Warga Sulahan Mabuk Bus, Linglung Setiba di Jawa Tengah
Pihak keluarga minta bantuan Iptu Kadek Pardila untuk memulangkan Wayan Punduh ke Bangli.
BANGLI, NusaBali
Lelaki tua, I Wayan Punduh, 64, asal Banjar Cekeng, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli ditemukan linglung di Gondong Rejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Awalnya, Wayan Punduh ingin jalan-jalan di Solo, Jawa Tengah, namun kelelahan dan linglung. Warga Banjar Cekeng ini akhirnya ditolong polisi asal Bali yang bertugas di wilayah itu, Iptu I Kadek Pardila. Wayan Punduh tiba di rumahnya Banjar Cekeng pada Jumat (2/8) pagi.
Saat dikunjungi ke Banjar Cekeng, Wayan Punduh sedang tidak ada di rumah. Anaknya, Wayan Gading, 47, menuturkan sang ayah memang gemar jalan-jalan. Beberapa kali sempat diajak saudara pergi ke keluar daerah seperti ke Jakarta. Pada Selasa (30/7), Wayan Punduh pergi dari rumah untuk keluar daerah. Berangkat dengan berjalan kaki, setiba di Kelurahan Kubu naik angkot hingga kota Bangli. Dari kota Bangli naik ojek ke kota Gianyar, selanjutnya menuju Terminal Batubulan naik angkot untuk meneruskan ke Terminal Ubung, Denpasar. “Saat ayah berangkat, kebetulan saya tidak ada di rumah. Saya tahunya dari anak, yang memberitahukan kakeknya naik ojek di Pasar Bangli,” ungkapnya.
Rencana semula Wayan Punduh mau pergi ke Alas Purwo, Banyuwangi dan ke Solo. Akibat mabuk di bus setiba di lokasi kelelahan dan linglung. Ayahnya telantar di wilayah Karanganyar dan sempat diamankan di Polsek Gondang Rejo, Polres Karanganyar. “Saat itu ayah saya dibantu oleh anggota polisi, kebetulan ada orang Bali, namanya Pak Kadek dari Tabanan. Pak Kadek ini kemudian memberikan informasi ke Polsek Susut. Anggota Polsek Susut lalu menghubungi kami,” jelasnya. Dijelaskan, selama di Karanganyar, ayahnya diajak menginap di rumah Iptu Kadek Pardila. Pihak keluarga pun meminta bantuan Iptu Kadek Pardila untuk proses pemulangan ke Bangli. “Saya minta Pak Kadek untuk mencarikan bus agar ayah kami bisa pulang. Baru tadi pagi, kami jemput di Terminal Ubung,” ungkap Wayan Gading.
Dikatakan, ayahnya pergi jalan-jalan dengan membawa bekal sekitar Rp 5 juta. Uang tersebut dikumpulkan dari hasil kerjanya sebagai petani. Dengan pengalaman ini apakah nantinya sang ayah dilarang bepergian? Wayan Gading mengatakan tidak akan melarang orang tuanya, justru jika dilarang akan membuat beban bagi sang ayah. “Kami tidak melarang, cuma kalau bisa tidak pergi keluar daerah, cukup jalan-jalan di Bali saja,” ungkapnya. Dia bersyukur ayahnya selamat tiba di rumah. Sekaligus mengucapkan terima kasih kepada Iptu Kadek Pardila yang telah membantu ayahnya di Kalanganyar dan membantu carikan bus untuk pulang ke Bali. “Ayah kami tiba dengan selamat dan sehat,” ungkap Wayan Gading. *esa
Saat dikunjungi ke Banjar Cekeng, Wayan Punduh sedang tidak ada di rumah. Anaknya, Wayan Gading, 47, menuturkan sang ayah memang gemar jalan-jalan. Beberapa kali sempat diajak saudara pergi ke keluar daerah seperti ke Jakarta. Pada Selasa (30/7), Wayan Punduh pergi dari rumah untuk keluar daerah. Berangkat dengan berjalan kaki, setiba di Kelurahan Kubu naik angkot hingga kota Bangli. Dari kota Bangli naik ojek ke kota Gianyar, selanjutnya menuju Terminal Batubulan naik angkot untuk meneruskan ke Terminal Ubung, Denpasar. “Saat ayah berangkat, kebetulan saya tidak ada di rumah. Saya tahunya dari anak, yang memberitahukan kakeknya naik ojek di Pasar Bangli,” ungkapnya.
Rencana semula Wayan Punduh mau pergi ke Alas Purwo, Banyuwangi dan ke Solo. Akibat mabuk di bus setiba di lokasi kelelahan dan linglung. Ayahnya telantar di wilayah Karanganyar dan sempat diamankan di Polsek Gondang Rejo, Polres Karanganyar. “Saat itu ayah saya dibantu oleh anggota polisi, kebetulan ada orang Bali, namanya Pak Kadek dari Tabanan. Pak Kadek ini kemudian memberikan informasi ke Polsek Susut. Anggota Polsek Susut lalu menghubungi kami,” jelasnya. Dijelaskan, selama di Karanganyar, ayahnya diajak menginap di rumah Iptu Kadek Pardila. Pihak keluarga pun meminta bantuan Iptu Kadek Pardila untuk proses pemulangan ke Bangli. “Saya minta Pak Kadek untuk mencarikan bus agar ayah kami bisa pulang. Baru tadi pagi, kami jemput di Terminal Ubung,” ungkap Wayan Gading.
Dikatakan, ayahnya pergi jalan-jalan dengan membawa bekal sekitar Rp 5 juta. Uang tersebut dikumpulkan dari hasil kerjanya sebagai petani. Dengan pengalaman ini apakah nantinya sang ayah dilarang bepergian? Wayan Gading mengatakan tidak akan melarang orang tuanya, justru jika dilarang akan membuat beban bagi sang ayah. “Kami tidak melarang, cuma kalau bisa tidak pergi keluar daerah, cukup jalan-jalan di Bali saja,” ungkapnya. Dia bersyukur ayahnya selamat tiba di rumah. Sekaligus mengucapkan terima kasih kepada Iptu Kadek Pardila yang telah membantu ayahnya di Kalanganyar dan membantu carikan bus untuk pulang ke Bali. “Ayah kami tiba dengan selamat dan sehat,” ungkap Wayan Gading. *esa
1
Komentar