Mahasiswi Rekayasa Kasus Penculikan
Butuh Uang Rp 25 Juta untuk Foya-Foya
MAKASSAR, NusaBali
Seorang mahasiswi salah satu universitas di Makassar, Sumatera Selatan, Eca, diduga merekayasa kasus penculikan atas dirinya demi mendapatkan uang ‘tebusan’ Rp 25 juta dari orangtuanya.
Orangtuanya yang kebingungan pun melaporkan hal itu kepada polisi. Dari hasil penyelidikan polisi, ternyata laporan penculikan tersebut adalah rekayasa. Kini Eca harus berurusan dengan pihak berwajib. Hal tersebut diungkapkan Kasatreskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko di Polrestabes, Jumat (19/7) siang.
“Awalnya polisi menerima informasi dari masyarakat bahwa anaknya diculik dan disekap serta minta tebusan Rp 25 juta," ujar AKBP Indratmoko kepada wartawan, Kamis (18/7).
Indratmoko mengungkapkan pelaku mengirim foto korban kepada orang tuanya. Dalam foto yang dikirimkan, korban tampak disekap dengan tangan diikat dan mata diplester. Pelaku, kata Indratmoko, juga meminta uang tebusan itu paling lambat dibayarkan pada Kamis (18/7) malam.
"Tadi di WA ke nomor ibunya, kirim foto anaknya disekap dan dikasih batas waktu sampai pukul 20.00 malam harus ditransfer," ujarnya.
Polisi akhirnya mendapati salah satu lokasi penyekapan. Penggerebekan lokasi penyekapan dilakukan oleh tim Jatanras Polrestabes Makassar di sekitar kawasan Kecamatan Tamalanrea, Makassar. Namun, saat tiba di lokasi, polisi hanya mendapat kain yang digunakan untuk mengikat korban yang merupakan mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang. Kemudian polisi mengembangkan lokasi pencarian lagi. Akhirnya Eca ditemukan di Kabupaten Maros.
Dari hasil pemeriksaan, polisi menduga si anak ini bukan merupakan korban penculikan, namun si anak memberikan pesan ke orang tua untuk meminta keperluan si anak. “Dia meminta tebusan Rp 25 juta, itu hasil rekayasanya," ujar Indratmoko dilansir detik.
Apa motif mahasiswi pura-pura diculik? "Buat digunakan belanja, bergaul sama teman-temannya. Mungkin karena pengaruh gaya hidup, karena anak ini cukup berprestasi untuk kampusnya," ujar Kanit Jatanras Polrestabes Makassar Iptu Eka Bayu Budhiawan, Jumat (19/7).
Selain digunakan berfoya-foya, uang tebusan sebesar Rp 25 juta yang diperas kepada orang tuanya sendiri itu rencananya akan dipakai membayar utang serta digunakan membeli buku. "Pengakuan ke penyidik untuk membayar utang dan membeli buku," kata Eka Bayu.
Sementara itu, dari hasil interogasi polisi, foto korban saat disekap dengan tangan terikat diambil oleh temannya. Mahasiswi ini mengaku foto tersebut akan dikirimkan ke kekasihnya. "Dia minta tolong ke temannya untuk foto, alasannya mau kirim ke pacarnya," ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko terpisah. *
Orangtuanya yang kebingungan pun melaporkan hal itu kepada polisi. Dari hasil penyelidikan polisi, ternyata laporan penculikan tersebut adalah rekayasa. Kini Eca harus berurusan dengan pihak berwajib. Hal tersebut diungkapkan Kasatreskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko di Polrestabes, Jumat (19/7) siang.
“Awalnya polisi menerima informasi dari masyarakat bahwa anaknya diculik dan disekap serta minta tebusan Rp 25 juta," ujar AKBP Indratmoko kepada wartawan, Kamis (18/7).
Indratmoko mengungkapkan pelaku mengirim foto korban kepada orang tuanya. Dalam foto yang dikirimkan, korban tampak disekap dengan tangan diikat dan mata diplester. Pelaku, kata Indratmoko, juga meminta uang tebusan itu paling lambat dibayarkan pada Kamis (18/7) malam.
"Tadi di WA ke nomor ibunya, kirim foto anaknya disekap dan dikasih batas waktu sampai pukul 20.00 malam harus ditransfer," ujarnya.
Polisi akhirnya mendapati salah satu lokasi penyekapan. Penggerebekan lokasi penyekapan dilakukan oleh tim Jatanras Polrestabes Makassar di sekitar kawasan Kecamatan Tamalanrea, Makassar. Namun, saat tiba di lokasi, polisi hanya mendapat kain yang digunakan untuk mengikat korban yang merupakan mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang. Kemudian polisi mengembangkan lokasi pencarian lagi. Akhirnya Eca ditemukan di Kabupaten Maros.
Dari hasil pemeriksaan, polisi menduga si anak ini bukan merupakan korban penculikan, namun si anak memberikan pesan ke orang tua untuk meminta keperluan si anak. “Dia meminta tebusan Rp 25 juta, itu hasil rekayasanya," ujar Indratmoko dilansir detik.
Apa motif mahasiswi pura-pura diculik? "Buat digunakan belanja, bergaul sama teman-temannya. Mungkin karena pengaruh gaya hidup, karena anak ini cukup berprestasi untuk kampusnya," ujar Kanit Jatanras Polrestabes Makassar Iptu Eka Bayu Budhiawan, Jumat (19/7).
Selain digunakan berfoya-foya, uang tebusan sebesar Rp 25 juta yang diperas kepada orang tuanya sendiri itu rencananya akan dipakai membayar utang serta digunakan membeli buku. "Pengakuan ke penyidik untuk membayar utang dan membeli buku," kata Eka Bayu.
Sementara itu, dari hasil interogasi polisi, foto korban saat disekap dengan tangan terikat diambil oleh temannya. Mahasiswi ini mengaku foto tersebut akan dikirimkan ke kekasihnya. "Dia minta tolong ke temannya untuk foto, alasannya mau kirim ke pacarnya," ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko terpisah. *
1
Komentar