Begini Keseruan Lomba Layang-layang Dhananjaya Ke-2
Lomba layang-layang Dhananjaya ke-2 digelar sebagai ajang melestarikan tradisi. Lomba melayangan ini juga menunjukkan acara tradisi bisa selenggarakan dengan memanfaatkan teknologi.
DENPASAR, NusaBali.com
Sekaa Teruna Teruni Dhananjaya, Banjar Danginpeken, Desa Adat Intaran, Sanur Kauh, Denpasar Selatan kembali menggelar lomba layang-layang Piala Dhananjaya yang ke-2. Lomba tersebut digelar Sabtu (10/08/2019) hingga Minggu (11/08/ 2019).
Selama dua hari berturut-turut 820 layangan dari berbagai kota dan kabupaten di Bali menghiasai langit Pantai Mertasari dengan menjadi partisipan dalam ajang lomba ini.
Digelarnya kegiatan ini bertujuan melestarikan tradisi melayangan yang sudah ada turun-temurun. Tradisi melayangan bermula dari permainan masyarakat yang sederhana untuk mengisi waktu senggang setelah musim panen.
Kini tradisi bermain layang-layang terus dilangsungkan turun-temurun oleh masyarakat Bali dan dijadikan ajang perlombaan, salah satunya seperti yang dilangsungkan oleh Sekaa Teruna Dhananjaya.
Kadek Suprapta Meranggi, Penasihat STT Dhananjaya Banjar Adat Danginpeken menyampaikan lomba melayangan ini juga digelar sebagai momen penyatuan masyarakat khususnya pemuda di Kota Denpasar.
“Melalui hobi yang sama, yakni melayangan, lomba ini untuk mengembangkan kreatifitas, keterampilan, penuangan ide-ide kreatif dalam tradisi melayangan. Dengan adanya lomba ini, merupakan kesempatan bagi para rare angon untuk menciptakan daya pikat, pesona dan wibawa mereka untuk menampilkan serta mempererat tali persaudaraan dalam tim,” kata Kadek Suprapta.
Ia menjelaskan layang-layang tradisional Bali sudah diakui internasional memiliki ciri khas keunikan baik bentuk, proses pembuatan maupun filosofi yang terkandung di dalamnya. Mengusung tema 'Taksu' Piala Dhananjaya 2 lomba ini juga memiliki beberapa katagori, yakni Layangan Janggan, Janggan Buntut, Bebean, Bebean Khas Sanur, Pecukan kreasi. Selain itu juga ditambah dengan Lomba Pindek dan Sunari.
Lebih lanjut disampaikan untuk beradaptasi dengan teknologi dan digitalisasi, pihaknya menggagas pendaftaran lomba dilakukan secara online. “Di era serba digital ini kami berkomitmen membuat semuanya lebih mudah. Peserta yang tidak bisa datang langsung ke Banjar Daginpeken bisa melakukan pendaftaran online lewat website STT. Melalui website tersebut pendaftar bisa memilih hari, seri, dan kategori,” jelasnya.
Melalui website tersebut juga dilakukan transparansi perlombaan di sana. “Biodata juri yang menilai bisa langsung di akses di website. Melalui adaptasi tersebut, katanya, untuk memberikan contoh bahwa di acara tradisional pun kami bisa selenggarakan dengan memanfaatkan teknologi 4.0,” tutur Kadek Suprapta
Selain lomba layangan pihaknya juga menggelar lomba foto dan video instagram dengan kriteria sesuai dengan tema. Mereka akan dinilai dari kreatifitas dalam sudut pengambilan gambar, memiliki kejelian dalam motret peristiwa, kemampuan merekam berekspresi dan mampu menunjukan suasana sesuai dengan tema.
“Kami tambahkan lomba lainnya untuk memberikan ruang bagi penghobi video dan fotografi. Jadi di sini kita tidak monoton dengan lomba layangan, namun mereka yang mengikuti lomba foto dan vidio juga bisa menyebarkan tradisi ini melalui media sosial miliknya," tutupnya. *ZKY
1
Komentar