Tiga Siswa Smansa Ikuti Pertukaran Pelajar ke AS dan Jepang
Siap Adopsi Kebiasaan Belajar dan Kenalkan Budaya Bali
SINGARAJA, NusaBali
SMAN 1 Singaraja (Smansa), melalui tiga siswanya kembali menembus pintu pertukaran pelajar Internasional. Kali ini kesempatan emas itu menghampiri dua siswanya untuk berangkat dan belajar di Amerika Serikat (AS) dan seorang lagi di Jepang. Ketiganya pun siap mengadopsi kebiasaan belajar dan promosi budaya Bali.
Ketiganya yakni Arnold Keane, 17; dan Dewa Putu Adiatma Pradnyana, 16, siswa kelas IX IPA. Keduanya akan menjalani program pertukaran pelajar Kennedy Lugar-Youth Exchange di AS dari Agustus 2019 hingga Juni 2020. Seorang lagi, yakni, Dewa Made Abiyoga Pratama Pengastika Putra, 18, akan berangkat ke Jepang dengan program Kakehshi Project dari Agustus 2019 sampai dengan Maret 2020.
Mereka sebelumnya menjalani seleksi panjang yang dibuka oleh Yayasan Bina Antra Budaya Indonesia. Mulai dari seleksi berkas di Chapter Denpasar yang meliputi Bali, NTT, Kupang dan Maumere, selanjutnya tes interview chapter Denpasar, seleksi berkas dan interview nasional dan terakhir seleksi berkas internasional.
Ketiganya bersaing ketat dengan 7.300 orang pelajar dari seluruh Indonesia yang berminat mengikuti program pertukaran pelajar tersebut. Setelah seleksi di bulan Mei yang dinyatakan lolos hanya 80 orang, enam di antaranya dari Bali. “Jadi kami sangat bersyukur bisa lolos dari 7.300 pelamar seluruh Indonesia yang diberangkatkan hanya 80 orang saja,” ucap Adiatma saat ditemui di sekolahnya beberapa waktu lalu.
Selain Adiatma dan Arnold yang berangkat ke AS dalam program ini juga ada dua orang siswa SMAN Bali Mandara dan dua orang siswa SMAN 4 Denpasar. Arnold yang juga akan berangkat dengan tujuan yang sama, sudah mempersiapkan segala sesuatu, tak hanya persiapan wawasan, pengetahuan dan bahasa Inggris untuk berkomunikasi, tetapi juga pertunjukan budaya yang akan mereka suguhkan di sekolah mereka menuntut ilmu di AS. “Jadi selain belajar biasa di sana, kami juga akan mementaskan tari Bali, saya Tari Wirayuda dan juga permainan tradisional dan lagu-lagu daerah,” ucap siswa kelas XII IPA itu.
Sedangkan Abhiyoga yang akan berangkat ke Jepang dengan program pertukaran pelajar akan pulang mendahului, karena program yang diikutinya hanya enam bulan. Layaknya seperti Arnorld dan Adiatma, bocah asal Desa/Kecamatan Banjar ini sudha mempersiapkan mental dan wawasan. Selain harus pasih berbahasa Inggris, sedikitnya remaja yang akrab disapa Abhi itu juga harus menguasai Bahasa Jepang.
Dirinya pun memilih Jepang, karena ingin melihat langsung dan menelisik bagaimana sebuah negara yang maju tetap bisa melestraikan dengan kokoh budayanya. “Saya juga tertarik pada teknologinya, di Jepang itu apa-apa serba canggih dan praktis,” jelas dia.
Mereka bertiga pun mengaku siap menunda kelulusannya di SMA, karena mengikuti program ini. Ketiganya pun akan melanjutkan studynya di SMAN 1 Singaraja sebagai siswa kelas XII setelah datang dari program pertukaran pelajar Internasional.
Sementara itu Kepala SMAN 1 Singaraja, Putu Eka Wilantara mengatakan, lolosnya tiga orang siswanya merupakan prestasi yang membanggakan. Keberangkatan siswanya ke AS adalah untuk ketiga kalinya, sedangkan ke Jepang memasuki angkatan kedua. “Sebelumnya anak didik kami sudah ada yang datang ke AS dan Jepang. Harapan kami mereka berhasil membawa hal yang terbaik di negara orang karena mereka berangkat atas nama Indonesia dan juga pulangnya membawa oleh-oleh pengalaman bagi siswa lain,” ucap Eka.
