'Seperti Senja', Kisahkan Orang Dekat Tak Selalu Ada di Sisi
Sukses dengan single ‘One Thing’ yang dirilis beberapa bulan lalu, kini penyanyi muda berbakat, Truedy, kembali merilis single baru berjudul ‘Seperti Senja’.
DENPASAR, NusaBali
Truedy sendiri mulai menulis lagu sejak dua tahun lalu. Awalnya, dia menciptakan single ‘One Thing’ secara sederhana. Namun dia tidak menyangka banyak teman yang menyupport, sehingga Truedy bersemangat untuk untuk merilis lagu selanjutnya, ‘Seperti Senja’. Ada kesamaan antara ‘Seperti Senja’ dengan ‘One Thing’ yaitu tentang orang yang paling berpengaruh di hidup Truedy.
Dia bercerita, bahwa orang-orang yang menginspirasi dalam hidup ini tidak selalu bisa bersama. Truedy merasakan bahwa orang-orang yang mempengaruhi hidupnya tak selalu ada di sampingnya. Seperti senja yang indahnya sementara. Namun demikian, dengan mengingat orang yang menginspirasi kita, akan ada secercah kekuatan.
“Pesannya adalah mungkin orang-orang yang banyak menginspirasi hidup kita itu sangat penting, tapi mereka tidak akan selalu bisa ada sama-sama kita. Tapi di lagu ini saya berkata bahwa kadang-kadang orang yang menginspirasi kita itu cukup dingat saja bisa menjadi satu kekuatan bagi diri kita sendiri,” ujar Truedy saat launching single Seperti Senja di Rumah Sanur, Selasa (6/8).
Dalam single ini, Truedy mengambil langkah yang agak berbeda. Dia memberanikan diri menulis lirik dalam Bahasa Indonesia serta mulai menonjolkan citra lebih dewasa. Tembangnya sendiri dikerjakan selama kurang lebih enam bulan, diproduseri oleh Estu Pradhana, dan direkam terpisah antara Jakarta dan Bali.
Tidak hanya itu, dalam menggarap video klip, dia memilih lokasi syuting di Taman Festival Bali, obyek wisata yang terbengkalai. Video musik ‘Seperti Senja’ merupakan hasil kolaborasi Truedy dengan sutradara dari Jakarta, Aditya Rangga, dan bakal menjadi official soundtrack dari film Martabak Bangka produksi Manakala Pictures.
Truedy sendiri merupakan seorang musisi otodidak. Blasteran Belanda – Ambon ini sejak kecil saat tinggal di Malang. Dia banyak terinspirasi oleh singer atau songwriter seperti Tori Amos, Bjork, dan Alanis Morrisette. Sosok yang mendorongnya untuk bermain piano sambil menyanyi adalah Diana Krall. Namun, Truedy mengaku sempat tak direstui keluarga terutama orangtua untuk menekuni dunia musik. “Saya dari Malang, 10 tahun lalu saya sampai di Bali ketika lulus SMA. Saya ingin belajar musik, namun kondisinya orangtua saya waktu itu bilang No. Pindah ke Bali, saya mulai belajar main piano sejak usia 18 tahun. Orang yang menginspirasi saya bahkan untuk bermain musik adalah orang-orang yang ada di sekitar saya,” ujar Truedy. *ind
Dia bercerita, bahwa orang-orang yang menginspirasi dalam hidup ini tidak selalu bisa bersama. Truedy merasakan bahwa orang-orang yang mempengaruhi hidupnya tak selalu ada di sampingnya. Seperti senja yang indahnya sementara. Namun demikian, dengan mengingat orang yang menginspirasi kita, akan ada secercah kekuatan.
“Pesannya adalah mungkin orang-orang yang banyak menginspirasi hidup kita itu sangat penting, tapi mereka tidak akan selalu bisa ada sama-sama kita. Tapi di lagu ini saya berkata bahwa kadang-kadang orang yang menginspirasi kita itu cukup dingat saja bisa menjadi satu kekuatan bagi diri kita sendiri,” ujar Truedy saat launching single Seperti Senja di Rumah Sanur, Selasa (6/8).
Dalam single ini, Truedy mengambil langkah yang agak berbeda. Dia memberanikan diri menulis lirik dalam Bahasa Indonesia serta mulai menonjolkan citra lebih dewasa. Tembangnya sendiri dikerjakan selama kurang lebih enam bulan, diproduseri oleh Estu Pradhana, dan direkam terpisah antara Jakarta dan Bali.
Tidak hanya itu, dalam menggarap video klip, dia memilih lokasi syuting di Taman Festival Bali, obyek wisata yang terbengkalai. Video musik ‘Seperti Senja’ merupakan hasil kolaborasi Truedy dengan sutradara dari Jakarta, Aditya Rangga, dan bakal menjadi official soundtrack dari film Martabak Bangka produksi Manakala Pictures.
Truedy sendiri merupakan seorang musisi otodidak. Blasteran Belanda – Ambon ini sejak kecil saat tinggal di Malang. Dia banyak terinspirasi oleh singer atau songwriter seperti Tori Amos, Bjork, dan Alanis Morrisette. Sosok yang mendorongnya untuk bermain piano sambil menyanyi adalah Diana Krall. Namun, Truedy mengaku sempat tak direstui keluarga terutama orangtua untuk menekuni dunia musik. “Saya dari Malang, 10 tahun lalu saya sampai di Bali ketika lulus SMA. Saya ingin belajar musik, namun kondisinya orangtua saya waktu itu bilang No. Pindah ke Bali, saya mulai belajar main piano sejak usia 18 tahun. Orang yang menginspirasi saya bahkan untuk bermain musik adalah orang-orang yang ada di sekitar saya,” ujar Truedy. *ind
Komentar