Sukses Gondol 1 Medali Emas, 2 Perak, dan 3 Special Award
Dalam lomba penelitian ‘World Invention and Creativity Olympic 2019’ di Korea Selatan, Tim I dari SMAN 3 Denpasar sukses sabet medali emas, sementara Tim II dari SMAN 3 Denpasar dan Tim III dari SMAN 8 Denpasar masing-masing kebagian perak
Tim Peneliti Muda dari SMAN 3 Denpasar dan SMAN 8 Denpasar Berjaya di Korea Selatan
DENPASAR, NusaBali
Tiga tim peneliti muda dari SMAN 3 Denpasar (2 tim) dan SMAN 8 Denpasar (1 tim) berhasil memboyong medali dalam kompetisi World Invention and Creativity Olympic (WICO) 2019 di Korea Selatan, 25-27 Juli 2019. Dalam lomba penelitian tingkat internasional tersebut, selain memboyong medali emas dan perak, masing-masing tim dari Denpasar ini juga meraih special award.
Lomba Penelitian Tingkat Internasional ‘WICO 2019’ yang berlangsung di Ibukota Seoul, Korea Selatan, ini diikuti 217 tim dari 30 negara belahan Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika. Dari Indonesia, ada 23 tim yang berhasil meraih medali di ajang WICO 2019 ini, termasuk 3 tim peneliti muda asal SMAN 3 Denpasar dan SMAN 8 Denpasar. Khusus dari Bali, memang 3 tim saja yang berlaga dan semuanya sukses raih medali. Mereka didampingi oleh satu guru pembimbing, I Wayan Ananta Wijaya.
Tim I dari SMAN 3 Denpasar sukses menyabet medali emas di ajang WICO 2019, dengan penelitian berjudul ‘Papan Semi-biokomposit dari Kombinasi Limbah Plastik dan Limbah Tongkol Jagung (Zea mays)’. Selain sabet medali emas, tim ini juga meraih special award dari Malaysia.
Tim yang sukses sabet medali emas ini terdiri dari I Gusti Agung Ayu Desinta Linggarcani, 17 (siswi Kelas XII MIPA 4 SMAN 3 Denpasar), Dewa Gede Agata Yudistira Tangeb, 17 (siswa Kelas XII MIPA 4 SMAN 3 Denpasar), Ni Putu Ayu Finansya Saptarini, 17 (siswi Kelas XII IPS 2 SMAN 3 Denpasar), Anak Agung Istri Dina Wahyuni, 17 (siswi XII IPS 1 SMAN 3 Denpasar), Made Widiadnyani, 17 (siswi Kelas XII IPS 1 SMAN 3 Denpasar), dan Luh Putu Cahyaning Saraswa-ti, 17 (siwsi XII MIPA 5 SMAN 3 Denpasar).
Sedangkan Tim II dari SMAN 3 Denpasar, berhasil medali perak dan special award dari WIIPA (World Invention Intellectual Property Associations), yang berjaya dengan penelitian tentang ‘Cat flowlang anti korosi dari kombinasi bunga telang (clitoria ternatea), talk (CaCO3), Resin, dan Aseton’. Tim ini beranggotakan I Gusti Ngurah Agung Pramudya Udayana, 17 ( siswa XII MIPA 4 SMAN 3 Denpasar), Tiana Trisna Kharisma Dewi, 17 (Kelas XII MIPA 2 SMAN 3 Denpasar), Putu Ayu Dayita Mahashanti, 16 (Kelas XI MIPA 2 SMAN 3 Denpasar), Anak Agung Istri Dina Wahyuni, 17 (Kelas XII IPS 1 SMAN 3 Denpasar), Putu Dipta Wikananda, 17 (Kelas XII MIPA 2 SMAN 3 Denpasar), dan Ni Putu Sasti Wulandari Dwipa, 16 (Kelas XI MIPA 2 SMAN 3 Denpasar)
Sebaliknya, Tim III dari SMAN 8 Denpasar berhasil menggondol medali perak ajang WICON 2019 dan special award dari Vietnam, setelah berjaya dengan penelitian bertajuk ‘Kombinasi ekstrak daun kedondong sebagai biopestisida terhadap hama kutu dompolan pada tanaman kopi'. Tim ini terdiri dari I Dewa Ayu Adiswari Paramitananda, 16 (siswi Kelas XI IPA 8 SMAN 8 Denpasar), Kadek Ayu Radananda Sukmadewi, 17 (Kelas XII IPA 1 SMAN 8 Denpasar), AA Istri Istadewanti, 16 (Kelas XI IPA 8 SMAN 8 Denpasar), Putu Wulan Prabhaswari, 16 (Kelas XI IPA 8 SMAN 8 Denpasar), dan Kadek Candra Krisnayanthi, 16 (Kelas XI IPA 8 SMAN 8 Denpasar).
Ketiga tim peneliti muda dari SMAN 3 Denpasar dan SMAN 8 Denpasar ini memiliki cerita masing-masing di balik kesuksesan mereka di ajang WICO 2019. Tim I SMAN 3 Denpasar yang diketuai I Gusti Agung Ayu Desinta Linggarcani, misalnya, telah menyiapkan penelitian tentang ‘Papan Semi-biokomposit dari Kombinasi Limbah Plastik dan Limbah Tongkol Jagung (Zea mays)’ selama 5 bulan sebelum lomba tingkat internasional.
