Posko DO Jaring Anak Putus Sekolah
Seorang siswa lulusan SD asal Pemuteran sudah diterima di SMPN 2 Gerokgak, namun memilih DO karena kesulitan ekonomi.
SINGARAJA, NusaBali
Usai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mulai menjaring anak-anak putus sekolah dan tidak melanjutkan ke jenjang SMP. Melalui Posko Drop Out (DO) baru menemukan satu orang anak lulusan SD asal Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang tidak melanjutkan karena terkendala masalah ekonomi orangtuanya.
Bocah 13 tahun itu adalah Ni Ketut Darsini yang baru saja tamat di SDN 3 Pemuteran. Sebenarnya Darsini dinyatakan lolos dan diterima di SMPN 2 Gerokgak, hanya saja hingga masa MPLS itu selesai, Darsini tak kunjung datang melakukan pendaftaran ulang.
Sekretaris Disdikpora Buleleng, Made Astika seizin Kepala Disdikpora, Gde Dharmaja, Jumat (2/8) kemarin, berjanji akan menyambangi langsung Darsini ke rumahnya. “Informasi yang kami terima, karena orangtuanya yang buruh serabutan tak mampu menyekolahkan anaknya. Saat ini anak ini masih ikut ke Tabanan, ke tempat merantau kakaknya bekerja. Pekan depan akan kami sambangi langsung ke rumahnya, untuk diajak kembali ke sekolah,” jelas Astika.
Dirinya juga mengatakan penyisiran oleh koordinator wilayah di sembilan kecamatan di Buleleng masih terus berlanjut, hingga hari efektif belajar nanti. “Memang waktunya sangat mepet, begitu selesai MPLS sudah libur hari raya. Tapi tim kami di masing-masing korwil sudah turun. Mudah-mudahan dapat maksimal di akhir Kuningan ini. Sampai saat ini laporannya baru satu orang,” jelas dia.
Namun jika melihat dari pemetaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Buleleng, hampir semua siswa tamatan SD terserap di SMP negeri dan swasta. Hingga data terakhir, dari 11.269 orang lulusan SD, hanya 107 orang yang belum terdeteksi.
Data itu pun berasal dari data siswa MTs di Buleleng yang belum masuk hingga Jumat kemarin. Astika pun menafsirkan, seratusan siswa itu sudah diterima di MTs Negeri di Buleleng dan Gerokgak.
Sementara itu meski pada akhir pekan mendatang jumlah penyaringan siswa DO jumlahnya minim, Disdikpora Buleleng tetap akan menjamin berapa saja siswa DO yang memerlukan penanganan. Disdikpora Buleleng pun mengaku sudah merancang anggaran penanganan DO sebesar ratusan juta, baik untuk transportasi siswa dengan jarak tempuh ke sekolah jauh hingga beasiswa khusus siswa SMP. Bahkan disiapkan juga pengadaan baju seragam untuk siswa miskin di jenjang SD. “Tetap berjalan, meskipun satu, itu kan artinya ada. Sudah ada anggarannya, selain yang tahun ini, yang tahun lalu dan sebelumnya juga masih dalam tanggungan kami. Kecuali yang sudah tamat SMP dan akan melanjutkan ke SMA yang merupakan kewenangan Provinsi,” jelas Astika. *k23
Bocah 13 tahun itu adalah Ni Ketut Darsini yang baru saja tamat di SDN 3 Pemuteran. Sebenarnya Darsini dinyatakan lolos dan diterima di SMPN 2 Gerokgak, hanya saja hingga masa MPLS itu selesai, Darsini tak kunjung datang melakukan pendaftaran ulang.
Sekretaris Disdikpora Buleleng, Made Astika seizin Kepala Disdikpora, Gde Dharmaja, Jumat (2/8) kemarin, berjanji akan menyambangi langsung Darsini ke rumahnya. “Informasi yang kami terima, karena orangtuanya yang buruh serabutan tak mampu menyekolahkan anaknya. Saat ini anak ini masih ikut ke Tabanan, ke tempat merantau kakaknya bekerja. Pekan depan akan kami sambangi langsung ke rumahnya, untuk diajak kembali ke sekolah,” jelas Astika.
Dirinya juga mengatakan penyisiran oleh koordinator wilayah di sembilan kecamatan di Buleleng masih terus berlanjut, hingga hari efektif belajar nanti. “Memang waktunya sangat mepet, begitu selesai MPLS sudah libur hari raya. Tapi tim kami di masing-masing korwil sudah turun. Mudah-mudahan dapat maksimal di akhir Kuningan ini. Sampai saat ini laporannya baru satu orang,” jelas dia.
Namun jika melihat dari pemetaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Buleleng, hampir semua siswa tamatan SD terserap di SMP negeri dan swasta. Hingga data terakhir, dari 11.269 orang lulusan SD, hanya 107 orang yang belum terdeteksi.
Data itu pun berasal dari data siswa MTs di Buleleng yang belum masuk hingga Jumat kemarin. Astika pun menafsirkan, seratusan siswa itu sudah diterima di MTs Negeri di Buleleng dan Gerokgak.
Sementara itu meski pada akhir pekan mendatang jumlah penyaringan siswa DO jumlahnya minim, Disdikpora Buleleng tetap akan menjamin berapa saja siswa DO yang memerlukan penanganan. Disdikpora Buleleng pun mengaku sudah merancang anggaran penanganan DO sebesar ratusan juta, baik untuk transportasi siswa dengan jarak tempuh ke sekolah jauh hingga beasiswa khusus siswa SMP. Bahkan disiapkan juga pengadaan baju seragam untuk siswa miskin di jenjang SD. “Tetap berjalan, meskipun satu, itu kan artinya ada. Sudah ada anggarannya, selain yang tahun ini, yang tahun lalu dan sebelumnya juga masih dalam tanggungan kami. Kecuali yang sudah tamat SMP dan akan melanjutkan ke SMA yang merupakan kewenangan Provinsi,” jelas Astika. *k23
Komentar