Pelihara 30 Anjing, Semua Dipungut Pasca Ditelantarkan Tuannya
Nyoman Wijana pernah marah besar karena 15 anjing peliharaannya dieliminasi petugas ketika maraknya kasus rabies. Padahal, semua anjingnya sudah dipelihara dengan baik dan divaksin
Hobi Unik I Nyoman Wijana, Pria Nyukla Brahmacari Asal Banjar Geria, Desa Melinggih, Payangan
GIANYAR, NusaBali
Seorang warga Banjar Geria, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar, I Nyoman Wijana, 65, memiliki hobi unik. Pria yang menjalani kehidupan Nyukla Brahmacari (tidak menikah seumur hidup) ini memelihara 30 ekor anjing ras lokal, yang semuanya dipungut di areal Pasar Payangan. Anjing-anjing yang semula hidup liar ini kemudian dipelihara dan diberi nama layaknya manusia.
Nyoman Wijana biasanya memungut anjing-anjing telantar di areal Pasar Payangan untuk dipelihara di rumahnya. Selain untuk menjaga rumah, hobinya memungut dan memelihara anjing-anjing telantar ini diyakini bisa mendatangkan rezeki. Bagi Wijana, puluhan ekor anjing peliharaannya ini sudah dianggap sebagai keluarga.
Anjing-anjing tersebut dibiarkan lepas memenuhi seluruh areal rumahnya di Banjar Geria, Desa Melinggih. Bahkan, Wijana menyiapkan tempat khusus di Lantai II rumahnya sebagai 'rumah' bagi 30 anjing yang 2 ekor di antaranya merupakan Anjing Kintamani tersebut.
Selain 30 ekor anjing, Wijana juga memelihara beberapa ekor kucing, ayam, dan bebek. Menariknya, semua hewan yang dipelihara Wijana ini juga merupakan hasil memungut di sekitar Pasar Payangan. Rumah Wijana sendiri hanya berjarak sekitar 500 meter arah timur dari Pasar Payangan. Ciri khas rumahnya adalah dijaga segerombolan anjing dan terdapat gerobak pengangkut air.
Kesehariannya, Wijana mencari nafkah dengan cara menjual air bersih kepada para pedagang di Pasar Payangan. Dalam sehari, dia rata-rata menjual sekitar 250 liter air bersih. Karena aktivitasnya itu, Wijana biasa lalulalang di Pasar Payangan setiap hari, pagi dan sore. Dia mengantar air bersih menggunakan sebuah gerobak sederhana, berisi 4 sampai 5 drum. Untuk satu drum air bersih, dijual seharga Rp 25.000.
Nah, di sela-sela rutinitasnya itulah, Wijana kerap mendapati anjing dan kucing telantar dalam kondisi kurus, bahkan sakit, di sekitar Pasar Payangan. Hewan-hewan telantar itu kemudian dipungut dan dipelihara. "Saya dari kecil memang tidak bisa melihat sesuatu dalam kondisi sekarat," ungkap Wijana saat ditemui NusaBali di kediamannya, Banjar Geria, Desa Melinggih, Minggu (18/8).
Jika menemukan hewan telantar, Wijana langsung memungutnya untuk diberi makan dan diajak pulang ke rumah. Bukan hanya itu, jika bertemu anak, orang lanjut usia, atau orang yang kesusahan, Wijana biasa membagikan sedikit uangnya. “Jika dia menemukan tanaman yang layu, biasanya saya cabut untuk ditanam di rumah. Kalau tanaman seperti tomat dan paya, saya tanam di Lantai 2," katanya.
Wijana percaya bahwa membantu sesama ciptaan Tuhan akan membawa berkah tersendiri. Apalagi, menolong orang yang sedang kesusahan, pastilah akan mendapat pahala. "Sudah saya rasakan sendiri, rezeki mengalir tiada henti. Saya sampai bisa membangun rumah Lantai II," papar Wijana.
