Atlet Abal-Abal Gelisahkan Porprov Bali
Disinyalir sejumlah cabor kebobolan oleh atlet yang pada Kejurna membela daerah lain, namun tiba-tiba disiapkan untuk Porprov Bali.
DENPASAR, NusaBali
Jelang Porprov Bali XIV/2019 di Kabupaten Tabanan yang kurang dari satu bulan, atlet abal-abal disebutkan membela salah satu kontingen di Bali. Bahkan hal itu telah didengar sejumlah pengurus KONI Bali hingga sampai mengadakan rapat mendadak menyikapi informasi tersebut.
Karena saking santernya, sejumlah cabang olahraga (cabor) mendatangkan atlet luar Bali, tanpa proses mutasi yang berlaku. Atlet luar yang diduga abal-abal itu, dicetuskan salah satu tim hukum KONI Bali di depan Ketum KONI Ketut Suwandi, setelah sebelumnya mereka saling sindir dan adu mulut menyangkut persoalan atlet di sejumlah cabor.
“Kalau konsisten, cek atlet di sejumlah cabor. Mereka yang menggunakan KTP di luar Bali. Cek apa proses mutasinya sudah benar. Proses mutasi atlet tersebut harus ada surat pindah dari daerah asal dengan alasan jelas," ucap seorang pengurus KONI Bali yang tidak mau disebutkan namanya, Selasa (6/8).
Disebutkan ada sejumlah atlet yang sebelumnya ikut Kejurnas mewakili daerah asalnya, tiba-tiba masuk Bali hanya ikut Porprov Tabanan. Kalau kelak mereka menang, dan menjadi juara, juga tidak dapat dimainkan ke PON untuk mewakili Bali, sebab mereka masih tercatat di daerah asalnya.
Ia berharap Gubernur Bali menegur KONI Bali, jangan sampai meloloskan atlet abal-abal dalam Porprov Bali di Tabanan. Apalagi sekarang Gubernur menerapkan visi 'Nangun Sat Kerti Loka Bali', dimana segala seuatu harus mengutamakan potensi dan kekuatan lokal untuk membangun Bali. Menurutnya, Bali harus berdikari dalam segala segi kehidupan termasuk dalam bidang sosial budaya dan olahraga.
Dikonfirmasi terpisah Ketum KONI Badung Made Nariana menegaskan sejak awal melarang kontingen memainkan atlet luar dan mengutamakan atlet binaan sendiri dari awal. Itu sesuai arahan Ketum KONI Bali, Ketut Suwandi. Nariana mengatakan, kini tergantung dari Pengurus KONI Bali, apakah mau konsisten atau membiarkan kalangan cabang olahraga merekrut atlet pendatang hanya untuk kepentingan Porprov. Apalagi Pengurus Provinsi Cabang Olahraga sering melakukan sesuatu di luar kontrol Pengurus KONI.
“Kalau demikian halnya, yang dapat melakukan kontrol hanya tim keabsahan di KONI Bali, dengan mengumpulkan atlet dengan KTP di luar Bali. Kalau atlet Bali pasti awal nomor NIK -nya didahului 51... dan seterusnya. Kalau di luar Bali pasti beda angka awal nomor induk kependudukan (NIK) -nya.
Termasuk dengan melihat dokumen-dokumen mutasi yang benar. Kalau ini tidak dilakukan, Porprov Bali akan banyak diisi atlet abal-abal, yang tidak dapat dimainkan mewakili Bali untuk event berikutnya,” kata Nariana.
Sebab, pengalaman selama ini mencatat, banyak atlet dadakan datang hanya untuk Porprov dan langsung pergi lagi setelah porprov berakhir. Kalau perpindahan antar kabupaten/kota di Bali tentu tidak masalah, karena atlet tetap menjadi milik Bali sendiri.
Nariana berharap KONI Bali tegas, seperti pernah dijanjikan Ketua Umum Ketut Suwandi sejak beberapa bulan yang lalu. Jika tidak tegas, Porprov hanya akan menghasilkan prestasi atlet yang semu buat Bali.*dek
Karena saking santernya, sejumlah cabang olahraga (cabor) mendatangkan atlet luar Bali, tanpa proses mutasi yang berlaku. Atlet luar yang diduga abal-abal itu, dicetuskan salah satu tim hukum KONI Bali di depan Ketum KONI Ketut Suwandi, setelah sebelumnya mereka saling sindir dan adu mulut menyangkut persoalan atlet di sejumlah cabor.
“Kalau konsisten, cek atlet di sejumlah cabor. Mereka yang menggunakan KTP di luar Bali. Cek apa proses mutasinya sudah benar. Proses mutasi atlet tersebut harus ada surat pindah dari daerah asal dengan alasan jelas," ucap seorang pengurus KONI Bali yang tidak mau disebutkan namanya, Selasa (6/8).
Disebutkan ada sejumlah atlet yang sebelumnya ikut Kejurnas mewakili daerah asalnya, tiba-tiba masuk Bali hanya ikut Porprov Tabanan. Kalau kelak mereka menang, dan menjadi juara, juga tidak dapat dimainkan ke PON untuk mewakili Bali, sebab mereka masih tercatat di daerah asalnya.
Ia berharap Gubernur Bali menegur KONI Bali, jangan sampai meloloskan atlet abal-abal dalam Porprov Bali di Tabanan. Apalagi sekarang Gubernur menerapkan visi 'Nangun Sat Kerti Loka Bali', dimana segala seuatu harus mengutamakan potensi dan kekuatan lokal untuk membangun Bali. Menurutnya, Bali harus berdikari dalam segala segi kehidupan termasuk dalam bidang sosial budaya dan olahraga.
Dikonfirmasi terpisah Ketum KONI Badung Made Nariana menegaskan sejak awal melarang kontingen memainkan atlet luar dan mengutamakan atlet binaan sendiri dari awal. Itu sesuai arahan Ketum KONI Bali, Ketut Suwandi. Nariana mengatakan, kini tergantung dari Pengurus KONI Bali, apakah mau konsisten atau membiarkan kalangan cabang olahraga merekrut atlet pendatang hanya untuk kepentingan Porprov. Apalagi Pengurus Provinsi Cabang Olahraga sering melakukan sesuatu di luar kontrol Pengurus KONI.
“Kalau demikian halnya, yang dapat melakukan kontrol hanya tim keabsahan di KONI Bali, dengan mengumpulkan atlet dengan KTP di luar Bali. Kalau atlet Bali pasti awal nomor NIK -nya didahului 51... dan seterusnya. Kalau di luar Bali pasti beda angka awal nomor induk kependudukan (NIK) -nya.
Termasuk dengan melihat dokumen-dokumen mutasi yang benar. Kalau ini tidak dilakukan, Porprov Bali akan banyak diisi atlet abal-abal, yang tidak dapat dimainkan mewakili Bali untuk event berikutnya,” kata Nariana.
Sebab, pengalaman selama ini mencatat, banyak atlet dadakan datang hanya untuk Porprov dan langsung pergi lagi setelah porprov berakhir. Kalau perpindahan antar kabupaten/kota di Bali tentu tidak masalah, karena atlet tetap menjadi milik Bali sendiri.
Nariana berharap KONI Bali tegas, seperti pernah dijanjikan Ketua Umum Ketut Suwandi sejak beberapa bulan yang lalu. Jika tidak tegas, Porprov hanya akan menghasilkan prestasi atlet yang semu buat Bali.*dek
Komentar