Petani Jembrana Didorong Tanam Jagung Hibrida
Pemkab Jembrana bersama jajaran Kodim 1617/Jembrana mengelar Gerakan Massal Penanaman dan Lomba Budidaya Jagung Hibrida, di areal persawahan Subak Tegal Jati, Desa Baluk, Kecamatan Negara, Jembrana, Jumat (26/7).
NEGARA, NusaBali
Gerakan tersebut menjadi dorongan kepada petani Jembrana untuk lebih memaksimalkan produksi jagung hibrida yang berpotensi dikembangkan di Jembrana.
Gerakan tersebut dibuka Bupati Jembrana I Putu Artha, bersama Wabup I Made Kembang Hartawan, Sekda I Made Sudiada, dan jajaran perwakilan Kodim Jembrana, dengan melakukan penanaman jagung secara simbolis di areal persawahan setempat. Nantinya, di areal persawahan seluas 75 are dari total 20 hektare areal sawah di Subak Tegal Jati yang menjadi pusat gerakan tersebut, juga akan disertakan sebagai peserta lomba menanam jagung yang diselenggarakan Korem 163/Wirasatya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama, Gerakan Massal Penanaman Jagung Hibrida ini, juga menjadi salah rangkaian peringatan HUT RI ke-74 sekaligus HUT Kota Negara ke-124. Gerakan Masal Penanaman Jagung Hibrida, ini juga menjadi bagian dukungan terhadap program Pemerintah Pusat yang mengintensifkan penanaman Pajale Babe (Padi, Jagung, Kedelai, Bawang dan Cabe). “Harapannya petani juga melirik komoditas jagung ataupun kedelai di Jembrana. Untuk mendorong itu, dari Pusat juga ada bantuan sebanyak 9,5 ton bibit jagung untuk 631 hektare di Jembrana,” ujarnya.
Menurutnya, Kabupaten Jembrana sebenarnya memiliki potensi untuk menghasilkan jagung hingga seluas 1.500 hektare setiap tahunnya. Sedangkan potensi yang tergarap sementara ini, baru mencapai 600 hektar. Hasil panen jagung per hekatre, juga baru mencapai 10 ton dari potensi sebesar 12-15 ton. “Jagung ini memang sangat berpotensi sebagai komoditas unggulan di Jembrana. Khususnya jagung hibrida untuk bubidaya kapasitas besar. Selain menjadi pangan, jenis jagung ini juga biasa dikirim ke perusahan-perusahaan pengolah makanan maupun pakan ternak,” ucapnya.
Bupati Artha yang juga berkesempatan menyerahkan bibit jagung hibrida kepada pengurus Subak Tegal Jati, mengapresiasi kegiatan tersebut, mengingat potensi besar yang dimiliki Kabupaten Jembrana. Dia pun memberikan tantangan kepada Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana agar bisa menanam tanaman jagung di wilayah subak lainnya, yang kurang tanaman jagungnya. Bahkan kalau bisa di subak yang tidak aktif. “Kepada Kelian Subak yang menerima bantuan, saya minta agar merawat dan memelihara tanaman jagung yang ditanam dengan sebaik-baiknya. Saya berharap target produksi sebesar 12-15 ton jagung hibrida per hekatare bisa dicapai,” ujarnya. *ode
Gerakan tersebut dibuka Bupati Jembrana I Putu Artha, bersama Wabup I Made Kembang Hartawan, Sekda I Made Sudiada, dan jajaran perwakilan Kodim Jembrana, dengan melakukan penanaman jagung secara simbolis di areal persawahan setempat. Nantinya, di areal persawahan seluas 75 are dari total 20 hektare areal sawah di Subak Tegal Jati yang menjadi pusat gerakan tersebut, juga akan disertakan sebagai peserta lomba menanam jagung yang diselenggarakan Korem 163/Wirasatya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama, Gerakan Massal Penanaman Jagung Hibrida ini, juga menjadi salah rangkaian peringatan HUT RI ke-74 sekaligus HUT Kota Negara ke-124. Gerakan Masal Penanaman Jagung Hibrida, ini juga menjadi bagian dukungan terhadap program Pemerintah Pusat yang mengintensifkan penanaman Pajale Babe (Padi, Jagung, Kedelai, Bawang dan Cabe). “Harapannya petani juga melirik komoditas jagung ataupun kedelai di Jembrana. Untuk mendorong itu, dari Pusat juga ada bantuan sebanyak 9,5 ton bibit jagung untuk 631 hektare di Jembrana,” ujarnya.
Menurutnya, Kabupaten Jembrana sebenarnya memiliki potensi untuk menghasilkan jagung hingga seluas 1.500 hektare setiap tahunnya. Sedangkan potensi yang tergarap sementara ini, baru mencapai 600 hektar. Hasil panen jagung per hekatre, juga baru mencapai 10 ton dari potensi sebesar 12-15 ton. “Jagung ini memang sangat berpotensi sebagai komoditas unggulan di Jembrana. Khususnya jagung hibrida untuk bubidaya kapasitas besar. Selain menjadi pangan, jenis jagung ini juga biasa dikirim ke perusahan-perusahaan pengolah makanan maupun pakan ternak,” ucapnya.
Bupati Artha yang juga berkesempatan menyerahkan bibit jagung hibrida kepada pengurus Subak Tegal Jati, mengapresiasi kegiatan tersebut, mengingat potensi besar yang dimiliki Kabupaten Jembrana. Dia pun memberikan tantangan kepada Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana agar bisa menanam tanaman jagung di wilayah subak lainnya, yang kurang tanaman jagungnya. Bahkan kalau bisa di subak yang tidak aktif. “Kepada Kelian Subak yang menerima bantuan, saya minta agar merawat dan memelihara tanaman jagung yang ditanam dengan sebaik-baiknya. Saya berharap target produksi sebesar 12-15 ton jagung hibrida per hekatare bisa dicapai,” ujarnya. *ode
Komentar