Produksi Manufaktur Bali Tumbuh Negatif
Produksi manufaktur besar dan sedang (IBS) Provinsi Bali Triwulan II 2019 tumbuh minus (-9,57 persen).
DENPASAR, NusaBali
Demikian juga industri manufaktur mikro dan kecil (IMK), tumbuh -1,05 persen. Pertumbuhan ini kalah dari pertumbuhan IBS dan IMK Nasional yang tumbuh -1,91 persen untuk IBS dan 0,24 persen untuk IMK.
Meski demikian, secara year on year (yoy) pertumbuhan IBS dan IMK Bali lebih tinggi dari nasional. Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho menjelaskan, ada beberapa produk IBS yang mengalami pertumbuhan negatif. Antara lain industri minuman minus cukup dalam yakni -38,94 persen. Terus tekstil tumbuh -23,81 persen.
Sedang yang tumbuh positif di antaranya industri kayu, barang dari kayu dan gabus termasuk furniture. Barang anyaman dari bambu. “Juga industri pengolahan dan pakaian jadi,” jelas Adi Nugroho.
Sementara pertumbuhan negatif industri mikro kecil (IMK), di antaranya industri pengolahan lainnya, industi kayu dan barang dari kayu, industri farmasi dan obat tradisional. “Pengelompokan skala industri berdasarkan tenaga kerjanya,” jelas Adi Nugroho.
Industri besar dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri sedang dengan tenaga kerja 20 sampai 99 orang. Sedang industri kecil batasan kerjanya antara 5- 19 orang. Dan industri mikro mepekerjakan tenaga kerja 1-4 orang. *k17
Meski demikian, secara year on year (yoy) pertumbuhan IBS dan IMK Bali lebih tinggi dari nasional. Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho menjelaskan, ada beberapa produk IBS yang mengalami pertumbuhan negatif. Antara lain industri minuman minus cukup dalam yakni -38,94 persen. Terus tekstil tumbuh -23,81 persen.
Sedang yang tumbuh positif di antaranya industri kayu, barang dari kayu dan gabus termasuk furniture. Barang anyaman dari bambu. “Juga industri pengolahan dan pakaian jadi,” jelas Adi Nugroho.
Sementara pertumbuhan negatif industri mikro kecil (IMK), di antaranya industri pengolahan lainnya, industi kayu dan barang dari kayu, industri farmasi dan obat tradisional. “Pengelompokan skala industri berdasarkan tenaga kerjanya,” jelas Adi Nugroho.
Industri besar dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri sedang dengan tenaga kerja 20 sampai 99 orang. Sedang industri kecil batasan kerjanya antara 5- 19 orang. Dan industri mikro mepekerjakan tenaga kerja 1-4 orang. *k17
Komentar