9 Seniman Dapat Penghargaan Dharma Kusuma
Peringati Hari Jadi Provinsi Bali, Gubernur Pecahkan Celengan
DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali memberikan penghargaan kepada insan-insan berprestasi, baik perseorangan, kelompok masyarakat, maupun instansi yang telah berkontribusi memajukan pembangunan daerah. Ada 51 orang diberikan penghargaan usai upacara peringatan HUT ke-61 Provinsi Bali di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Rabu (14/8) pagi. Termasuk 9 seniman, yang dapat penghargaan seni Dharma Kusu-ma.
Selain penghargaan seni Dharma Kusuma (untuk bidang seni), ada juga penghargaan Widya Kusuma (untuk bidang pendidikan), Adhyasta Prajaniti (untuk birokrasi), dan Silpakara Nugraha (bidang kreativitas dan inovasi masyarakat). Buklan hanya itu, juga ada penghargaan kepada pendonor darah, kelompok masyarakat teladan, Aparatur Sipil Negara (ASN) berprestasi. Ada pun 9 seniman yang dapat penghargaan seni Dharma Kusuma, masing-masing
I Wayan Suweca (seniman karawitan dari Denpasar), I Nyoman Erawan (seniman lukis dari Gianyar), I Made Suarsa (seniman sastra dari Gianyar), AA Bagus Sudarma (seniman tari dan pahat dari Badung), I Made Arnawa (seniman karawitan dari Tabanan), I Made Bendi Yudha (seniman lukis dari Denpasar), I Made Suyadnya (seniman drama dari Gianyar), I Ketut Pradnya (seniman undagi dari Bangli), dan IB Dharma Santika Putra alias DS Putra (seniman sastra dari Jembrana).
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster. Selain mendapatkan piagam penghargaan dari Gubernur Bali, mereka juga berhak menerima uang Rp 11 juta dan medali emas seberat 20 gram.
Sedangkan penghargaan Silpakara Nugraha (bidang kreativitas dan inovasi masyarakat diberikan kepada Jro Nengah Suarya (Bendesa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, atas kreativitas dan inovasi teknologi pelestarian serta pengembangan seni dan budaya Bali berupa pembangunan Museum Pustaka Lontar), AA Gede Agung Rahma Putra (tokoh dari Puri Muncan, Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung berkat karya ‘teknik kreatif pembuatan hiasan pada kostum tari dan properti tari’), AA Ayu Putri Asrini (tokoh perempuan dari Banjar Timbul, Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar dengan karya ‘pembuatan dan pengolahan arang aktif dari bambu’), dan I Ketut Darmawan (tokoh asal Banjar Peken, Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung dengan karya ‘wisata lingkungan’).
Gubernur Koster mengatakan, penghargaan yang diberikan Pemprov Bali tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada tokoh masyarakat dan pegawai yang telah bekerja dengan baik. Penghargaan ini sekaligus menjadi motivasi untuk mendorong yang lain juga melakukan hal terbaik buat memajukan pembangunan di Bali.
Koster menyebutkan, melalui visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ untuk mewujudkan Bali Era Baru, pihaknya akan melakukan penataan secara fundamental dan komprehensif pembangunan di Bali. Pembangunan itu mencakup tiga aspek utama, yakni aspek alam, krama, dan kebudayaan Bali berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang berakar dari kearifan lokal Sad Kerthi: penyucian jiwa (atma kerthi), penyucian laut (segara kerthi), penyucian sumber air (danu kerthi), penyucian tumbuh-tumbuhan (wana kerthi), penyucian manusia (jana kerthi), dan penyucian alam semesta (jagat kerthi).
Untuk dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat Bali secara sekala maupun niskala, menurut Koster, diperlukan kerja tulus dan lurus. “Seluruh proses dan tahapan pekerjaan harus dilakukan secara tulus dan lurus. Dengan spirit baru ini, kita akan mewujudkan Bali Era Baru sesuai visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’,” tandas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Di sisi lain, kata Koster, salah satu tantangan Bali saat ini adalah di bidang pariwisata. Pemprov Bali kini sedang menginventarisasir dan selanjutnya akan mengambil sebuah kebijakan tegas dalam mengontrol penyelenggaraan kepariwisataan di Pulau Dewata. “Nanti akan dilihat dulu aturannya seperti apa,” tegas Koster suami dari seniwati multitalenta Ni Putu Putri Suastini ini.
Sementara, usai memberikan penghargaan kepada seniman, tenaga pendidik, tokoh masyarakat, dan ASN berprestasi kemarin, Gubernur Koster memimpin pemecahan celengan dengan didampingi sang istri Ny Suastini Koster, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, serta seluruh Pimpinan OPD Pemprov Bali. Pemecahan celengan ini menjadi tradisi setiap tahunnya saat peringatan Hari Jadi Provinsi Bali, 14 Agustus.
