Pesilat Bali Raih Emas ASG
Berlumuran Darah di Laga Semifinal
SEMARANG, NusaBali
Pesilat Bali I Gede Arya Widhyantara atau akrab disapa Arya meraih emas di kelas laga E ASEAN School Games (ASG), di Semarang, Jawa Tengah. Arya memastikan emas setelah lawannya dari Thailand MR Kiadtisak Phuangsan mengundurkan diri. Sebab, mengalami cedera kaki dan robek di pelipis saat berlaga di semifinal dengan pesilat Laos.
"Pesilat Thailand tidak kuat dan menyerah. Saya kemudian dinyatakan menang tanpa bertanding," ujar Arya, Senin (22/7) malam. Menurut Arya, bukan hanya pesilat Thailand saja yang seperti itu. Menurut Arya, dirinya pun merasakan hal sama di semifinal. Saat itu Arya bertemu dengan pesilat Malaysia, Muhhamad Najmi Ruslan bin Muhamad Roz. Arya sempat unggul dulu. Namun lawannya mampu mengejar ketertinggalan poin.
Selanjutnya pada 20 detik pertandingan berakhir, Arya mampu membalik keadaan dan pertandingan berakhir 4-1. Namun Arya harus menerima kenyataan, mulutnya robek akibat pukulan pesilat Malaysia.
"Tendangan Ruslan juga mengenai pelipis saya, tapi yang parah kena mulut. Mulut saya sampai berdarah-darah. Saya hanya menyeka saja di arena, baru setelah bertanding di jarit," jelas Arya.
Akibat tindakan itu, pesilat Malaysia mendapat hukuman pengurangan nilai. Arya pun tak membalas perilaku pesilat Malaysia itu ketika bertanding. Dia khawatir berdampak pada hasil yang diperolehnya.
Pertandingan sendiri berjalan panas. Pasalnya, sebagai tuan rumah Arya mendapat dukungan penuh dari penonton yang memadati lokasi pertandingan. Arya memprediksi, mungkin itu yang membuat pesilat Malaysia menjadi emosi sehingga kerap memukul ke arah pelipis dan mulut.
"Saat bertanding, orangtua saya dan kakak sepupu saya yang meraih emas Asian Games 2018 lalu, Komang Harik Adi Putra juga datang. Mereka memberikan support kepada saya. Saya pun semangat bertanding melawan pesilat Malaysia," kata Arya.
Arya pun bersyukur atas prestasi di ASG 2019. Sebab, perjuangan di semifinal sampai berdarah-darah tidak sia-sia. Targetnya meraih emas terealisasi. Dari 10 nomor, pesilat Merah Putih sukses meloloskan delapan pesilat ke final. "Hari ini (Senin) baru tiga pertandingkan. Astungkara, tiga pesilat Indonesia mendapat emas semua, tiga lagi pada Selasa," papar Arya. *k22
Pesilat Bali I Gede Arya Widhyantara atau akrab disapa Arya meraih emas di kelas laga E ASEAN School Games (ASG), di Semarang, Jawa Tengah. Arya memastikan emas setelah lawannya dari Thailand MR Kiadtisak Phuangsan mengundurkan diri. Sebab, mengalami cedera kaki dan robek di pelipis saat berlaga di semifinal dengan pesilat Laos.
"Pesilat Thailand tidak kuat dan menyerah. Saya kemudian dinyatakan menang tanpa bertanding," ujar Arya, Senin (22/7) malam. Menurut Arya, bukan hanya pesilat Thailand saja yang seperti itu. Menurut Arya, dirinya pun merasakan hal sama di semifinal. Saat itu Arya bertemu dengan pesilat Malaysia, Muhhamad Najmi Ruslan bin Muhamad Roz. Arya sempat unggul dulu. Namun lawannya mampu mengejar ketertinggalan poin.
Selanjutnya pada 20 detik pertandingan berakhir, Arya mampu membalik keadaan dan pertandingan berakhir 4-1. Namun Arya harus menerima kenyataan, mulutnya robek akibat pukulan pesilat Malaysia.
"Tendangan Ruslan juga mengenai pelipis saya, tapi yang parah kena mulut. Mulut saya sampai berdarah-darah. Saya hanya menyeka saja di arena, baru setelah bertanding di jarit," jelas Arya.
Akibat tindakan itu, pesilat Malaysia mendapat hukuman pengurangan nilai. Arya pun tak membalas perilaku pesilat Malaysia itu ketika bertanding. Dia khawatir berdampak pada hasil yang diperolehnya.
Pertandingan sendiri berjalan panas. Pasalnya, sebagai tuan rumah Arya mendapat dukungan penuh dari penonton yang memadati lokasi pertandingan. Arya memprediksi, mungkin itu yang membuat pesilat Malaysia menjadi emosi sehingga kerap memukul ke arah pelipis dan mulut.
"Saat bertanding, orangtua saya dan kakak sepupu saya yang meraih emas Asian Games 2018 lalu, Komang Harik Adi Putra juga datang. Mereka memberikan support kepada saya. Saya pun semangat bertanding melawan pesilat Malaysia," kata Arya.
Arya pun bersyukur atas prestasi di ASG 2019. Sebab, perjuangan di semifinal sampai berdarah-darah tidak sia-sia. Targetnya meraih emas terealisasi. Dari 10 nomor, pesilat Merah Putih sukses meloloskan delapan pesilat ke final. "Hari ini (Senin) baru tiga pertandingkan. Astungkara, tiga pesilat Indonesia mendapat emas semua, tiga lagi pada Selasa," papar Arya. *k22
1
Komentar