Puluhan Kucit-Godel Mati Misterius, Diduga Dimakan Manusia Jadi-jadian
Kasus Heboh di Desa Julah
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan anak babi (kucit) dan anak sapi (godel) di Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Buleleng mati secara misterius, dengan luka berlubang mengaga sebesar lingkaran gelas. Isu yang berkembang, hewan-hewan ini diisukan dimakan manusia jadi-jadian.
Kejadian misterius kematian hewan ternak di Desa Julah ini dianggap tidak lazim. Pasalnya, 19 kucit dan 2 godel yang menjadi korban kematian misterius itu ditemukan pemiliknya dalam kondisi sama dan tidak masuk akal. Seorang warga sempat memergoki sosok yang diduga manusia jadi-jadian di malam hari. Namun, sosok manusia berkepala anjing itu keburu kabur saat melihat cahaya senter ke arahnya. Dari situlah kemudian isu berkembang liar bahwa godel dan kucit mati karena dimakan leak.
Wayan Baru, 60, termasuk salah satu petani di Desa Julah yang godelnya diduga jadi mangsa manusia jadi-jadian. Wayan Baru mengaku baru memiliki seekor godel dari indukan sapi yang dipeliharanya. Hanya saja, godel yang baru berumur 4 minggu itu tiba-tiba ditemukan mati di sebelah utara kandang di tegalannya, Kamis (18/7) pagi.
“Saya pagi sekitar jam sembilanan (pukul 09.00 Wita) ke kebun. Sampai di kebun, saya mendapati godel di luar kandang dalam posisi tertidur. Setelah saya periksa dan membalikkan badannya, ternyata ada luka mengaga. Padahal, sehari sebelumnya masih sehat-sehat pas saya kasi makan,” ungkap Wayan Baru saat ditemui NusaBali di rumahnya kawasan Banjar Kanginan, Desa Julah, Selasa (23/7) lalu.
Wayan Baru mengaku bingung, bagaimana godelnya bisa sampai berada di luar kandang dan mati misterius. Padahal, sejak lahir, godel ini sudah disiapkan kandang paten dan tertutup agar tidak lepas. “Saya periksa kandang, ternyata tidak ada rusak. Semuanya tertutup rapat. Saya tidak megerti, kalau lompat juga rasanya tidak mungkin, karena kandangnya tinggi,” katanya.
Saat ditanya soal isu gaib di balik misteri kematian hewan ternak warga Desa Julah, Wayan baru tak berani memastikannya. Namun, menurut dia, kematian hewan ternaknya dan milik para tetangga memang tidak masuk akal, karena semua dengan luka berlukang dan jeroan hewan yang hilang.
“Kalau siluman, itu katanya ada yang lihat, begitu cerita di luar. Tetapi, saya tidak tahu pasti. Bisa saja dimakan oleh orang yang baru belajar ilmu hitam, bisa pula digigit anjing atau hewan buas. Ini yang masih misterius,” keluhnya.
Sementara itu, Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, drh I Gusti Bagus Oka Yadnya, mengaku sudah menerima informasi kematian misterus hewan ternak di Desa Julah. Menurut Oka Yadnya, pihaknya juga sudah sempat turun ke lapangan melakukan investigasi.
Berdasarkan data dan informasi yang diterimanya dari warga Desa Julah, kata Oka Yadnya, kematian hewan ternak misterius itu terjadi sejak 3 bulan terakhir. Hanya saja, masalah ini baru dilaporkan saat korban-korban kembali berjatuhan dalam sepekan terakhir.
“Kasus terakhir tanggal 22 Juli 2019 malam, ada empat ekor anak babi yang mati misterius. Jadi, total ada 19 ekor anak babi dan 2 ekor anak sapi yang mati misterius di Desa Julah,” ungkap Oka Yadnya saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Kamis (25/7).
Dari ciri-ciri kematian dan melihat foto yang diperlihatkan warga Desa Julah, kata Oka Yadnya, hewan ternak yang mati misterius selama ini semuanya dalam kondisi sehat dan dipastikan bukan mati karena penyakit. “Kalau karena penyakit sih tidak, karena hewan-hewan yang mati itu sehat-sehat dan memang baru berumur beberapa minggu. Ada juga yang baru dibeli untuk dipelihara,” tandas Oka Yadnya.
Menurut Oka Yadnya, luka dan berlubang pada bangkai hewan ternak itu diduga bersumber dari benda tajam. Hanya saja, Oka Yadnya belum berani memastikan apakah itu adalah gigitan binatang buas atau karena hal lain. Oka Yadnya mengaku masih ragu, karena melihat sejumlah keanehan dan hal tidak masuk akal terjadi di balik matinya hewan ternak tersebut.
“Jika dilihat lagi anak sapi itu gemuk, kalau toh dimakan binatang buas, pasti ada koyakan di sekitar lukanya. Tapi, ini hanya lubang saja. Hewan apa pun kalau diserang, pasti ada perlawanan. Namun, ini tidak ada tanda kemungkinan bekas perlawanan,” katanya.
