SMPN 3 Difavoritkan Siswa Miskin
Tak berarti semua anak Gakin yang melamar, anak tanpa prestasi.
GIANYAR, NusaBali
SMPN 3 Gianyar di Desa Temesi, Kecamatan/Kabupaten Gianyar menjadi SMPN favorit bagi anak-anak dari keluarga miskin (Gakin). Sekolah di selatan pertigaan menuju Kota Bangli ini dilamar oleh 80 anak lulusan SD pada musim PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) Tahun Ajaran 2016/2017.
Data dari sekolah tersebut, Rabu (22/6), kuota untuk anak Gakin di sekolah itu sekitar 64 orang. Angka ini setara 20 persen dari sekitar 340 orang atau 34 orang dalam 10 kelas. Sebagaimana ketentuan PPDB dari Pusat dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, setiap sekolah negeri wajib menerima peserta didik baru dengan komposisi 60 melalui jalur NUM (nilai ujian murni), 20 jalur prestasi akademik/non akademik, dan 20 persen anak Gakin.
Salah seorang panitia PPDB SMPN 3 Gianyar Made Suarnawan mengakui, SMPN 3 jadi sekolah favorit anak Gakin karena beberapa alsan. Antara lain, sekolah ini ada di jalan utama Gianyar-Klungkung, cukup berprestasi baik bidang akademik/non akademik, serta menjadi penyanding SMPN 1 di Kota Gianyar. Angkutan umum masih lancar di jalur sekolah ini. ‘’Tapi tak berarti semua anak Gakin yang melamar di sekolah kami, anak tanpa prestasi baik akademik/non akademik,’’ ujarnya. Namun ia tak menyebutkan, alasan SMPN 3 Gianyar difavoritkan karena beban belajar anak-anak di sekolah ini relatif lebih ringan dibandingkan di SMPN 1 Gianyar.
Suarnawan yang guru Bidang Studi Seni Budaya ini ditemui NusaBali, Rabu (22/6), saat berkoordinasi dengan panitia PPDB Disdikpora Gianyar yang meminjam tempat di SMPN 1 Gianyar. Suarnawan memperkirakan, jika mengacu pada musim PPDB tahun lalu, pelamar PPDB di sekolahnya pada tahun ini bisa tembus 1.000 orang lebih.
Kepala Disdikpora Gianyar Made Suradnya mengatakan, sesuai ketentuan PPDB dari Pusat, siswa Gakin wajib diterima 20 persen dari kuota peserta didik baru di setiap sekoah negeri. Oleh karena itu, pelamar anak Gakin yang tak diterima di SMPN 3 Gianyar akan ‘dikembalikan’ ke SMPN yang dekat dengan alamat anak Gakin itu. ‘’Misalnya anak Gakin dari Desa Bakbakan, Gianyar, berkas lamarannya akan dibawa ke SMPN 2 Gianyar di Desa Siangan,’’ ujarnya.
Suradnya menilai, ada anak Gakin yang NUM-nya relatif bagus dan punya prestasi baik akademis/non akademis. Namun anak ini tak boleh didaftarkan di jalur NUM, dan mereka harus diloloskan di jalur Gakin sesuai kuota sekolah. ‘’Kami tak berani mendaftarkan anak Gakin di jalur NUM. Karena jika NUM-nya kalah saing dengan anak lain, tentu akan jadi masalah,’’ jelasnya.
Sementara itu, selain SMPN 3 Gianyar, SMPN I Blahbatuh, juga jadi incaran pelamar setelah SMPN 1 Gianyar. Karena SMPN ini juga berada di jalan utama Denpasar – Gianyar, sekitar 500 meter utara Pasar Umum Blahbatuh. Sekolah ini terkenal nyaman, sarat prestasi akademik dan non akademik. Dihubungi terpisah, Kepala SMPN 1 Blahbatuh Anak Agung Gde Oka mengakui, sekolahnya wajib memprioritaskan penerimaan anak Gakin sesuai kuota 36 orang dikali 9 kelas. Pelamar di sekolah ini mencapai 1.200 orang, dengan pilihan satu di sekolah ini sekitar 800, dan pilihan dua, antara lain SMPN 1 Gianyar, SMPN 1 Sukawati, dan SMPN 1 Ubud. ’’Kami harus prioritaskan penerimaan dari anak Gakin di radius sekolah, dan juga anak bina lingkungan sekolah,’’ ujar Kepala PGRI Kabupaten Gianyar ini. 7 lsa
SMPN 3 Gianyar di Desa Temesi, Kecamatan/Kabupaten Gianyar menjadi SMPN favorit bagi anak-anak dari keluarga miskin (Gakin). Sekolah di selatan pertigaan menuju Kota Bangli ini dilamar oleh 80 anak lulusan SD pada musim PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) Tahun Ajaran 2016/2017.
