AlFrans Bambang akan Dimakamkan di Kuburan Kerta Semadi Mumbul, Nusa Dua
Jenasah Prof Dr Ir Frans Bambang Siswanto MM, 73, pengusaha yang juga tokoh Tionghoa Bali akan dimakamkan di Kuburan Kerta Semadi Mumbul, Nusa Dua, Badung, pada Rabu (14/8) besok sekitar pukul 11.00 Wita.
DENPASAR, NusaBali
Sebelumnya pada Senin (12/8) kemarin, telah dilakukan prosesi dan misa penutupan jenazah di rumah duka di Jalan Hayam Wuruk 155, Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur.
Dari pantauan NusaBali, prosesi penutupan jenazah yang berlangsung sore hari kemarin, berjalan khusuk. Keluarga, kerabat, warga dan tokoh dari berbagai kalangan berdatangan menghadiri upacara tersebut. Mereka menyampaikan penghormatan dan doa untuk almarhum Frans Bambang Siswanto, yang akrab dipanggil Pak Frans.
Usai penutupan peti jenazah, pihak keluarga yang diwakili anak almarhum, Putu Agung Prianta, menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak atas perhatian dan bantuan, mulai dari persiapan hingga prosesi penutupan jenazah almarhum.
Tidak lupa, pihak keluarga menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang barangkali ada yang tidak berkenan dengan sikap maupun ucapan alrmarhum Frans Bambang Siswanto semasih hidup. “Mungkin kadang agak keras, namun sejati Pak Frans tak marah. Hanya untuk mengingatkan saja..,” ujar istri almarhum, Prof Dr Ir Anastasia Sulistyawati, MS MM, MMis, PhD, DTh, DAg.
Rencananya, sebelum dikebumikan di Kuburan Kerta Semadi, Mumbul pada Rabu (14/8), jenazah almarhum akan diantar sementara ke Gereja Katedral Roh Kudus, JalanTukad Musi, Denpasar sekaligus untuk dilakukan misa. “Atas seizin keuskupan sebagai penghargaan kepada almarhum yang banyak berperan dalam pembangunan Katedral di Renon. Setelah itu baru nanti ke Mumbul,” ujar Anastasia Sulistyawati.
Sementara itu, Sudiarta Indrajaya, salah seorang teman dekat almarhum menuturkan, Frans Bambang Siswanto adalah sosok yang idealis –nasionalis. Hal itu ditunjukkan dengan bentuk kepedulian dan perhatian almarhum kepada para veteran pejuang. “Bagi Pak Frans, veteran pejuang adalah orangtua, orangtua yang telah melahirkan negara ini. Karena itulah patut dihargai dan dihormati,” ujarnya.
Makanya lewat program Perhimpunan INTI (Indonesia-Tionghoa), ada apel 17 Agustusan melibatkan para veteran. Program ini sudah terlaksana sejak beberapa tahun. Selain itu, ada bantuan layanan pemeriksaan dan pengobatan kesehatan, serta bingkisan untuk kesejahteraan para veteran. “Jangan dilihat nilainya, namun itulah wujud sikap Pak Frans yang idealis – nasionalis,” ujar Sudiarta Indrajaya, yang akrab disapa Romo Sin.
Selain itu, lanjut Romo Sin, almarhum Frans Bambang Siswanto, sosok yang sangat peduli dengan SDM. Menurutnya, almarhum berpendapat untuk memajukan dan menjaga Bali, kualitas SDM harus ditingkatkan. Makanya, dirintislah Bali International Training Development Center (BITDeC) di kawasan Pantai Nyanyi, Desa Beraban, Tabanan di lahan seluas 15 hektare. BITDeC menjadi pusat pelatihan ketrampilan bagi anak muda, sehingga memiliki keahlian, mampu bersaing dan bekerja di luar negeri. “Banyak yang setelah sukses kerja di luar negeri pulang bawa modal dan membangun usaha,” cerita Romo Sin.
