Warga Miskin 9 Anak Dijanjikan Bedah Rumah
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Karangasem, I Nyoman Merta Tenaya, mengunjungi warga miskin beranak sembilan di Banjar Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem, Jumat (2/8).
AMLAPURA, NusaBali
Kadis Merta Tenaya menjanjikan bantuan bedah rumah dengan APBD Perubahan 2019 atau di APBD 2020. Kunjungan Dinas Perkim didampingi Perbekel Sukadana I Gede Suardana.
Kedatangan rombongan Dinas Perkim Karangasem untuk memantau kondisi warga kurang mampu yang beranggotakan 13 anggota keluarga dengan kepala rumah tangga I Ketut Tunggu. Ketut Tanggu tinggal bersama istri, 9 anak, dan dua orang tua. Mereka tinggal di gubuk. “Kami upayakan bantuan bedah rumah di APBD Perubahan 2019 atau paling lambat di APBD 2020,” ungkap Merta Tenaya.
Perbekel Desa Sukadana, I Gede Suardana menunggu kepastian Dinas Perkim berikan bantuan. “Jika di tahun 2020 tidak ada kepastian dapat bantuan bedah rumah, maka kami rencanakan bantuan bedah rumah dengan dana desa,” jelas Gede Suardana. Dikatakan, gubuk yang ditempati keluarga Ketut Tanggu tidak layak huni. Kondisi gubuk keropos, beratap alang-alang, tanpa dinding. Dinding hanya menggunakan kain lusuh.
“Kami prihatin dengan nasib warga kami, namun keuangan di APBDes sangat terbatas, kami juga tetap berupaya membantu bedah rumah,” tambahnya. Ketut Tunggu memiliki lahan untuk tempat tinggal. Ayah Sembilan anak ini hanya buruh pecah batu di galian C. Anak-anaknya juga membantu bekerja sebagai tukang kosek pasir dengan upah Rp 5.000 per truk. *k16
Kedatangan rombongan Dinas Perkim Karangasem untuk memantau kondisi warga kurang mampu yang beranggotakan 13 anggota keluarga dengan kepala rumah tangga I Ketut Tunggu. Ketut Tanggu tinggal bersama istri, 9 anak, dan dua orang tua. Mereka tinggal di gubuk. “Kami upayakan bantuan bedah rumah di APBD Perubahan 2019 atau paling lambat di APBD 2020,” ungkap Merta Tenaya.
Perbekel Desa Sukadana, I Gede Suardana menunggu kepastian Dinas Perkim berikan bantuan. “Jika di tahun 2020 tidak ada kepastian dapat bantuan bedah rumah, maka kami rencanakan bantuan bedah rumah dengan dana desa,” jelas Gede Suardana. Dikatakan, gubuk yang ditempati keluarga Ketut Tanggu tidak layak huni. Kondisi gubuk keropos, beratap alang-alang, tanpa dinding. Dinding hanya menggunakan kain lusuh.
“Kami prihatin dengan nasib warga kami, namun keuangan di APBDes sangat terbatas, kami juga tetap berupaya membantu bedah rumah,” tambahnya. Ketut Tunggu memiliki lahan untuk tempat tinggal. Ayah Sembilan anak ini hanya buruh pecah batu di galian C. Anak-anaknya juga membantu bekerja sebagai tukang kosek pasir dengan upah Rp 5.000 per truk. *k16
Komentar