Peserta Lomba Baligrafi Dapat Inspirasi dari Google
Rayakan HUT RI, Museum Subak Gelar Lomba Berbau Budaya
TABANAN, NusaBali
Museum Subak di Kabupaten Tabanan gelar lomba untuk melestarikan budaya, Senin (12/8). Kegiatan yang bekerja sama dengan penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Tabanan diikuti sebanyak 100 peserta. Khusus lomba Baligrafi yang baru digelar pertama kali yang diikuti oleh murid SMP, hasilnya sangat memuaskan.
Ada tiga jenis lomba yang digelar dengan bantuan anggaran dana alokasi khusus (DAK), yakni lomba Mesatua dengan peserta murid SD, lomba Baligrafi untuk murid SMP, dan lomba ngewacen aksara Bali (membaca) dengan peserta murid SMP dan SMA. Selain untuk lestarikan budaya, lomba juga digelar untuk mengenalkan Museum Subak kepada seluruh peserta lomba.
Kepala UPTD Museum Subak Kabupaten Tabanan Ida Ayu Pawitrani, mengatakan ada tiga lomba yang digelar dalam waktu sehari. Lomba digelar bekerja sama dengan Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Tabanan. “Ada 100 peserta tingkat SD, SMP, dan SMA,” ujarnya, Senin kemarin.
Menurut Pawitrani, sengaja diadakan lomba bernapaskan budaya karena ingin melestarikan budaya adat Bali. Sekaligus juga mengenalkan Museum Subak kepada pelajar. “Mereka biar tahu, bahwa Museum Subak ada di Tabanan. Segala peralatan pertanian tradisional ada di sini (Museum Subak). Dan sangat wajib diketahui,” imbuhnya.
Meskipun baru digelar pertama kali, menurut Pawitrani, seluruh peserta sangat antusias. Khusus Baligrafi yang dibuat siswa, hasilnya sangat bagus. “Gambar yang dibuat siswa sangat bagus meskipun kami baru gelar pertama kali. Dan ke depan kegiatan seperti ini akan terus dijalankan sesuai dengan kondisi anggaran,” ujarnya.
Salah seorang peserta lomba, Ni Made Galinda Dwi Cahya mengaku baru pertama kali ikut lomba Baligrafi. Gambar yang dibuat adalah pohon kelapa lengkap dengan petani yang sedang istirahat. “Saya memang suka menggambar, dapat inspirasi dari google,” ucap pelajar SMPN 1 Tabanan ini. *des
Ada tiga jenis lomba yang digelar dengan bantuan anggaran dana alokasi khusus (DAK), yakni lomba Mesatua dengan peserta murid SD, lomba Baligrafi untuk murid SMP, dan lomba ngewacen aksara Bali (membaca) dengan peserta murid SMP dan SMA. Selain untuk lestarikan budaya, lomba juga digelar untuk mengenalkan Museum Subak kepada seluruh peserta lomba.
Kepala UPTD Museum Subak Kabupaten Tabanan Ida Ayu Pawitrani, mengatakan ada tiga lomba yang digelar dalam waktu sehari. Lomba digelar bekerja sama dengan Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Tabanan. “Ada 100 peserta tingkat SD, SMP, dan SMA,” ujarnya, Senin kemarin.
Menurut Pawitrani, sengaja diadakan lomba bernapaskan budaya karena ingin melestarikan budaya adat Bali. Sekaligus juga mengenalkan Museum Subak kepada pelajar. “Mereka biar tahu, bahwa Museum Subak ada di Tabanan. Segala peralatan pertanian tradisional ada di sini (Museum Subak). Dan sangat wajib diketahui,” imbuhnya.
Meskipun baru digelar pertama kali, menurut Pawitrani, seluruh peserta sangat antusias. Khusus Baligrafi yang dibuat siswa, hasilnya sangat bagus. “Gambar yang dibuat siswa sangat bagus meskipun kami baru gelar pertama kali. Dan ke depan kegiatan seperti ini akan terus dijalankan sesuai dengan kondisi anggaran,” ujarnya.
Salah seorang peserta lomba, Ni Made Galinda Dwi Cahya mengaku baru pertama kali ikut lomba Baligrafi. Gambar yang dibuat adalah pohon kelapa lengkap dengan petani yang sedang istirahat. “Saya memang suka menggambar, dapat inspirasi dari google,” ucap pelajar SMPN 1 Tabanan ini. *des
Komentar