Jokowi Ancam Copot Pangdam-Kapolda
Pemerintah malu asap karhutla jadi berita utama di Singapura dan Malaysia
JAKARTA, NusaBali
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mencopot anak buahnya yang tak bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 2019, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8).
Jokowi mengingatkan kepada para Pangdam, Danrem, Kapolda, Kapolres, bahwa aturan yang dirinya sampaikan pada 2015 soal pencopotan dari jabatan yang tak mampu tangani karhutla masih berlaku.
"Saya kemarin sudah telepon Panglima TNI, saya minta copot yang tidak bisa mengatasi. Saya telepon lagi tiga atau empat hari yang lalu ke Kapolri, copot kalau enggak bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan kecewa dengan adanya peningkatan titik panas kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang terjadi pada tahun 2019. Dari laporan yang ia terima, terdapat kenaikan titik panas sebesar 69 persen, di 17 provinsi dibanding tahun lalu. Bahkan asap akibat kebakaran ini telah sampai ke Singapura dan Malaysia. Masuknya asap ini bahkan menjadi judul utama di berita-berita negara tetangga.
"Saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, jadi HL (di Singapura dan Malaysia), jerebu masuk lagi ke negara tetangga kita. Saya cek jerebu ini apa, ternyata asap. Hati-hati malu kita kalau ngga bisa menyelesaikan ini," kata Jokowi seperti dikutip tempo.
Pada tahun ini, meski kebakaran tak separah 2015, namun asap tetap sampai ke negara tetangga. Karena itu, Jokowi kembali mengingatkan para Kepala Daerah, Pangdam, hingga Kapolda di daerah rawan, agar dapat lebih tanggap menghadapi kebakaran hutan.
Jokowi meminta agar jajaran TNI dan Polri membantu pemerintah daerah, baik gubernur, bupati, atau wali kota dalam mengatasi masalah kebakaran hutan. Menurutnya, kerugian yang dialami dari karhutla ini sangat besar. Ia menyinggung kerugian akibat karhutla pada 2015 lalu yang mencapai Rp221 triliun.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu meminta untuk saat ini dan ke depan tak ada lagi yang namanya status siaga darurat karhutla di sejumlah wilayah.
"Jangan sampai ada yang namanya status siaga darurat. Api sekecil apapun segera selesaikan," tuturnya.
Jokowi meminta agar Pemda berkoordinasi dengan Kapolda dan Pangdam dalam menangani karhutla dan melakukan pencegahan. Menurutnya, pemerintah pusat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Restorasi Gambut (BRG) juga akan membantu. Mantan wali kota Solo itu menekankan agar masalah pencegahan karhutla menjadi prioritas utama.
Hingga kini kebakaran hutan masih terjadi. Bahkan Tim pemadam dari Satgas Karhutla Sumatera Selatan masih melakukan pemadaman atas karhutla yang mengepung Tol Palembang-Indralaya (Palindra) hingga Selasa (6/8). Luasan lahan yang terdampak kebakaran tersebut ditaksir sudah menghanguskan hingga 100 hektare.
Kabid Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori berujar kebakaran di kawasan Tol Palindra dipicu oleh karhutla yang terjadi di Desa Muara Baru dan Teluk Kecapi, Kecamatan Pemulutan serta Desa Arisan Jaya Kecamatan Pemulutan Barat, yang telah menghanguskan 49 hektare pada Jumat (2/8) lalu.
"Kebakaran yang mulai terjadi Jumat itu memang satu hamparan dengan yang terjadi di sekitar Tol Palindra. Sampai sekarang tim masih terus melakukan proses pemadaman, untuk kisaran yang sudah terbakar mencapai 100 hektar," ujar Ansori, Selasa (6/8).*
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 2019, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8).
Jokowi mengingatkan kepada para Pangdam, Danrem, Kapolda, Kapolres, bahwa aturan yang dirinya sampaikan pada 2015 soal pencopotan dari jabatan yang tak mampu tangani karhutla masih berlaku.
"Saya kemarin sudah telepon Panglima TNI, saya minta copot yang tidak bisa mengatasi. Saya telepon lagi tiga atau empat hari yang lalu ke Kapolri, copot kalau enggak bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan kecewa dengan adanya peningkatan titik panas kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang terjadi pada tahun 2019. Dari laporan yang ia terima, terdapat kenaikan titik panas sebesar 69 persen, di 17 provinsi dibanding tahun lalu. Bahkan asap akibat kebakaran ini telah sampai ke Singapura dan Malaysia. Masuknya asap ini bahkan menjadi judul utama di berita-berita negara tetangga.
"Saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, jadi HL (di Singapura dan Malaysia), jerebu masuk lagi ke negara tetangga kita. Saya cek jerebu ini apa, ternyata asap. Hati-hati malu kita kalau ngga bisa menyelesaikan ini," kata Jokowi seperti dikutip tempo.
Pada tahun ini, meski kebakaran tak separah 2015, namun asap tetap sampai ke negara tetangga. Karena itu, Jokowi kembali mengingatkan para Kepala Daerah, Pangdam, hingga Kapolda di daerah rawan, agar dapat lebih tanggap menghadapi kebakaran hutan.
Jokowi meminta agar jajaran TNI dan Polri membantu pemerintah daerah, baik gubernur, bupati, atau wali kota dalam mengatasi masalah kebakaran hutan. Menurutnya, kerugian yang dialami dari karhutla ini sangat besar. Ia menyinggung kerugian akibat karhutla pada 2015 lalu yang mencapai Rp221 triliun.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu meminta untuk saat ini dan ke depan tak ada lagi yang namanya status siaga darurat karhutla di sejumlah wilayah.
"Jangan sampai ada yang namanya status siaga darurat. Api sekecil apapun segera selesaikan," tuturnya.
Jokowi meminta agar Pemda berkoordinasi dengan Kapolda dan Pangdam dalam menangani karhutla dan melakukan pencegahan. Menurutnya, pemerintah pusat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Restorasi Gambut (BRG) juga akan membantu. Mantan wali kota Solo itu menekankan agar masalah pencegahan karhutla menjadi prioritas utama.
Hingga kini kebakaran hutan masih terjadi. Bahkan Tim pemadam dari Satgas Karhutla Sumatera Selatan masih melakukan pemadaman atas karhutla yang mengepung Tol Palembang-Indralaya (Palindra) hingga Selasa (6/8). Luasan lahan yang terdampak kebakaran tersebut ditaksir sudah menghanguskan hingga 100 hektare.
Kabid Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori berujar kebakaran di kawasan Tol Palindra dipicu oleh karhutla yang terjadi di Desa Muara Baru dan Teluk Kecapi, Kecamatan Pemulutan serta Desa Arisan Jaya Kecamatan Pemulutan Barat, yang telah menghanguskan 49 hektare pada Jumat (2/8) lalu.
"Kebakaran yang mulai terjadi Jumat itu memang satu hamparan dengan yang terjadi di sekitar Tol Palindra. Sampai sekarang tim masih terus melakukan proses pemadaman, untuk kisaran yang sudah terbakar mencapai 100 hektar," ujar Ansori, Selasa (6/8).*
Komentar