SDN 1 Mambang Bangun Panyengker dari Bata Plastik
Langkah nyata untuk mengurangi sampah plastik diterapkan oleh SDN 1 Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Sekolah ini membuat panyengker sekolah dari ecobrik (bata sampah plastic yang dipadatkan). Ecobrik yang diperlukan sekitar 30.000 buah mendapat dukungan dari OPD (organisasi perangkat daerah) dan beberapa sekolah di Tabanan. Dengan jumlah ecobrik sebanyak itu sekitar 15 ton sampah plastik bisa dikurangi. SDN 1 Mambang pun sandang predikat Adiwiyata Nasional. Sebab sejak tahun 2011 siswa di sekolah ini diedukasi untuk peduli lingkungan. Caranya siswa memungut sampah plastik di sekitar sekolah dan banjar, lanjut disulap dengan membentuk sejumlah keterampilan yang bermanfaat. Hingga kini kebiasaan tersebut masih diterapkan sehingga SDN 1 Mambang kerap menjadi perwakilan sekolah dri Tabanan bidang lingkungan hingga dikenal ke seluruh Bali.
Pengagas daur ulang sampah plastik, I Wayan Budi Susila menerangkan, ada beberapa alasan SDN 1 Mambang membuat panyengker dari ecobrik. Antara lain, sekolah belum mendapat bantuan pemerintah meski dari pihak kecamatan kerap mengukur lahan. Dari segi keamanan sekolah, dan ketiga ingin mengedukasi masyarakat bahwa sampah tidak menjadi masalah besar ketika bisa mengatasi. "Alasan utamanya kami ingin segera punya demi keamanan sekolah," ujarnya, Jumat (19/7).
Kata dia, SDN 1 Mambang akan buat penyengker dari ecobrik sepanjang 101 meter dengan ketinggian 1,5 meter. Ecobrik yang dibantu oleh OPD dan sejumlah sekolah di Tabanan ini baru terkumpul baru 3 ribu. "Penanggungjawabnya adalah Dinas Lingkungan Hidup Tabanan," imbuhnya.
Sayang dari sejumlah ecobrik yang sudah terkumpul, banyak yang tidak bisa digunakan. Sebab banyak ecobrik yang dibuat masih lembek dan belum padat. "Kalau bisa sedikit demi sedikit dipadatkan jangan sekalian. Jika sekalian di bagian bawah lembek, tak bagus untuk dijadikan bata tembok," harap Susila.
Kini dari 3.000 ecobrik yang terkumpul sudah mulai dibuat pondasi awal. Ecobrik yang digunakan juga dicampur dengan semen supaya lebih kuat. Jika nanti sudah lapuk tinggal ditambal semen secara keseluruhan. "Tembok dari ecobrik akan bertahan sampai 70 tahun. Karena penguraian sampah plastik sangat lama," tambah Susila.
Susila yang juga guru kelas VI ini menambahkan, dalam mengerjakan tembok panyengker dibantu oleh tukang. Sementara siswa membantu mengangkut. Setelah jadi tembok dari ecobrik akan dihias sedemian rupa. Bahkan akan dibuatkan atap supaya tembok tidak kehujanan. "Mudah-mudahan segera terwujud tembok kami," ujarnya.
Untuk diketahui SDN 1 Mambang sudah banyak menghasilkan karya dari sampah plastik terutama dari botol minuman kemasan. Mulai dari meja belajar, pohon natal, lampion, tempat pot, bunga palsu, perahu dan kini karya yang paling besar adalah buat tembok penyengker dari ecobrik.*des
Pengagas daur ulang sampah plastik, I Wayan Budi Susila menerangkan, ada beberapa alasan SDN 1 Mambang membuat panyengker dari ecobrik. Antara lain, sekolah belum mendapat bantuan pemerintah meski dari pihak kecamatan kerap mengukur lahan. Dari segi keamanan sekolah, dan ketiga ingin mengedukasi masyarakat bahwa sampah tidak menjadi masalah besar ketika bisa mengatasi. "Alasan utamanya kami ingin segera punya demi keamanan sekolah," ujarnya, Jumat (19/7).
Kata dia, SDN 1 Mambang akan buat penyengker dari ecobrik sepanjang 101 meter dengan ketinggian 1,5 meter. Ecobrik yang dibantu oleh OPD dan sejumlah sekolah di Tabanan ini baru terkumpul baru 3 ribu. "Penanggungjawabnya adalah Dinas Lingkungan Hidup Tabanan," imbuhnya.
Sayang dari sejumlah ecobrik yang sudah terkumpul, banyak yang tidak bisa digunakan. Sebab banyak ecobrik yang dibuat masih lembek dan belum padat. "Kalau bisa sedikit demi sedikit dipadatkan jangan sekalian. Jika sekalian di bagian bawah lembek, tak bagus untuk dijadikan bata tembok," harap Susila.
Kini dari 3.000 ecobrik yang terkumpul sudah mulai dibuat pondasi awal. Ecobrik yang digunakan juga dicampur dengan semen supaya lebih kuat. Jika nanti sudah lapuk tinggal ditambal semen secara keseluruhan. "Tembok dari ecobrik akan bertahan sampai 70 tahun. Karena penguraian sampah plastik sangat lama," tambah Susila.
Susila yang juga guru kelas VI ini menambahkan, dalam mengerjakan tembok panyengker dibantu oleh tukang. Sementara siswa membantu mengangkut. Setelah jadi tembok dari ecobrik akan dihias sedemian rupa. Bahkan akan dibuatkan atap supaya tembok tidak kehujanan. "Mudah-mudahan segera terwujud tembok kami," ujarnya.
Untuk diketahui SDN 1 Mambang sudah banyak menghasilkan karya dari sampah plastik terutama dari botol minuman kemasan. Mulai dari meja belajar, pohon natal, lampion, tempat pot, bunga palsu, perahu dan kini karya yang paling besar adalah buat tembok penyengker dari ecobrik.*des
1
Komentar