Buleleng Lirik Budidaya Vanili
Sektor pertanian di Kabupaten Buleleng memang merangkum berbagai macam hasil bumi.
SINGARAJA, NusaBali
Wilayah Kabupaten Buleleng yang sebagian merupakan dataran tinggi memiliki keuntungan tersendiri untuk dikembangkan menjadi lahan tanaman yang memerlukan perlakuan khusus. Salah satunya tanaman vanili yang memiliki potensi besar dikembangkan di Buleleng.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Made Sumiarta mengatakan, potensi pembudidayaan vanili di Buleleng sebenarnya sangat tinggi. Hanya saja sejauh ini petani di Buleleng belum berani membudidayakan dalam jumlah besra, karena tanaman vanili pemilihannya cukup rumit dan memerlukan perlakuan khusus. Terutama dalam pertahanan dari serangan jamur dan bakteri.
“Sejauh ini vanili memang ada ditanam petani kita, hanya saja baru sebatas tanaman sela dalam skup kecil. Karena tanaman vanili ini sangat riskan dengan penyakit bakteri dan jamur. Kalau dilihat dari wilayah Buleleng yang cocok di tanam vanili potensinya sangat besar,” jelas Sumiarta.
Namun sejauh ini membaca peluang pemasaran vanili sangat menjanjikan, petani di Buleleng sudah mulai melirik budidaya vanili. Seperti dikembangkan di daerah Desa Ambengan dan Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Petani vanili saat ini juga masih melakukan uji coba dan penelitian, mencari media yang tepat untuk budidaya sehingga hasil panennya maksimal.
Sumiarta pun mengatakan, media budidaya yang dipakai menggunakan cocopit dan juga menggunakan penaung paranet. “Ini masih dalam tahap pengembangan penelitian soal media dan juga penanganan hama penyakit, sehingga belum berani dipromosikan dulu,” kata dia.
Sementara itu petani-petani di Buleleng yang masih menanam vanili secara individu selama ini direncanakan akan diberikan sekolah lapang. Sehingga mereka lebih memahami bagaimana peningkatan kualitas produk, bagaimana menjadi budidaya yang baik dan sistem pengolahan, termasuk pasca panennya. Hal ini juga disebut Sumiarta menjawab persoalan petani vanili yang selama ini terpaksa memanen vanilinya sebelum masa panen, karena takut serangan penyakit. *k23
Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Made Sumiarta mengatakan, potensi pembudidayaan vanili di Buleleng sebenarnya sangat tinggi. Hanya saja sejauh ini petani di Buleleng belum berani membudidayakan dalam jumlah besra, karena tanaman vanili pemilihannya cukup rumit dan memerlukan perlakuan khusus. Terutama dalam pertahanan dari serangan jamur dan bakteri.
“Sejauh ini vanili memang ada ditanam petani kita, hanya saja baru sebatas tanaman sela dalam skup kecil. Karena tanaman vanili ini sangat riskan dengan penyakit bakteri dan jamur. Kalau dilihat dari wilayah Buleleng yang cocok di tanam vanili potensinya sangat besar,” jelas Sumiarta.
Namun sejauh ini membaca peluang pemasaran vanili sangat menjanjikan, petani di Buleleng sudah mulai melirik budidaya vanili. Seperti dikembangkan di daerah Desa Ambengan dan Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Petani vanili saat ini juga masih melakukan uji coba dan penelitian, mencari media yang tepat untuk budidaya sehingga hasil panennya maksimal.
Sumiarta pun mengatakan, media budidaya yang dipakai menggunakan cocopit dan juga menggunakan penaung paranet. “Ini masih dalam tahap pengembangan penelitian soal media dan juga penanganan hama penyakit, sehingga belum berani dipromosikan dulu,” kata dia.
Sementara itu petani-petani di Buleleng yang masih menanam vanili secara individu selama ini direncanakan akan diberikan sekolah lapang. Sehingga mereka lebih memahami bagaimana peningkatan kualitas produk, bagaimana menjadi budidaya yang baik dan sistem pengolahan, termasuk pasca panennya. Hal ini juga disebut Sumiarta menjawab persoalan petani vanili yang selama ini terpaksa memanen vanilinya sebelum masa panen, karena takut serangan penyakit. *k23
1
Komentar