Dalam proses penelitian itu, tidaklah mudah. IGA Ayu Desinta cs sempat gagal dan berulangkali dalam proses ujicoba. Mereka juga mengalami kendala dalam hal alat penelitian, alat untuk menguji, waktu, dan keterbatasan lainnya. “Semula, kami sempat pakai abu sabut kelapa sebagai bahan, tapi jadinya kurang baik. Kami mencari informasi dari jurnal-jurnal yang ada di internet. Kami cukup lama melakukan peneli-tian ini, sampai 5 bulan,” ungkap Ayu Desinta saat dihubungi NusaBali per telepon ketika masih berada di Korea Selatan, Minggu (28/7).
Ayu Desinta cs sebenarnya sudah beberapa kali ikut kompetisi penelitian tingkat internasional. Meski demikian, dia mengaku masih saja ada rasa gerogi, mengingat pesertanya hingga 200-an tim. Syukurnya, mereka bisa mengatasi rasa gerogi, bahkan berhasil menggondol medali emas dan special award dari Malaysia.
“Sebelumnya, saya pernah ikut lomba tingkat internasional. Cuma yang berbeda dalam lomba kali ini, lombanya hanya satu hari dan jurinya hanya satu saja. Medali emas ini adalah hasil dari jerih payah dan perjuangan kami selama berbulan-bulan,” tutur siswi Kelas XII MIPA 4 SMAN 3 Denpasar kelahiran 25 Desember 2001 yang tinggal di Asrama Polisi Kreneng Blok L no 6 Denpasar ini.
Lain lagi cerita Tim II SMAN 3 Denpasar yang diketuai I Gusti Ngurah Agung Pramudya Udayana. Dalam ajang WICON 2019 di Korea Selatan, Gung Pramudya Udayana cs yang menampilkan penelitian tentang ‘Cat flowlang anti korosi dari combinasi bunga telang (clitoria ternatea), talk (CaCO3), Resin, dan Aseton’ dan pulang dengan kalungan medali perak dan dan special award dari WIIPA. Meski sedikit kecewa karena gagal raih medali emas, namun mereka cukup bersyukur karena keikutsertaannya tidak sampai sia-sia.
“Pada awalnya, kami merasa sedikit rasa kecewa karena hasil yang didapat (medali perak) melenceng dari harapan. Tapi, rasa kecewa itu terbayarkan karena selain mendapatkan perak, kami juga mendapatkan spesial award dari WIIPA. Akhirnya, perjuangan kami membuahkan hasil yang memuaskan,” cerita siswa yang akrab dipanggil Gung Wah ini kepada NusaBali.
Menurut Gung Wah, penelitian cat flowlang anti korosi ini dibuat dari kombinasi bunga telang, CaCO3, resin, talk, dan aseton. Kandungan tanin pada bunga telang yang bekerja sebagai antikarat, juga kandungan lainnya turut mendukung. Penelitian dilakukan selama dua minggu, dengan berbagai ujicoba untuk menemukan perbandingan komposisi yang pas. Gung Wah cs meyakini, persiapan yang matang membuat saat kompetisi cukup percaya diri.
“Rasa percaya diri yang dipertaruhkan di sini. Memang sih ada gerogi, tapi sedikit, karena kami sudah mempersiapkannya dengan matang. Dan, inilah hasil perjuangan keras kami yang terbaik dan kami bangga akan hal itu,” tandas siswa Kelas XII MIPA 4 SMAN 3 Denpasar kelahiran 3 Agustus 2002 asal Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.
Sementara itu, Tim III dari SMAN 8 Denpasar yang diketuai I Dewa Ayu Adiswari Paramitananda, baru pertama kali ini mengikuti kompetisi penelitian internasional. Dewa Ayu Adiswari cs pun sempat gugup, grogi, dan tidak percaya diri dalam ajang WICON 2019 di Seoul tersebut.
“Awalnya, kami gugup dan tidak percaya diri saat bertemu peserta-peserta dari negara lainnya dengan inovasi-inovasi yang berbeda dan bagus. Grogi sudah pasti, karena kami berkompetisi dengan 30 negara. Kami bertarung dari tingkat SMA, ada juga tim dari level mahasiswa,” cerita Dewa Ayu Adiswari kepada NusaBali per telepon.
Menurut Dewa Ayu Adiswari, penelitian berjudul ‘Kombinasi ekstrak daun kedondong sebagai biopestisida terhadap hama kutu dompolan pada tanaman kopi' ini dibuat dalam bentuk cairan. Daun kedondong dipilih karena ditemukan beberapa senyawa yang bisa membunuh hama kutu dompolan, seperti senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan polifenol. Penelitian ini berlangsung selama dua pekan.
Dewa Ayu Adiswari cs sempat kekurangan waktu dalam membuat ekstrak, karena waktu yang diperlukan cukup lama. Namun demikian, penelitian tersebut akhirnya rampung. Keikutsertaan mereka untuk pertama kalinya di ajang internasional pun tidak mengecewakan, karena berhasil pulang dengan kalungan medali perak dan dapat special award.
Meski hanya dapat medali perak, menurut Dewa Ayu Adiswari, hal ini merupakan pencapaian luar biasa di awal perjuangan mereka. “Arti medali ini buat kami adalah menjadi tonggak awal perjalanan untuk menuju ke lomba-lomba lainnya. Ini juga sekaligus bukti bahwa walaupun pertama kali, kami bisa meraih medali silver dan special award ini,” ujar siswi Kelas XI IPA 8 SMAN 8 Denpasar kelahiran Gia-nyar, 29 Juni 2003 ini. *ind
Komentar