Pemkab Probolinggo Belajar Cara Tanam Edelweiss
Pemkab Probolinggo, Jawa Tengah, dipimpin Asisten II Muhamad Sidik dan Kadis Pariwisata Probolinggo Sugeng Wiyanto studi banding ke Karangasem untuk belajar mengembangkan dan cara menanam edelweiss (padang kasna) di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang.
AMLAPURA, NusaBali
Rombongan diterima Asisten II Setda Karangasem I Made Suama di aula Kantor Bupati Karangasem, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Rabu (7/8). Setelah diterima, rombongan Pemkab Probolinggo diajak meninjau sekaligus berwisata ke Objek Wisata Edelweiss.
Muhamad Sidik mengatakan, Probolinggo punya Gunung Bromo sehingga mirip dengan Desa Besakih dengan Gunung Agung. Sehingga ingin meniru pengembangan tanaman padang kasna atau lebih dikenal edelweiss. “Kami ingin tahu cara pengembangan tanaman itu yang tumbuh subur sepanjang tahun. Kami belum tahu cara tanamnya,” ungkap Muhamad Sidik. Di lokasi, rombongan juga disambut Camat Rendang I Wayan Mastra dan Sekretaris Dinas Pariwisata I Made Cekeb. Setiba di Banjar Temukus rombongan diterima Bendesa Adat Temukus I Nengah Sindia.
Bendesa Adat Temukus I Nengah Sindia menerangkan, menanam padang kasna tergantung struktur tanah. Tanah mesti berpasir dan gembur, yang ditanam adalah pucuk padang kasna. Selanjutnya dipelihara dengan menuangkan pupuk organik, dilarang menggunakan pupuk urea karena berakibat busuk pada batang. “Bibit padang kasna berasal dari pucuk tanaman padang kasna yang umurnya di atas enam bulan. Sejak tanam hingga panen umurnya enam bulan,” katanya.
Padang kasna cocok ditanam di ketinggian 1.000 meter hingga 1.300 meter dari permukaan laut. “Bisa saja tanam padang kasna di dataran rendah, tetapi tumbuhnya kerdil,” imbuhnya. Di Banjar Temukus ada tiga lokasi Objek Wisata Edelweiss, ditambah satu lagi di Banjar Gintungan. Edelweiss ada jangka waktunya, jika telah tua, diganti secara bertahap. “Kami dari Desa Adat Temukus mengelola dua objek wisata edelweiss, tiap liburan ramai dikunjungi wisatawan,” tambahnya. *k16
Muhamad Sidik mengatakan, Probolinggo punya Gunung Bromo sehingga mirip dengan Desa Besakih dengan Gunung Agung. Sehingga ingin meniru pengembangan tanaman padang kasna atau lebih dikenal edelweiss. “Kami ingin tahu cara pengembangan tanaman itu yang tumbuh subur sepanjang tahun. Kami belum tahu cara tanamnya,” ungkap Muhamad Sidik. Di lokasi, rombongan juga disambut Camat Rendang I Wayan Mastra dan Sekretaris Dinas Pariwisata I Made Cekeb. Setiba di Banjar Temukus rombongan diterima Bendesa Adat Temukus I Nengah Sindia.
Bendesa Adat Temukus I Nengah Sindia menerangkan, menanam padang kasna tergantung struktur tanah. Tanah mesti berpasir dan gembur, yang ditanam adalah pucuk padang kasna. Selanjutnya dipelihara dengan menuangkan pupuk organik, dilarang menggunakan pupuk urea karena berakibat busuk pada batang. “Bibit padang kasna berasal dari pucuk tanaman padang kasna yang umurnya di atas enam bulan. Sejak tanam hingga panen umurnya enam bulan,” katanya.
Padang kasna cocok ditanam di ketinggian 1.000 meter hingga 1.300 meter dari permukaan laut. “Bisa saja tanam padang kasna di dataran rendah, tetapi tumbuhnya kerdil,” imbuhnya. Di Banjar Temukus ada tiga lokasi Objek Wisata Edelweiss, ditambah satu lagi di Banjar Gintungan. Edelweiss ada jangka waktunya, jika telah tua, diganti secara bertahap. “Kami dari Desa Adat Temukus mengelola dua objek wisata edelweiss, tiap liburan ramai dikunjungi wisatawan,” tambahnya. *k16
1
Komentar