Puluhan Sampan Beradu Cepat
Susuri Sungai Perancak – Samblong
NEGARA, NusaBali
Pemkab Jembrana kembali menggelar Lomba Balap Sampan, Jumat (19/7), serangkaian perayaan HUT Kota Negara ke-124. Lomba mengambil start dari muara Sungai Perancak, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana dan finish di Sungai Samblong, tepatnya di selatan Jembatan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana.
Lomba diramaikan 80 peserta. Masing-masing peserta terdiri dari dua orang. Lomba menempuh jarak sekitar 6 km ini juga menjadi salah satu kegiatan yang cukup dinanti-nanti setiap HUT Kota Negara. Hampir di setiap titik jembatan maupun sisi sungai yang dilewati peserta, dipadati penonton. Terutama para warga sekitar pesisir wilayah Kecamatan Jembrana, yang juga cukup banyak menjadi peserta dalam lomba.
Dalam lomba kemarin, tiga peserta yang berhasil menjadi juara tiga besar, semuanya merupakan peserta dari Lingkungan Samblong. Juara I diarih pasangan I Gede Sandi Adnyana - Wayan Taler, berhasil finish dengan waktu tempuh 33 menit 37 detik. Mereka berhak atas hadiah uang Rp 2 juta. Juara II dan III, masing-masing pasangan I Ketut Pariasa - I Ketut Suatra (waktu tempuh 34 menit 40 detik) berhak atas hadiah Rp 1,5 juta, dan pasangan I Komang Sutama- I Gede Eka Yastika (waktu tempuh 34 menit 50 detik) berhak atas hadiah Rp 1,3 juta.
Selain tiga besar, juga disediakan hadiah juara IV hingga X yang mendapat hadiah uang masing-masing dari Rp 1 juta, Rp 900.000, Rp 800.000, Rp 700.000, Rp 600.000, Rp 500.000 hingga Rp 400.000. Kemudian peserta di luar 10 besar yang telah mencapai garis finish, juga mendapa uang masing-masing Rp 200.000.
Bupati Jembrana I Putu Artha langsung menyaksikan sekaligus menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba tersebut. Dia mengatakan, penyelenggaraan Lomba Balap Sampan yang diikuti 80 peserta ini sudah berjalan dengan baik. Namun, dia melihat perlu ada evaluasi, khsusnya menyangkut pesyaratan sampan yang digunakan peserta. Diharapkan ke depan, ada standar mengenai bentuk maupun ukuran sampannya. “Persyaratan peserta dan perahu harus dibuatkan aturan dengan baik. Jangan sampai sekedar ikut saja,” ujarnya.
Ke depannya, dia pun mengaharapkan, gaung lomba ini menjadi salah satu kegiatan unik setiap HUT Kota Negara. ‘’Ini dapat lebih digaungkan dan dijadikan salah satu kalender wisata,’’ jelasnya. Uniknya, jelas Bupati, karena lomba ini secara tradisional, tanpa penggunaan mesin, sehingga sangat berpotensi menarik wisatawan. Namun untuk selanjutnya, tetapi perlu dilakukan penataan lebih apik. *ode
Lomba diramaikan 80 peserta. Masing-masing peserta terdiri dari dua orang. Lomba menempuh jarak sekitar 6 km ini juga menjadi salah satu kegiatan yang cukup dinanti-nanti setiap HUT Kota Negara. Hampir di setiap titik jembatan maupun sisi sungai yang dilewati peserta, dipadati penonton. Terutama para warga sekitar pesisir wilayah Kecamatan Jembrana, yang juga cukup banyak menjadi peserta dalam lomba.
Dalam lomba kemarin, tiga peserta yang berhasil menjadi juara tiga besar, semuanya merupakan peserta dari Lingkungan Samblong. Juara I diarih pasangan I Gede Sandi Adnyana - Wayan Taler, berhasil finish dengan waktu tempuh 33 menit 37 detik. Mereka berhak atas hadiah uang Rp 2 juta. Juara II dan III, masing-masing pasangan I Ketut Pariasa - I Ketut Suatra (waktu tempuh 34 menit 40 detik) berhak atas hadiah Rp 1,5 juta, dan pasangan I Komang Sutama- I Gede Eka Yastika (waktu tempuh 34 menit 50 detik) berhak atas hadiah Rp 1,3 juta.
Selain tiga besar, juga disediakan hadiah juara IV hingga X yang mendapat hadiah uang masing-masing dari Rp 1 juta, Rp 900.000, Rp 800.000, Rp 700.000, Rp 600.000, Rp 500.000 hingga Rp 400.000. Kemudian peserta di luar 10 besar yang telah mencapai garis finish, juga mendapa uang masing-masing Rp 200.000.
Bupati Jembrana I Putu Artha langsung menyaksikan sekaligus menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba tersebut. Dia mengatakan, penyelenggaraan Lomba Balap Sampan yang diikuti 80 peserta ini sudah berjalan dengan baik. Namun, dia melihat perlu ada evaluasi, khsusnya menyangkut pesyaratan sampan yang digunakan peserta. Diharapkan ke depan, ada standar mengenai bentuk maupun ukuran sampannya. “Persyaratan peserta dan perahu harus dibuatkan aturan dengan baik. Jangan sampai sekedar ikut saja,” ujarnya.
Ke depannya, dia pun mengaharapkan, gaung lomba ini menjadi salah satu kegiatan unik setiap HUT Kota Negara. ‘’Ini dapat lebih digaungkan dan dijadikan salah satu kalender wisata,’’ jelasnya. Uniknya, jelas Bupati, karena lomba ini secara tradisional, tanpa penggunaan mesin, sehingga sangat berpotensi menarik wisatawan. Namun untuk selanjutnya, tetapi perlu dilakukan penataan lebih apik. *ode
1
Komentar