Oka Yadnya pun mengimbau masyarakat di Desa Julah dan sekitarnya untuk tetap tenang dan tidak resah pasca kejadian misterius ini. Pihaknya juga meminta masyarakat untuk segera melaporkan kepada petugas peternakan terdekat di kecamatan, jika terjadi lagi kasus serupa. “Dengan begitu, kami bisa lebih cepat melakukan penanganan dan pemeriksaan pada bangkai hewan yang jadi korban itu,” pinta Oka Yadnya. *k23
Kejadian misterius kematian hewan ternak di Desa Julah ini dianggap tidak lazim. Pasalnya, 19 kucit dan 2 godel yang menjadi korban kematian misterius itu ditemukan pemiliknya dalam kondisi sama dan tidak masuk akal. Seorang warga sempat memergoki sosok yang diduga manusia jadi-jadian di malam hari. Namun, sosok manusia berkepala anjing itu keburu kabur saat melihat cahaya senter ke arahnya. Dari situlah kemudian isu berkembang liar bahwa godel dan kucit mati karena dimakan leak.
Wayan Baru, 60, termasuk salah satu petani di Desa Julah yang godelnya diduga jadi mangsa manusia jadi-jadian. Wayan Baru mengaku baru memiliki seekor godel dari indukan sapi yang dipeliharanya. Hanya saja, godel yang baru berumur 4 minggu itu tiba-tiba ditemukan mati di sebelah utara kandang di tegalannya, Kamis (18/7) pagi.
“Saya pagi sekitar jam sembilanan (pukul 09.00 Wita) ke kebun. Sampai di kebun, saya mendapati godel di luar kandang dalam posisi tertidur. Setelah saya periksa dan membalikkan badannya, ternyata ada luka mengaga. Padahal, sehari sebelumnya masih sehat-sehat pas saya kasi makan,” ungkap Wayan Baru saat ditemui NusaBali di rumahnya kawasan Banjar Kanginan, Desa Julah, Selasa (23/7) lalu.
Wayan Baru mengaku bingung, bagaimana godelnya bisa sampai berada di luar kandang dan mati misterius. Padahal, sejak lahir, godel ini sudah disiapkan kandang paten dan tertutup agar tidak lepas. “Saya periksa kandang, ternyata tidak ada rusak. Semuanya tertutup rapat. Saya tidak megerti, kalau lompat juga rasanya tidak mungkin, karena kandangnya tinggi,” katanya.
Saat ditanya soal isu gaib di balik misteri kematian hewan ternak warga Desa Julah, Wayan baru tak berani memastikannya. Namun, menurut dia, kematian hewan ternaknya dan milik para tetangga memang tidak masuk akal, karena semua dengan luka berlukang dan jeroan hewan yang hilang.
“Kalau siluman, itu katanya ada yang lihat, begitu cerita di luar. Tetapi, saya tidak tahu pasti. Bisa saja dimakan oleh orang yang baru belajar ilmu hitam, bisa pula digigit anjing atau hewan buas. Ini yang masih misterius,” keluhnya.
Sementara itu, Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, drh I Gusti Bagus Oka Yadnya, mengaku sudah menerima informasi kematian misterus hewan ternak di Desa Julah. Menurut Oka Yadnya, pihaknya juga sudah sempat turun ke lapangan melakukan investigasi.
Berdasarkan data dan informasi yang diterimanya dari warga Desa Julah, kata Oka Yadnya, kematian hewan ternak misterius itu terjadi sejak 3 bulan terakhir. Hanya saja, masalah ini baru dilaporkan saat korban-korban kembali berjatuhan dalam sepekan terakhir.
“Kasus terakhir tanggal 22 Juli 2019 malam, ada empat ekor anak babi yang mati misterius. Jadi, total ada 19 ekor anak babi dan 2 ekor anak sapi yang mati misterius di Desa Julah,” ungkap Oka Yadnya saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Kamis (25/7).
Dari ciri-ciri kematian dan melihat foto yang diperlihatkan warga Desa Julah, kata Oka Yadnya, hewan ternak yang mati misterius selama ini semuanya dalam kondisi sehat dan dipastikan bukan mati karena penyakit. “Kalau karena penyakit sih tidak, karena hewan-hewan yang mati itu sehat-sehat dan memang baru berumur beberapa minggu. Ada juga yang baru dibeli untuk dipelihara,” tandas Oka Yadnya.
Menurut Oka Yadnya, luka dan berlubang pada bangkai hewan ternak itu diduga bersumber dari benda tajam. Hanya saja, Oka Yadnya belum berani memastikan apakah itu adalah gigitan binatang buas atau karena hal lain. Oka Yadnya mengaku masih ragu, karena melihat sejumlah keanehan dan hal tidak masuk akal terjadi di balik matinya hewan ternak tersebut.
“Jika dilihat lagi anak sapi itu gemuk, kalau toh dimakan binatang buas, pasti ada koyakan di sekitar lukanya. Tapi, ini hanya lubang saja. Hewan apa pun kalau diserang, pasti ada perlawanan. Namun, ini tidak ada tanda kemungkinan bekas perlawanan,” katanya.
Oka Yadnya pun mengimbau masyarakat di Desa Julah dan sekitarnya untuk tetap tenang dan tidak resah pasca kejadian misterius ini. Pihaknya juga meminta masyarakat untuk segera melaporkan kepada petugas peternakan terdekat di kecamatan, jika terjadi lagi kasus serupa. “Dengan begitu, kami bisa lebih cepat melakukan penanganan dan pemeriksaan pada bangkai hewan yang jadi korban itu,” pinta Oka Yadnya. *k23
1
Komentar