Teater Koma Pentaskan 'Goro-goro: Mahabarata 2'
Teater Koma tengah menggelar produksi ke-158 yang berjudul ‘Goro-goro: Mahabarata 2’.
JAKARTA, NusaBali
Pementasan digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki mulai 25 Juli hingga 4 Agustus 2019. Di lakon ‘Mahabarata’ ala Teater Koma mengisahkan kehidupan para wayang dan dewa. Juga bertutur tentang legenda Padi.
“Saya bicara soal padi, angkatan perang bersenjata kalau tidak makan padi atau gandum akan lemah. Di luar sana, kadang-kadang padi tidak dianggap padahal di tanah Sunda ada Desa Ciptagelar, dulu namanya Ciptarasa yang selalu merayakan panen padi setiap tahunnya,” ujar Nano dilansir detikHOT, Selasa (30/7). Tim kelompok teater yang berdiri pada 1977 silam melakukan riset ke kampung yang berada di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. “Kami meriset ke situ, masyarakat Ciptagelar itu memelihara alam. Di sana menanam padi berdasarkan sumbernya,” imbuhnya. Menurut kepercayaan warga kampung adat yang dipimpin Abah Ugi, padi adalah sumber kehidupan. Padi pun harus ditanam dan dipanen setahun sekali.
Panggung Teater Koma di ‘Mahabarata 2 dipenuhi oleh kemegahan artistik yang maksimal. Berbagai properti untuk mendukung pertunjukan ditambah dengan puluhan kostum baru. Untuk ketiga kalinya menggunakan 100 persen multimedia dan teknologi. Seniman asal Bandung Bulqini yang membantu penggarapan di 'Mahabarata 2'. Yang paling menarik adalah adegan ketika Srinandi sedang terbang melayang di atas awan. “Lewat pertunjukan 'Mahabarata 2', penonton akan diajak untuk membayangkan dan memikirkan seperti apa pemimpin yang diinginkan, pemimpin yang mencintai perdamaian demi kenyamanan dan kemakmuran bersama atau justru yang mencintai pertikaian demi meraih kekuasaan tertinggi,” ujar Nano. *
“Saya bicara soal padi, angkatan perang bersenjata kalau tidak makan padi atau gandum akan lemah. Di luar sana, kadang-kadang padi tidak dianggap padahal di tanah Sunda ada Desa Ciptagelar, dulu namanya Ciptarasa yang selalu merayakan panen padi setiap tahunnya,” ujar Nano dilansir detikHOT, Selasa (30/7). Tim kelompok teater yang berdiri pada 1977 silam melakukan riset ke kampung yang berada di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. “Kami meriset ke situ, masyarakat Ciptagelar itu memelihara alam. Di sana menanam padi berdasarkan sumbernya,” imbuhnya. Menurut kepercayaan warga kampung adat yang dipimpin Abah Ugi, padi adalah sumber kehidupan. Padi pun harus ditanam dan dipanen setahun sekali.
Panggung Teater Koma di ‘Mahabarata 2 dipenuhi oleh kemegahan artistik yang maksimal. Berbagai properti untuk mendukung pertunjukan ditambah dengan puluhan kostum baru. Untuk ketiga kalinya menggunakan 100 persen multimedia dan teknologi. Seniman asal Bandung Bulqini yang membantu penggarapan di 'Mahabarata 2'. Yang paling menarik adalah adegan ketika Srinandi sedang terbang melayang di atas awan. “Lewat pertunjukan 'Mahabarata 2', penonton akan diajak untuk membayangkan dan memikirkan seperti apa pemimpin yang diinginkan, pemimpin yang mencintai perdamaian demi kenyamanan dan kemakmuran bersama atau justru yang mencintai pertikaian demi meraih kekuasaan tertinggi,” ujar Nano. *
Komentar