Tiga Turis Ceko Ikuti Guru Piduka
Tiga turis ini juga ikut mencakupkan tangan saat persembahyangan.
Pasca Tak Senonoh di Patirtan Beji Pedangtegal
GIANYAR, NusaBali
Pasangan turis asal Republik Ceko, Zdenek Slouka,25, dan Sabina Dolezalova, 22, mengikuti prosesi Pacaruan Guru Piduka, bertepatan Purnama, Wraspati Paing Medangsia, Kamis (15/8) mulai pukul 12.00 Wita, di pancoran Patirtan Pura Beji, kawasan objek wisata Monkey Forest Desa Adat Padangtegal Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar. Keikutsertaannya itu sebagai bentuk tanggungjawab dua turis ini pasca berbuat tak senonoh yakni mencipratkan air Patirtan setempat ke pantat.
Pasangan ini juga ditemani perekam video aksi tak senonoh itu, Marketa Mataouskova,50, dan perwakilan konsulat Ni Nyoman Sri Darmayanti.
Dua turis perempuan ini tampak mengenakan busana adat Bali dengan kebaya warna ungu. Sedangkan Zdenek mengenakan busana adat serba putih dilengkapi udeng. Rentetan prosesi dilakukan oleh krama istri Desa Adat Padangtegal. Meski perbuatan tak terpuji itu hanya dilakukan di Patirtan, prosesi pembersihan secara niskala dilakukan di seluruh areal pura.
Selain hadir secara fisik, tiga turis ini juga ikut mencakupkan tangan saat persembahyangan yang dipimpin oleh Pamangku Pura Beji, Jro Mangku Tunas. Menurut perwakilan konsulat Nyoman Sri Darmayanti, tiga turis ini ikut sembahyang atas kemauannya sendiri. “Tidak ada paksaan mereka harus sembahyang. Dari merekanya yang memang ingin sembahyang memohon maaf atas perbuatan yang dilakukan,” jelasnya.
Usai persembahyangan, Zdenek mengaku tidak pernah membayangkan perbuatan tak terpuji yang dilakukan pada Sabtu (10/8) sekitar pukul 12.00 Wita itu akan berdampak buruk hingga harus digelar ritual Pacaruan. Kepada awak media, Zdenek mengaku sangat menyesal dan sangat bersalah. Dia mengungkapkan tidak tahu bahwa air itu bagian dari pura. Mewakili dua temannya, Zdenek meminta maaf pada masyarakat Bali, Indonesia dan Internasional atas perbuatannya. Pihaknya juga mengucapkan terima kasih pada masyarakat Bali, khususnya krama Adat Ubud yang telah menggelar prosesi upacara dan bersikap baik selama ini. “I would like to say thank you for all Balinese people, very kind and this ceremony finish,” ungkapnya. Setelah sembahyang, tiga turis ini juga menyerahkan sejumlah dana punia dalam amplop putih.
Pasca mengikuti prosesi Guru Piduka, tiga turis ini berencana terbang ke Negara asalnya pada Minggu (18/8) mendatang. Padahal rencana awalnya, mereka liburan di Bali hingga 7 September 2019 atau selama sekitar satu bulan sejak Rabu (7/8) lalu. Selama di Bali, tiga turis ini menginap di sebuah home stay kawasan Canggu, Kuta Utara, Badung. “Rencananya mereka liburan selama sebulan. Tapi karena ada kejadian ini, mereka pilih pulang lebih awal karena merasa khawatir. Hari Minggu ini rencananya mereka balik ke Ceko,” ujar Sri Darmayanti.
Bendesa Adat Padangtegal Made Gandra berharap melalui Pacaruan Guru Piduka ini dapat mengembalikan energi positif dari Pura Beji. Kepada masyarakat Bali, pihaknya mengajak untuk bersama-sama instrospeksi diri, bersama menjaga harmonisnya Bali sebagai tujuan wisata. Pasca kejadian ini, akses ke pancoran patirtan ditutup untuk sementara waktu. Juga kini dipagari besi agar tidak terjadi kasus serupa. “Kebetulan kami ada rencana merenovasi palinggih patirtan tersebut. Nanti jika sudah selesai termasuk upacaranya, kami akan buka kembali,” jelasnya.
Sebagai antisipasi di kemudian hari, pihaknya akan memaksimalkan pegawai yang berjumlah sekitar 200 orang. Selain itu, juga mengoptimalkan pemantauan lewat CCTV. “Kami sudah punya 80 titik CCTV, di segala lini sudah terpantau. Termasuk kejadian lalu, juga terekam CCTV,” jelasnya. Menurut Gandra, selain karena lepas pengawasan, aksi tak terpuji tersebut sampai terjadi karena minimnya pemahaman wisatawan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Bali. Maka itu, pihaknya meminta pada konsulat asing di Indonesia supaya jauh-jauh hari memberikan informasi kepada warganya yang akan datang ke Bali. “Mohon dijelaskan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Bali, sehingga wisatawan nyaman, kita juga nyaman,” imbuhnya. Sebelumnya diberitakan, dua bule asal Republik Ceko, Zdenek Slouka dan Sabina Dolezalova unggah video ‘mekonceng’ di Pancoran Pura Beji Monkey Forest Ubud, pada Sabtu (10/8) kisaran pukul 12.00 Wita sampai 14.00 Wita. Video berdurasi 10 detik yang diunggah akun instagram Sabina_dolezalova_ifbb itu pun viral hingga menuai reaksi dari masyarakat Bali. Setelah video itu viral, pengelola Objek Wisata Monkey Forest mengecek keberdaaan bule itu melalui konsulatnya. Dua bule ini diminta untuk datang dan melakukan klarifikasi. *nvi
Komentar