Lima Karung Plastik Terkumpul
Para pedagang di sekitar pura juga diimbau untuk tidak menyediakan kantong plastik.
Larangan Pamedek Bawa Kantong Plastik saat Tangkil ke Pura Sakenan
DENPASAR, NusaBali
Prawartaka Karya Eka Dasa Warsa Pangratep Pujawali melakukan imbauan dan melarang pamedek membawa kantong plastik masuk ke dalam Pura Sakenan. Para pamedek yang hendak tangkil ngaturang bhakti dijaga di pintu masuk pura oleh sejumlah pecalang.
Hal tersebut tampak saat bhakti penganyar Pemkot Denpasar yang dilaksanakan sehari setelah puncak karya, Redite Wuku Langkir, Minggu (4/8).
Satu persatu upakara/banten para pamedek yang masih terlihat menggunakan kantong plastik sekali pakai dikeluarkan. Cara yang digunakan pun tergolong humanis dengan ikut membantu para pamedek yang secara perlahan mengeluarkan upakaranya.
Seusai mengambil kantong plastik para pamedek diimbau untuk tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai serta dipersilahkan menuju Pura Sakenan.
Hingga hari kedua pelaksanaan pujawali ini, sedikitnya 5 karung plastik yang sudah terkumpul dari barang bawaan termasuk upakara para pemedek. Kelima karung tersebut diprediksi memiliki berat masing-masing 10 kg yang didominasi kantong plastik dan botol plastik kemasan.
Salah seorang pecalang, Made Mandra mengatakan, secara umum pihaknya hanya memantau barang bawaan dan sarana upakara pamedek yang masih terbungkus plastik serta memberikan penjelasan terkait dengan adanya komitmen untuk mengurangi penggunaan plastik saat tangkil di Pura Sakenan.
"Kami melihat satu persatu, sembari memberikan penjelasan kami meminta agar plastik yang digunakan oleh pamedek untuk ditinggalkan di jaba sisi, sedangkan upakara yang telah dialasi dengan bokor, besek dan lain sebagainya yang bukan berbahan plastik dapat dibawa hingga ke jroan," jelasnya.
Lurah Serangan, I Wayan Karma mengatakan bahwa pembatasan dalam penggunaan kantong plastik di area Pura Sakenan ini merupakan komitmen Pangempon dan Prawartaka Karya dalam mendukung Perwali Kota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Sampah Plastik. Bahkan, tahun ini para pedagang di sekitar pura juga diimbau untuk tidak menyediakan kantong plastik.
"Kami menghimbau kepada masyarakat yang hendak tangkil ke Pura Sakenan untuk mengikuti arahan tentang pengurangan plastik ini, dimana masih banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengganti plastik, misalnya bokoran yang dapat langsung dibawa, atau sarana nunas tirta menggunakan bumbung pakuluh, atau yang bertempat tinggal jauh dapat menggunakan tote bag/tas ramah lingkungan untuk membawa sarana upakara," paparnya.
Pengawasan untuk tidak menggunakan plastik ini digelar bersama seluruh stakeholder. Mulai dari pangempon pura, pecalang, Satpol PP, komunitas dan pemuda. Nantinya sampah plastik yang terkumpul ini akan diserahkan kepada komunitas untuk selanjutnya diolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat.
"Tentunya kami berharap masyarakat juga ikut dalam mengurangi sampah plastik ini secara bersama-sama," kata Lurah Wayan Karma.
Sebelumnya, Panglingsir Puri Kesiman yang juga Pengempon Pura Sakenan, AA Ngurah Gede Kusuma Wardana mengatakan bahwa Karya Eka Dasa Warsa Pengratep Pujawali Padudusan Agung merupakan wujud sradha bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa untuk menciptakan kerahayuan jagat santhi. Pihaknya juga turut menghimbau agar masyarakat atau pamedek yang hendak tangkil bersembahyang di Pura Dalem Sakenan agar tidak fokus terhadap puncak karya atau bertepatan dengan Rahina Kuningan dan Umanis Kuningan.
Hal itu untuk menciptakan suasana yang nyaman dalam pelaksanaan persembahyangan, para pemedek dapat memanfatkan bhakti penganyar yang dilaksanakan selama 7 hari untuk menghaturkan bhakti. Selain itu, dihimbau juga bagi pamedek dan masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik saat tangkil, utamanya saat nunas tirta Ida Bhatara.
“Pengurangan penggunaan plastik sudah menjadi komitmen kita selaku prawartaka dan pangempon sejak tahun lalu, dan tahun ini juga kami terapkan untuk menjaga kesucian pura sekaligus mengurangi penggunaan plastik, bagi masyarakat yang hendak tangkil nunas tirta dapat menggunakan sangku, toples, atau bumbung pakuluh sebagai sarana nunas tirta. Hal ini juga untuk mendukung dan mensukseskan program Pemerintah Kota Denpasar dan Bali dalam mengurangi penggunaan plastik,” ujarnya. *mis
Komentar