Data dari sekolah tersebut, Rabu (22/6), kuota untuk anak Gakin di sekolah itu sekitar 64 orang. Angka ini setara 20 persen dari sekitar 340 orang atau 34 orang dalam 10 kelas. Sebagaimana ketentuan PPDB dari Pusat dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, setiap sekolah negeri wajib menerima peserta didik baru dengan komposisi 60 melalui jalur NUM (nilai ujian murni), 20 jalur prestasi akademik/non akademik, dan 20 persen anak Gakin.
Salah seorang panitia PPDB SMPN 3 Gianyar Made Suarnawan mengakui, SMPN 3 jadi sekolah favorit anak Gakin karena beberapa alsan. Antara lain, sekolah ini ada di jalan utama Gianyar-Klungkung, cukup berprestasi baik bidang akademik/non akademik, serta menjadi penyanding SMPN 1 di Kota Gianyar. Angkutan umum masih lancar di jalur sekolah ini. ‘’Tapi tak berarti semua anak Gakin yang melamar di sekolah kami, anak tanpa prestasi baik akademik/non akademik,’’ ujarnya. Namun ia tak menyebutkan, alasan SMPN 3 Gianyar difavoritkan karena beban belajar anak-anak di sekolah ini relatif lebih ringan dibandingkan di SMPN 1 Gianyar.
Suarnawan yang guru Bidang Studi Seni Budaya ini ditemui NusaBali, Rabu (22/6), saat berkoordinasi dengan panitia PPDB Disdikpora Gianyar yang meminjam tempat di SMPN 1 Gianyar. Suarnawan memperkirakan, jika mengacu pada musim PPDB tahun lalu, pelamar PPDB di sekolahnya pada tahun ini bisa tembus 1.000 orang lebih.
Kepala Disdikpora Gianyar Made Suradnya mengatakan, sesuai ketentuan PPDB dari Pusat, siswa Gakin wajib diterima 20 persen dari kuota peserta didik baru di setiap sekoah negeri. Oleh karena itu, pelamar anak Gakin yang tak diterima di SMPN 3 Gianyar akan ‘dikembalikan’ ke SMPN yang dekat dengan alamat anak Gakin itu. ‘’Misalnya anak Gakin dari Desa Bakbakan, Gianyar, berkas lamarannya akan dibawa ke SMPN 2 Gianyar di Desa Siangan,’’ ujarnya.
Suradnya menilai, ada anak Gakin yang NUM-nya relatif bagus dan punya prestasi baik akademis/non akademis. Namun anak ini tak boleh didaftarkan di jalur NUM, dan mereka harus diloloskan di jalur Gakin sesuai kuota sekolah. ‘’Kami tak berani mendaftarkan anak Gakin di jalur NUM. Karena jika NUM-nya kalah saing dengan anak lain, tentu akan jadi masalah,’’ jelasnya.
Sementara itu, selain SMPN 3 Gianyar, SMPN I Blahbatuh, juga jadi incaran pelamar setelah SMPN 1 Gianyar. Karena SMPN ini juga berada di jalan utama Denpasar – Gianyar, sekitar 500 meter utara Pasar Umum Blahbatuh. Sekolah ini terkenal nyaman, sarat prestasi akademik dan non akademik. Dihubungi terpisah, Kepala SMPN 1 Blahbatuh Anak Agung Gde Oka mengakui, sekolahnya wajib memprioritaskan penerimaan anak Gakin sesuai kuota 36 orang dikali 9 kelas. Pelamar di sekolah ini mencapai 1.200 orang, dengan pilihan satu di sekolah ini sekitar 800, dan pilihan dua, antara lain SMPN 1 Gianyar, SMPN 1 Sukawati, dan SMPN 1 Ubud. ’’Kami harus prioritaskan penerimaan dari anak Gakin di radius sekolah, dan juga anak bina lingkungan sekolah,’’ ujar Kepala PGRI Kabupaten Gianyar ini. 7 lsa
1
Komentar