Hadapi Milenial, Guru Dituntut Kreatif
Menghadapi siswa milenial saat ini, cara guru mengajar pun dituntut harus lebih kreatif.
DENPASAR, NusaBali
“Diharapkan para guru dapat lebih terampil dalam penatalaksanaan proses pendidikan yang tepat sesuai dengan situasi perkembangan kemajuan zaman,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa.
Boy Jayawijaya menyadari bahwa di balik dampak positif kemajuan teknologi, dibarengi pula pengaruh buruk, termasuk oleh media sosial. “Ini rentan pada kaum milenial yang notabene adalah pelajar,” kata Boy di sela-sela Workshop Pelatihan Guru di Aula Dispora Bali, Selasa (13/8).
Workshop diikuti oleh 260 guru SMA dan SMK se-Bali dengan bahasan
'Membentuk Mental dan Karakter Siswa’ melalui PAKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan'. Workshop yang diprakarsai oleh FIF Group ini menghadirkan psikolog Imam Hari Wahyudi.
Workshop yang dibawakan secara atraktif dan menyenangkan tersebut diikuti dengan sangat antusias oleh para guru-guru. "Selain menjalankan bisnis, FIFGROUP juga memiliki sebuah komitmen untuk selalu memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan bangsa melalui berbagai macam program sosial yang terintegrasi pada kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) FIFGROUP Peduli. Hal ini selaras dengan misi FIFGROUP untuk membawa kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat "Better Life, Better Future", kata I Made Kunang Satria Wibawa, Brach Head FIF Kuta.
Menurutnya, Kegiatan CSR FIFGROUP terbagi kedalam empat pilar yaitu pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat serta lingkungan.Pada 2017, FIFGROUP memberikan pelatihan kepada sekitar 3.029 guru. Sedangkan di tahun 2018 sudah memberikan pelatihan kepada 3.350 guru dan tahun 2019 diagendakan 3.780 guru di 18 titik di seluruh Indonesia.
Boy Jayawijaya pun mengapresiasi peran swasta dalam dunia pendidikan. “Kami juga mendorong sektor swasta lainnya untuk bisa bermitra dengan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan,” harap Boy Jayawijaya. *mao
Boy Jayawijaya menyadari bahwa di balik dampak positif kemajuan teknologi, dibarengi pula pengaruh buruk, termasuk oleh media sosial. “Ini rentan pada kaum milenial yang notabene adalah pelajar,” kata Boy di sela-sela Workshop Pelatihan Guru di Aula Dispora Bali, Selasa (13/8).
Workshop diikuti oleh 260 guru SMA dan SMK se-Bali dengan bahasan
'Membentuk Mental dan Karakter Siswa’ melalui PAKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan'. Workshop yang diprakarsai oleh FIF Group ini menghadirkan psikolog Imam Hari Wahyudi.
Workshop yang dibawakan secara atraktif dan menyenangkan tersebut diikuti dengan sangat antusias oleh para guru-guru. "Selain menjalankan bisnis, FIFGROUP juga memiliki sebuah komitmen untuk selalu memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan bangsa melalui berbagai macam program sosial yang terintegrasi pada kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) FIFGROUP Peduli. Hal ini selaras dengan misi FIFGROUP untuk membawa kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat "Better Life, Better Future", kata I Made Kunang Satria Wibawa, Brach Head FIF Kuta.
Menurutnya, Kegiatan CSR FIFGROUP terbagi kedalam empat pilar yaitu pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat serta lingkungan.Pada 2017, FIFGROUP memberikan pelatihan kepada sekitar 3.029 guru. Sedangkan di tahun 2018 sudah memberikan pelatihan kepada 3.350 guru dan tahun 2019 diagendakan 3.780 guru di 18 titik di seluruh Indonesia.
Boy Jayawijaya pun mengapresiasi peran swasta dalam dunia pendidikan. “Kami juga mendorong sektor swasta lainnya untuk bisa bermitra dengan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan,” harap Boy Jayawijaya. *mao
1
Komentar