Siswanya yang langganan berangkat ke luar negeri juga disebut Kasek asal Jembrana ini sesuai dengan visi sekolah berwawasan global. Keberhasilan siswanya menembus pintu pendidikan Internasional disebutnya tak terlepas dari didikan sekolah selama ini yang mengharuskan siswa selalu berwawasan luas dan kompleks, tak hanya merajai daerah, tetapi juga nasional dan global. “Harapan lebih jauh, ini bisa menjadi peluang siswa kami melirik beasiswa studi di luar negeri yang sangat banyak dan menjadikan program ini sebagai pintu masuk,” jelas dia. *k23
Ketiganya yakni Arnold Keane, 17; dan Dewa Putu Adiatma Pradnyana, 16, siswa kelas IX IPA. Keduanya akan menjalani program pertukaran pelajar Kennedy Lugar-Youth Exchange di AS dari Agustus 2019 hingga Juni 2020. Seorang lagi, yakni, Dewa Made Abiyoga Pratama Pengastika Putra, 18, akan berangkat ke Jepang dengan program Kakehshi Project dari Agustus 2019 sampai dengan Maret 2020.
Mereka sebelumnya menjalani seleksi panjang yang dibuka oleh Yayasan Bina Antra Budaya Indonesia. Mulai dari seleksi berkas di Chapter Denpasar yang meliputi Bali, NTT, Kupang dan Maumere, selanjutnya tes interview chapter Denpasar, seleksi berkas dan interview nasional dan terakhir seleksi berkas internasional.
Ketiganya bersaing ketat dengan 7.300 orang pelajar dari seluruh Indonesia yang berminat mengikuti program pertukaran pelajar tersebut. Setelah seleksi di bulan Mei yang dinyatakan lolos hanya 80 orang, enam di antaranya dari Bali. “Jadi kami sangat bersyukur bisa lolos dari 7.300 pelamar seluruh Indonesia yang diberangkatkan hanya 80 orang saja,” ucap Adiatma saat ditemui di sekolahnya beberapa waktu lalu.
Selain Adiatma dan Arnold yang berangkat ke AS dalam program ini juga ada dua orang siswa SMAN Bali Mandara dan dua orang siswa SMAN 4 Denpasar. Arnold yang juga akan berangkat dengan tujuan yang sama, sudah mempersiapkan segala sesuatu, tak hanya persiapan wawasan, pengetahuan dan bahasa Inggris untuk berkomunikasi, tetapi juga pertunjukan budaya yang akan mereka suguhkan di sekolah mereka menuntut ilmu di AS. “Jadi selain belajar biasa di sana, kami juga akan mementaskan tari Bali, saya Tari Wirayuda dan juga permainan tradisional dan lagu-lagu daerah,” ucap siswa kelas XII IPA itu.
Sedangkan Abhiyoga yang akan berangkat ke Jepang dengan program pertukaran pelajar akan pulang mendahului, karena program yang diikutinya hanya enam bulan. Layaknya seperti Arnorld dan Adiatma, bocah asal Desa/Kecamatan Banjar ini sudha mempersiapkan mental dan wawasan. Selain harus pasih berbahasa Inggris, sedikitnya remaja yang akrab disapa Abhi itu juga harus menguasai Bahasa Jepang.
Dirinya pun memilih Jepang, karena ingin melihat langsung dan menelisik bagaimana sebuah negara yang maju tetap bisa melestraikan dengan kokoh budayanya. “Saya juga tertarik pada teknologinya, di Jepang itu apa-apa serba canggih dan praktis,” jelas dia.
Mereka bertiga pun mengaku siap menunda kelulusannya di SMA, karena mengikuti program ini. Ketiganya pun akan melanjutkan studynya di SMAN 1 Singaraja sebagai siswa kelas XII setelah datang dari program pertukaran pelajar Internasional.
Sementara itu Kepala SMAN 1 Singaraja, Putu Eka Wilantara mengatakan, lolosnya tiga orang siswanya merupakan prestasi yang membanggakan. Keberangkatan siswanya ke AS adalah untuk ketiga kalinya, sedangkan ke Jepang memasuki angkatan kedua. “Sebelumnya anak didik kami sudah ada yang datang ke AS dan Jepang. Harapan kami mereka berhasil membawa hal yang terbaik di negara orang karena mereka berangkat atas nama Indonesia dan juga pulangnya membawa oleh-oleh pengalaman bagi siswa lain,” ucap Eka.
Siswanya yang langganan berangkat ke luar negeri juga disebut Kasek asal Jembrana ini sesuai dengan visi sekolah berwawasan global. Keberhasilan siswanya menembus pintu pendidikan Internasional disebutnya tak terlepas dari didikan sekolah selama ini yang mengharuskan siswa selalu berwawasan luas dan kompleks, tak hanya merajai daerah, tetapi juga nasional dan global. “Harapan lebih jauh, ini bisa menjadi peluang siswa kami melirik beasiswa studi di luar negeri yang sangat banyak dan menjadikan program ini sebagai pintu masuk,” jelas dia. *k23
Komentar