Hingga usianya menginjak 65 tahun, Wijana tidak pernah menikah, karena memilih Nyukla Brahmacari. Di rumahnya, Wijana tinggal bersama 2 saudaranya yang telah berkeluarga. Dia juga membangun kamar kos untuk penduduk pendatang yang mengais rezeki di kawasan Payangan.
Meski rumahnya ramai penghuni, namun 30 anjing peliharaannya tidak pernah mengganggu mereka. Anjing tersebut juga tidak pernah menggigit orang. Pasalnya, anjing beragam warna dan jenis kelamin itu rutin diikutkan vaksinasi.
Menurut Wijana, hobi memungut anjing dan kucing telantar di sekitar Pasar Payangan dudah dilakoni selama 18 tahun sejak 2001. Kisah berawal ketika seorang penjual lalapan asal Malang, Jawa Timur yang kos di rumah Wijana membawa seekor anjing. Namun, anjing tersebut tidak dipelihara dengan baik, justru selalu dipukuli oleh dagang lalapan tado.
Kasihan melihat perlakukan tuannya seperti itu, Anjing tersebut pun diminta oleh Wijana untuk dipelihara. "Saya beri nama anjing tersebut Ely Ermawati. Saya pelihara anjing betina itu sampai 2 kali bunting," kenang Wijana.
Seiring berjalannya waktu, koleksi anjing pungut Wijana semakin bertambah. Selain anjing hasil mungut di areal Pasar Payangan, banyak juga anjing yang sengaja ditarung pemiliknya di depan rumah Wijana. "Begitu masuk ke rumah, anjing itu ya betah tinggal di sini," tandas Wijana.
Karena rumah Wijana berada di kawasan pemukiman padat dan lalulintas rute Denpasar-Kintamani, cukup sering anjing peliharaannya mati terlindas kendaraan. Kisah pilu lainnya, 15 anjing peliharaan Wijana dieliminasi petugas ketika maraknya kasus rabies. "Saya sangat marah waktu itu. Sebab, anjing saya sudah dipelihara dengan baik dan divaksin, tapi tetap saja ditembak petugas," keluh Wijana.
Sementara itu, salah satu anjing Kintamani milik Wijana awalnya merupakan peliharaan turis asing yang diberikan keada salah satu warga di Banjar Sema, Desa Melinggih. Tapi, karena majikan barunya tiak bisa merawat, akhirnya anjing tersebut dilepasliarkan di Pasar Payangan. "Saya lihat badannya kurus, anjing itu langsung saya gendong dan ajak pulang," papar Wijana.
Setelah sehat, anjing-anjing pungut peliharaan Wijana kerap ikut ke pasar saat mengirim air bersih. Saat berada di pasar, Wijana juga mengumpulkan sisa-sisa makanan, tulang babi guling, dan remukan gorengan. Sisa-sisa makanan itulah yang diberikan anjing peliharaannya. Selain itu, setiap hari Wijana juga memasak nasi sekitar 2 kilogram untuk 30 anjing peliharaannya.
Menurut Wijana, anjing dan kucing peliharaannya terbilang akur satu sama lain. Bahkan, ada kucing yang menyusui dari indukan anjing. "Mereka tidurnya juga bareng-bareng," katanya.
Karena hobi uniknya memelihara banyak anjing dan kucing ini, Wijana pernah diajak seorang sutradara untuk syuting film tahun 2007. Hanya saja, dia tidak ingat siapa sutradara dan apa judul filmnya. "Ada sutradara dari Australia yang minta saya memperagakan bagaimana memelihara anjing. Waktu itu, saya main 3 roll, di mana per roll diberikan uang Rp 300.000," kenang Wijana.
Sejak syuting filem itulah, Wijana mengaku kerap didatangi turis asing dan yayasan sosial yang tertarik dengan hobi uniknya. "Pernah datang turis asal Estonia, dia membuatkan anjing peliharaan saya kandang. Saya juga dikasi baju dan celana. Dari Yayasan Unicorn juga pernah datang melihat kondisi anjing-anjing di sini," beber Wijana. *nvi
1
Komentar