Operasi Mundur, Pasien Prostat Mengeluh
Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, dirasakan oleh seorang pasien rawat jalan RSUP Sanglah Denpasar, I Ketut Sartha asal Banjar Babakan Desa/Kecamatan Sukawati.
GIANYAR, NusaBali
Pria kelahiran 1 Desember 1959 ini mengalami susah kencing sejak Februari 2019 hingga divonis mengalami gejala prostat. Awalnya, Ketut Sartha merasa nyaman-nyaman saja karena telah menjadi peserta BPJS Kesehatan kelas II sejak tahun 2011.
Selama 8 tahun rutin membayar iuran Rp 60.000 per bulan, Ketut Sartha baru pertama kali memanfaatkan untuk mengobati susah kencingnya. Namun bukannya mendapat pelayanan prima, Ketut Sartha dalam kondisi sakit merasa diabaikan. Bahkan, jadwal operasi yang sudah ditentukan tanggal 17 Juli 2019 lalu di RSUP Sanglah Denpasar ditunda tanpa alasan pasti.
"Jadwal sudah jelas, katanya akan dihubungi per telepon untuk kepastian kapan harus ke rumah sakit. Tapi sampai tanggal 28 Juli kemarin sama sekali tidak ada kabar, apakah jadi operasi atau bagaimana. Sehingga saya pilih mengadu ke anggota dewan Nyoman Parta, siapa tahu ada solusi," ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (30/7).
Lansia ini menyampaikan keluhan bahwa sudah dapat beberapa kali jadwal di RS Sanglah untuk operasi agar bisa kencing secara normal. Tanggal 17 Juli yang lalu juga lagi dapat jadwal, bahkan sudah dapat ditawarkan kamar perawatan, namun entah mengapa tanpa ada alasan yang jelas, operasi ditunda lagi. Sartha merasa dipermainkan. Dia pun sempat mengadukan masalah ini kepada anggota DPRD Bali asal Dapil Gianyar, I Nyoman Parta. "Sekarang dari pihak rumah sakit menjadwalkan kembali hari Kamis (1/8) nanti. Mudah-mudahan tidak diundur lagi," harapnya. *nvi
Selama 8 tahun rutin membayar iuran Rp 60.000 per bulan, Ketut Sartha baru pertama kali memanfaatkan untuk mengobati susah kencingnya. Namun bukannya mendapat pelayanan prima, Ketut Sartha dalam kondisi sakit merasa diabaikan. Bahkan, jadwal operasi yang sudah ditentukan tanggal 17 Juli 2019 lalu di RSUP Sanglah Denpasar ditunda tanpa alasan pasti.
"Jadwal sudah jelas, katanya akan dihubungi per telepon untuk kepastian kapan harus ke rumah sakit. Tapi sampai tanggal 28 Juli kemarin sama sekali tidak ada kabar, apakah jadi operasi atau bagaimana. Sehingga saya pilih mengadu ke anggota dewan Nyoman Parta, siapa tahu ada solusi," ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (30/7).
Lansia ini menyampaikan keluhan bahwa sudah dapat beberapa kali jadwal di RS Sanglah untuk operasi agar bisa kencing secara normal. Tanggal 17 Juli yang lalu juga lagi dapat jadwal, bahkan sudah dapat ditawarkan kamar perawatan, namun entah mengapa tanpa ada alasan yang jelas, operasi ditunda lagi. Sartha merasa dipermainkan. Dia pun sempat mengadukan masalah ini kepada anggota DPRD Bali asal Dapil Gianyar, I Nyoman Parta. "Sekarang dari pihak rumah sakit menjadwalkan kembali hari Kamis (1/8) nanti. Mudah-mudahan tidak diundur lagi," harapnya. *nvi
1
Komentar