Ketua KPK Berikan Kuliah Umum di STKIP Amlapura
Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Agus Rahardjo, beri kuliah umum di hadapan 200-an mahasiswa STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Hindu Amlapura, dalam acara Roadshow KPK 2019 dengan slogan ‘Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi’ di Aula STKIP, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Rabu (31//7) sore.
AMLAPURA, NusaBali
Agus Rahardjo mengungkapkan korupsi terjadi di mana-mana, namun bisa dicegah dengan memulai dari menanamkan sikap jujur dari jenjang sekolah PAUD (pendidikan anak usai dini), SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
Menurutnya, di sekolah mesti ada rambu-rambu ketat tentang peraturan di sekolah, dan perguruan tinggi. Misalnya larangannya tidak boleh nyontek, tidak boleh menitip absen, tidak boleh melakukan plagiat. "Jika ketahuan nyontek diberi sanksi tegas atau dikeluarkan dari sekolah. Cara lain, mesti diselipkan pelajaran anti korupsi di mata pelajaran PKN (Pendidikan Kewarganegaraan)," jelas Agus Rahardjo, yang menjabat Ketua KPK sejak 21 Desember 2015 ini.
Alumnus ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) Surabaya 1984 dan Master of Business Administration (MBA) di Hult International Business Scholl, Boston Amerika ini, juga mengingatkan agar pihak guru juga memberikan contoh agar siswa mengawali bersikap jujur.
Lalu katanya, peran apa yang bisa diberikan kepada mahasiswa di perguruan tinggi, paling tidak mahasiswa bisa memulai dengan cara memperbaiki tingkah laku, taat peraturan, disiplin, dan sikap positif lainnya. Praktek korupsi, lanjut Agus Raharjo, telah menggurita di banyak tempat. Misalnya pelaksanaan demokrasi, masih marak memberlakukan money politics, eksesnya pejabat dilahirkan juga bermental korup.
Sehingga untuk balik modal, mesti melakukan korupsi menggerogoti APBD. Prakteknya dengan melakukan pungli di lembaga perizinan, pengadaan barang dan jasa, memeras calon pejabat yang hendak promosi jabatan, dan banyak lagi.
Nominal korupsi katanya, terus meningkat, karena keuangan negara juga meningkat. Terlebih lagi ada alokasi dana desa yang jumlahnya triliunan rupiah se-Indonesia. Pihak desa terkadang kurang peduli, begitu dana ditransfer, ada yang digunakan membangun ruko, buat biaya umroh dan penyelewengan lainnya.
"Padahal korupsi merugikan sendi-sendi kehidupan berbangsa, sayangnya lagi korupsi dianggap belum ancaman," tambahnya. Kehadiran Agus Rahardjo di STKIP didampingi Kepala Korwil Jatim, Bali dan NTT, Asep Rachmat Suwanda dan Tim Dikti Handayani. Sedangkan workshop di Aula Kantor Bupati Karangasem dengan menghadirkan segenap bendesa adat bertindak sebagai narasumber Direktur Dikyanmas (Pendidikan Pelayanan masyarakat) KPK Giri Suprapdiono dan pendamping M Rofie Hariyanto.
Ketua STKIP Hindu Amlapura, I Wayan Dwija, mengapresiasi kedatangan Ketua KPK memberikan kuliah umum. "Kami implementasikan ilmu-ilmu dari KPK di saat menggelar pengabdian masyarakat. Memerangi korupsi kata kuncinya adalah kejujuran yang tumbuh dari dalam diri sendiri," jelas Dwija. *k16
Agus Rahardjo mengungkapkan korupsi terjadi di mana-mana, namun bisa dicegah dengan memulai dari menanamkan sikap jujur dari jenjang sekolah PAUD (pendidikan anak usai dini), SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
Menurutnya, di sekolah mesti ada rambu-rambu ketat tentang peraturan di sekolah, dan perguruan tinggi. Misalnya larangannya tidak boleh nyontek, tidak boleh menitip absen, tidak boleh melakukan plagiat. "Jika ketahuan nyontek diberi sanksi tegas atau dikeluarkan dari sekolah. Cara lain, mesti diselipkan pelajaran anti korupsi di mata pelajaran PKN (Pendidikan Kewarganegaraan)," jelas Agus Rahardjo, yang menjabat Ketua KPK sejak 21 Desember 2015 ini.
Alumnus ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) Surabaya 1984 dan Master of Business Administration (MBA) di Hult International Business Scholl, Boston Amerika ini, juga mengingatkan agar pihak guru juga memberikan contoh agar siswa mengawali bersikap jujur.
Lalu katanya, peran apa yang bisa diberikan kepada mahasiswa di perguruan tinggi, paling tidak mahasiswa bisa memulai dengan cara memperbaiki tingkah laku, taat peraturan, disiplin, dan sikap positif lainnya. Praktek korupsi, lanjut Agus Raharjo, telah menggurita di banyak tempat. Misalnya pelaksanaan demokrasi, masih marak memberlakukan money politics, eksesnya pejabat dilahirkan juga bermental korup.
Sehingga untuk balik modal, mesti melakukan korupsi menggerogoti APBD. Prakteknya dengan melakukan pungli di lembaga perizinan, pengadaan barang dan jasa, memeras calon pejabat yang hendak promosi jabatan, dan banyak lagi.
Nominal korupsi katanya, terus meningkat, karena keuangan negara juga meningkat. Terlebih lagi ada alokasi dana desa yang jumlahnya triliunan rupiah se-Indonesia. Pihak desa terkadang kurang peduli, begitu dana ditransfer, ada yang digunakan membangun ruko, buat biaya umroh dan penyelewengan lainnya.
"Padahal korupsi merugikan sendi-sendi kehidupan berbangsa, sayangnya lagi korupsi dianggap belum ancaman," tambahnya. Kehadiran Agus Rahardjo di STKIP didampingi Kepala Korwil Jatim, Bali dan NTT, Asep Rachmat Suwanda dan Tim Dikti Handayani. Sedangkan workshop di Aula Kantor Bupati Karangasem dengan menghadirkan segenap bendesa adat bertindak sebagai narasumber Direktur Dikyanmas (Pendidikan Pelayanan masyarakat) KPK Giri Suprapdiono dan pendamping M Rofie Hariyanto.
Ketua STKIP Hindu Amlapura, I Wayan Dwija, mengapresiasi kedatangan Ketua KPK memberikan kuliah umum. "Kami implementasikan ilmu-ilmu dari KPK di saat menggelar pengabdian masyarakat. Memerangi korupsi kata kuncinya adalah kejujuran yang tumbuh dari dalam diri sendiri," jelas Dwija. *k16
1
Komentar