Dari jumlah celengan keseluruhan, menurut Sekda Dewa Made Indra, uang yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 152 juta. Uang tersebut nantinya akan diserahkan ke Dinas Sosial Provinsi Bali untuk disumbangkan kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkannya. *ind
Selain penghargaan seni Dharma Kusuma (untuk bidang seni), ada juga penghargaan Widya Kusuma (untuk bidang pendidikan), Adhyasta Prajaniti (untuk birokrasi), dan Silpakara Nugraha (bidang kreativitas dan inovasi masyarakat). Buklan hanya itu, juga ada penghargaan kepada pendonor darah, kelompok masyarakat teladan, Aparatur Sipil Negara (ASN) berprestasi. Ada pun 9 seniman yang dapat penghargaan seni Dharma Kusuma, masing-masing
I Wayan Suweca (seniman karawitan dari Denpasar), I Nyoman Erawan (seniman lukis dari Gianyar), I Made Suarsa (seniman sastra dari Gianyar), AA Bagus Sudarma (seniman tari dan pahat dari Badung), I Made Arnawa (seniman karawitan dari Tabanan), I Made Bendi Yudha (seniman lukis dari Denpasar), I Made Suyadnya (seniman drama dari Gianyar), I Ketut Pradnya (seniman undagi dari Bangli), dan IB Dharma Santika Putra alias DS Putra (seniman sastra dari Jembrana).
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster. Selain mendapatkan piagam penghargaan dari Gubernur Bali, mereka juga berhak menerima uang Rp 11 juta dan medali emas seberat 20 gram.
Sedangkan penghargaan Silpakara Nugraha (bidang kreativitas dan inovasi masyarakat diberikan kepada Jro Nengah Suarya (Bendesa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, atas kreativitas dan inovasi teknologi pelestarian serta pengembangan seni dan budaya Bali berupa pembangunan Museum Pustaka Lontar), AA Gede Agung Rahma Putra (tokoh dari Puri Muncan, Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung berkat karya ‘teknik kreatif pembuatan hiasan pada kostum tari dan properti tari’), AA Ayu Putri Asrini (tokoh perempuan dari Banjar Timbul, Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar dengan karya ‘pembuatan dan pengolahan arang aktif dari bambu’), dan I Ketut Darmawan (tokoh asal Banjar Peken, Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung dengan karya ‘wisata lingkungan’).
Gubernur Koster mengatakan, penghargaan yang diberikan Pemprov Bali tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada tokoh masyarakat dan pegawai yang telah bekerja dengan baik. Penghargaan ini sekaligus menjadi motivasi untuk mendorong yang lain juga melakukan hal terbaik buat memajukan pembangunan di Bali.
Koster menyebutkan, melalui visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ untuk mewujudkan Bali Era Baru, pihaknya akan melakukan penataan secara fundamental dan komprehensif pembangunan di Bali. Pembangunan itu mencakup tiga aspek utama, yakni aspek alam, krama, dan kebudayaan Bali berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang berakar dari kearifan lokal Sad Kerthi: penyucian jiwa (atma kerthi), penyucian laut (segara kerthi), penyucian sumber air (danu kerthi), penyucian tumbuh-tumbuhan (wana kerthi), penyucian manusia (jana kerthi), dan penyucian alam semesta (jagat kerthi).
Untuk dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat Bali secara sekala maupun niskala, menurut Koster, diperlukan kerja tulus dan lurus. “Seluruh proses dan tahapan pekerjaan harus dilakukan secara tulus dan lurus. Dengan spirit baru ini, kita akan mewujudkan Bali Era Baru sesuai visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’,” tandas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Di sisi lain, kata Koster, salah satu tantangan Bali saat ini adalah di bidang pariwisata. Pemprov Bali kini sedang menginventarisasir dan selanjutnya akan mengambil sebuah kebijakan tegas dalam mengontrol penyelenggaraan kepariwisataan di Pulau Dewata. “Nanti akan dilihat dulu aturannya seperti apa,” tegas Koster suami dari seniwati multitalenta Ni Putu Putri Suastini ini.
Sementara, usai memberikan penghargaan kepada seniman, tenaga pendidik, tokoh masyarakat, dan ASN berprestasi kemarin, Gubernur Koster memimpin pemecahan celengan dengan didampingi sang istri Ny Suastini Koster, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, serta seluruh Pimpinan OPD Pemprov Bali. Pemecahan celengan ini menjadi tradisi setiap tahunnya saat peringatan Hari Jadi Provinsi Bali, 14 Agustus.
Dari jumlah celengan keseluruhan, menurut Sekda Dewa Made Indra, uang yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 152 juta. Uang tersebut nantinya akan diserahkan ke Dinas Sosial Provinsi Bali untuk disumbangkan kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkannya. *ind
Komentar