Sementara itu, karangan bunga tanda duka cita masih berdatangan hingga Senin kemarin. Menurut salah seorang anggota panitia, tidak kurang dari 650-an karangan bunga belasungkawa tercatat. “Itu yang tercatat saja, banyak yang belum tercatat,” ujarnya. Karangan bunga tersebut dari berbagai pihak, mulai pejabat, pengusaha, politisi, tokoh nasional hingga desa adat. Diantaranya dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Sekjen PDIP Hasto Kristianto, Gubernur Bali I Wayan Koster dan Wagub Cok Ace serta mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. *k17
Dari pantauan NusaBali, prosesi penutupan jenazah yang berlangsung sore hari kemarin, berjalan khusuk. Keluarga, kerabat, warga dan tokoh dari berbagai kalangan berdatangan menghadiri upacara tersebut. Mereka menyampaikan penghormatan dan doa untuk almarhum Frans Bambang Siswanto, yang akrab dipanggil Pak Frans.
Usai penutupan peti jenazah, pihak keluarga yang diwakili anak almarhum, Putu Agung Prianta, menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak atas perhatian dan bantuan, mulai dari persiapan hingga prosesi penutupan jenazah almarhum.
Tidak lupa, pihak keluarga menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang barangkali ada yang tidak berkenan dengan sikap maupun ucapan alrmarhum Frans Bambang Siswanto semasih hidup. “Mungkin kadang agak keras, namun sejati Pak Frans tak marah. Hanya untuk mengingatkan saja..,” ujar istri almarhum, Prof Dr Ir Anastasia Sulistyawati, MS MM, MMis, PhD, DTh, DAg.
Rencananya, sebelum dikebumikan di Kuburan Kerta Semadi, Mumbul pada Rabu (14/8), jenazah almarhum akan diantar sementara ke Gereja Katedral Roh Kudus, JalanTukad Musi, Denpasar sekaligus untuk dilakukan misa. “Atas seizin keuskupan sebagai penghargaan kepada almarhum yang banyak berperan dalam pembangunan Katedral di Renon. Setelah itu baru nanti ke Mumbul,” ujar Anastasia Sulistyawati.
Sementara itu, Sudiarta Indrajaya, salah seorang teman dekat almarhum menuturkan, Frans Bambang Siswanto adalah sosok yang idealis –nasionalis. Hal itu ditunjukkan dengan bentuk kepedulian dan perhatian almarhum kepada para veteran pejuang. “Bagi Pak Frans, veteran pejuang adalah orangtua, orangtua yang telah melahirkan negara ini. Karena itulah patut dihargai dan dihormati,” ujarnya.
Makanya lewat program Perhimpunan INTI (Indonesia-Tionghoa), ada apel 17 Agustusan melibatkan para veteran. Program ini sudah terlaksana sejak beberapa tahun. Selain itu, ada bantuan layanan pemeriksaan dan pengobatan kesehatan, serta bingkisan untuk kesejahteraan para veteran. “Jangan dilihat nilainya, namun itulah wujud sikap Pak Frans yang idealis – nasionalis,” ujar Sudiarta Indrajaya, yang akrab disapa Romo Sin.
Selain itu, lanjut Romo Sin, almarhum Frans Bambang Siswanto, sosok yang sangat peduli dengan SDM. Menurutnya, almarhum berpendapat untuk memajukan dan menjaga Bali, kualitas SDM harus ditingkatkan. Makanya, dirintislah Bali International Training Development Center (BITDeC) di kawasan Pantai Nyanyi, Desa Beraban, Tabanan di lahan seluas 15 hektare. BITDeC menjadi pusat pelatihan ketrampilan bagi anak muda, sehingga memiliki keahlian, mampu bersaing dan bekerja di luar negeri. “Banyak yang setelah sukses kerja di luar negeri pulang bawa modal dan membangun usaha,” cerita Romo Sin.
Sementara itu, karangan bunga tanda duka cita masih berdatangan hingga Senin kemarin. Menurut salah seorang anggota panitia, tidak kurang dari 650-an karangan bunga belasungkawa tercatat. “Itu yang tercatat saja, banyak yang belum tercatat,” ujarnya. Karangan bunga tersebut dari berbagai pihak, mulai pejabat, pengusaha, politisi, tokoh nasional hingga desa adat. Diantaranya dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Sekjen PDIP Hasto Kristianto, Gubernur Bali I Wayan Koster dan Wagub Cok Ace serta mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. *k17
Komentar