Krama Ubud Lestarikan Tanaman Langka
Panglingsir Puri Ubud bersama Prajuru Desa Adat Ubud dan pecalang menanam puluhan pohon upakara langka di halaman belakang Pura Dalem Ubud, Sabtu (10/8).
GIANYAR, NusaBali
Penanaman ini untuk pelestarian tanaman upakara yang terancam punah. Pohon langka yang ditanam di atas lahan 30 are itu antara lain Rudraksa, Ancak, Sentul, Kaliasem, Badung, Mundeh, Bodi, Bambu Kuning, Ceroring, dan pohon perindang. Bendesa Adat Ubud Tjokorda Raka alias Kerthyasa alias Cok Ibah mengatakan penanaman pohon ini merupakan inisiatif karma, serangkaian Pujawali di Pura Dalem Ubud, Anggara Kliwon Medangsia, Selasa (13/8) besok. "Selain langka, tanaman upakara ini juga bermanfaat untuk yadnya," jelasnya.
Diakui, arel itu dulunya rimbun dan tak tertata, hanya tumbuh kelapa gading. ‘’Supaya lebih produktif, kami tata dengan penanaman pohon upakara untuk menunjang kegiatan adat, budaya dan agama Hindu," terangnya. Penanaman pohon upakara ini karena belakangan ini krama makin kesulitan menemukan tanaman upakara. ‘’Saya kira banyak juga sekarang anak muda berinisiatif menanam tanaman upakara di Bali," ujarnya. Jelas Cok Ibah memprediksi sudah waktunya masyarakat Bali kembali peduli pada sumber kehidupan yang berawal dari piranti yadnya.
"Sebenarnya semua piranti upakara yadnya mengandung unsur kesehatan atau pengobatan. Pohon, daun, buah yang dipakai upakara sejatinya memiliki makna," jelasnya.
Untuk diketahui, Desa Adat Ubud terdiri dari empat banjar yakni Ubud Kaja ngempon Pura Dalem, Ubud Kelod ngempon Pura Desa, Ubud Tengah ngempon Pura Bale Agung, serta Banjar Sambahan ngempon Pura Puseh.*nvi
Komentar