing-puing bangunan yang rusak juga sudah. Tinggal sekarang untuk perbaikannya, kami tidak berhak mengerjakan. Kami sifatnya memberikan rekomendasi saja,” tegas Ermy Setiari. Dia menyebut total kerugian akibat gempa sekitar Rp 600 juta.
Seperti diketahui, bangunan yang rusak didominasi gedung sekolah. Selain itu juga ada kantor camat, fasilitas publik, pertokoan, dan rumah-rumah penduduk.
Sedangkan Kepala Disdikpora Badung I Ketut Widia Astika, mengatakan telah melapor ke pimpinan terkait sekolah yang rusak. “Bapak Sekda telah memberikan arahan untuk langsung melakukan pendataan, kerugian apa saja, berapa butuh dana, dan prioritas apa saja yang perlu diperbaiki,” katanya. *asa
1
Komentar