Kondisi Membaik, Darmayanti Diizinkan Tinggalkan Rumah Sakit
Ni Putu Darmayanti, 23, asal Banjar Satra, Desa Satra, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, yang berupaya mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari atas Jembatan Tukad Ngongkong yang berlokasi di Banjar Sandakan, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, akhirnya diizinkan meninggalkan RSD Mangusada pada Minggu (4/8) malam.
MANGUPURA, NusaBali
Hal ini karena kondisinya berangsur-angsur membaik. “Dari hasil pemeriksaan bahwa pasien sudah dalam keadaan kondisi membaik dan bisa dipulangkan. Pihak keluarga juga akan merawat pasien di rumah,” ungkap Humas RSD Mangudasa Kabupaten Badung Ni Nyoman Ayu Sri Wahyuni, Senin (5/8).
Selama perawatan di RSD Mangusada, ungkap Ayu, pasien selain mendapatkan penanganan medis juga sempat mendapatkan pendampingan dari tim psikiater untuk mengetahui apakah pasien mengalami depresi atau tidak. “Tapi kondisi pasien baik, bisa diajak berkomunikasi, walau memang tidak banyak bicara,” tuturnya.
Kendati begitu, pihaknya memastikan kondisi kesehatan pasien stabil. “Hanya korban mengalami lecet, seperti pada bagian tangan dan kaki,” kata Ayu.
Seperti diketahui, Darmayanti nekat melompat dari atas Jembatan Tukad Ngongkong di Banjar Sandakan, Desa Sulangai, Kecamatan Petang. Diduga aksi nekat itu dilakukan lantaran persoalan asmara. Beruntung nyawa korban selamat.
Sebelum melakukan aksi nekatnya, Darmayanti diketahui terlebih dulu berkomunikasi dengan pacarnya pada Sabtu (3/8) sekitar pukul 17.00 Wita. Pacarnya bernama I Putu Candra Kusuma asal Banjar Tohjiwa, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Dalam komunikasi lewat pesan singkat, Darmayanti sempat menitipkan orangtuanya karena dirinya mau bunuh diri. Sekitar pukul 20.00 Wita, Darmayanti bahkan mengirim foto tengah berada di atas Jembatan Tukad Ngongkong.
Kemudian pada Minggu (4/8) pagi, pacar korban ke TKP untuk menyusul Darmayanti. Namun, yang hanya sepeda motor Scoopy warna abu-abu nopol DK 4281 PT dalam keadaan terkunci dan sebuah HP merek Vivo bersama obat nyamuk dalam keadaan utuh. Setelah dicari dengan seksama, sekitar pukul 09.00 Wita sang pacar melihat Darmayanti tergeletak di bawah Jembatan Tukad Ngongkong dalam keadaan lemas dan masih bisa bergerak. *asa
Selama perawatan di RSD Mangusada, ungkap Ayu, pasien selain mendapatkan penanganan medis juga sempat mendapatkan pendampingan dari tim psikiater untuk mengetahui apakah pasien mengalami depresi atau tidak. “Tapi kondisi pasien baik, bisa diajak berkomunikasi, walau memang tidak banyak bicara,” tuturnya.
Kendati begitu, pihaknya memastikan kondisi kesehatan pasien stabil. “Hanya korban mengalami lecet, seperti pada bagian tangan dan kaki,” kata Ayu.
Seperti diketahui, Darmayanti nekat melompat dari atas Jembatan Tukad Ngongkong di Banjar Sandakan, Desa Sulangai, Kecamatan Petang. Diduga aksi nekat itu dilakukan lantaran persoalan asmara. Beruntung nyawa korban selamat.
Sebelum melakukan aksi nekatnya, Darmayanti diketahui terlebih dulu berkomunikasi dengan pacarnya pada Sabtu (3/8) sekitar pukul 17.00 Wita. Pacarnya bernama I Putu Candra Kusuma asal Banjar Tohjiwa, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Dalam komunikasi lewat pesan singkat, Darmayanti sempat menitipkan orangtuanya karena dirinya mau bunuh diri. Sekitar pukul 20.00 Wita, Darmayanti bahkan mengirim foto tengah berada di atas Jembatan Tukad Ngongkong.
Kemudian pada Minggu (4/8) pagi, pacar korban ke TKP untuk menyusul Darmayanti. Namun, yang hanya sepeda motor Scoopy warna abu-abu nopol DK 4281 PT dalam keadaan terkunci dan sebuah HP merek Vivo bersama obat nyamuk dalam keadaan utuh. Setelah dicari dengan seksama, sekitar pukul 09.00 Wita sang pacar melihat Darmayanti tergeletak di bawah Jembatan Tukad Ngongkong dalam keadaan lemas dan masih bisa bergerak. *asa
Komentar