KM Mina Sejati Dibajak, 2 ABK Tewas
Diduga ada masalah internal di kalangan ABK sendiri
JAKARTA, NusaBali
Kapal Nelayan bernama KM Mina Sejati yang memuat 30 Anak Buah Kapal (ABK) dibajak saat tengah berlayar di perairan Tual, Ambon, Maluku pada Sabtu (17/8) pukul 16.00 WITA kemarin. Diduga pelaku pembajakan adalah ABK dari kapal tersebut.
Kepala Basarnas Ambon, Muslimin mengatakan tiga orang Anak Buah Kapal (ABK) yang ikut berlayar diduga sebagai pelaku atas pembajakan kapal yang mengangkut 30 ABK tersebut.
"Betul informasinya demikian, jadi dibajak sendiri oleh ABK-nya, kami belum tahu insiden motifnya apa belum paham," kata Muslimin, seperti dilansir cnnindonesia Minggu (18/8).
Lebih lanjut, Muslimin mengkonfirmasi terdapat 9 orang ABK yang menyelamatkan diri dengan menceburkan diri ke laut menyusul insiden tersebut. Akan tetapi, dua orang di antaranya sudah ditemukan meninggal dunia. Mereka yang selamat ditolong nelayan setempat dan sesampainya di darat mereka melapor ke Posko SAR.
"Namun dari informasi yang kami dapatkan bahwa [ABK] 9 itu lompat menyelamatkan diri, 2 meninggal, jadi di dalam sekarang masih ada beberapa ABK yang disandera oleh ABK yang membajak," kata dia.
Muslimin mengatakan proses penyanderaan oleh tiga ABK Kapal Mina Sejati masih berlangsung sampai Minggu (18/8) sore.
Ia mengatakan pihak TNI Angkatan Laut (AL) sudah mengerahkan Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Lada untuk melakukan negosiasi sekaligus untuk mengevakuasi para sandera.
Muslimin menambahkan dua kapal nelayan yang menolong tujuh korban yang selamat tidak berani mendekati kapal yang di bajak lantaran mendapat informasi pembajak membawa senjata tajam.
"Karena kapal yang menolong korban selamat tidak berani mendekat berhubung informasi bahwa yang merampok membawa senjata tajam. Kita (SAR) belum tahu jenis benda tajam apa," tuturnya.
Terkait insiden pembajakan kapal tersebut, hingga kini belum ada pihak berwenang yang menjelaskan penyebab maupun kronologi kejadian tersebut. Aparat kepolisian dari Polres Kepulauan Aru masih mengumpulkan laporan lengkap soal kasus tersebut.
“Kita belum bisa menyampaikan secara detail tentang kejadian pembajakan kapal itu,”kata Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa seperti dilansir kompas, Minggu.
Meski begitu, polisi menduga ada kemungkinan penyanderaan kapal tersebut terjadi, karena adanya masalah internal di antara sesama ABK di kapal tersebut. “Kami menduga ada masalah internal ya antara sesama ABK,”kata Adolof.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, insiden penyanderaan KM Mina Sejati ini terjadi di perairan Kepulauan Aru, pada Sabtu (17/8).
Basarnas hanya bisa menunggu perkembangan bila diperlukan evakuasi korban tim SAR gabungan akan diberangkatkan karena hal tersebut merupakan kriminal dimana penangannya harus dari aparat bersenjata. Minggu (18/8) pagi telah diberangkatkan KRI Lanal dari Kota Dobo menuju lokasi kapal yang di bajak. *
Kepala Basarnas Ambon, Muslimin mengatakan tiga orang Anak Buah Kapal (ABK) yang ikut berlayar diduga sebagai pelaku atas pembajakan kapal yang mengangkut 30 ABK tersebut.
"Betul informasinya demikian, jadi dibajak sendiri oleh ABK-nya, kami belum tahu insiden motifnya apa belum paham," kata Muslimin, seperti dilansir cnnindonesia Minggu (18/8).
Lebih lanjut, Muslimin mengkonfirmasi terdapat 9 orang ABK yang menyelamatkan diri dengan menceburkan diri ke laut menyusul insiden tersebut. Akan tetapi, dua orang di antaranya sudah ditemukan meninggal dunia. Mereka yang selamat ditolong nelayan setempat dan sesampainya di darat mereka melapor ke Posko SAR.
"Namun dari informasi yang kami dapatkan bahwa [ABK] 9 itu lompat menyelamatkan diri, 2 meninggal, jadi di dalam sekarang masih ada beberapa ABK yang disandera oleh ABK yang membajak," kata dia.
Muslimin mengatakan proses penyanderaan oleh tiga ABK Kapal Mina Sejati masih berlangsung sampai Minggu (18/8) sore.
Ia mengatakan pihak TNI Angkatan Laut (AL) sudah mengerahkan Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Lada untuk melakukan negosiasi sekaligus untuk mengevakuasi para sandera.
Muslimin menambahkan dua kapal nelayan yang menolong tujuh korban yang selamat tidak berani mendekati kapal yang di bajak lantaran mendapat informasi pembajak membawa senjata tajam.
"Karena kapal yang menolong korban selamat tidak berani mendekat berhubung informasi bahwa yang merampok membawa senjata tajam. Kita (SAR) belum tahu jenis benda tajam apa," tuturnya.
Terkait insiden pembajakan kapal tersebut, hingga kini belum ada pihak berwenang yang menjelaskan penyebab maupun kronologi kejadian tersebut. Aparat kepolisian dari Polres Kepulauan Aru masih mengumpulkan laporan lengkap soal kasus tersebut.
“Kita belum bisa menyampaikan secara detail tentang kejadian pembajakan kapal itu,”kata Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa seperti dilansir kompas, Minggu.
Meski begitu, polisi menduga ada kemungkinan penyanderaan kapal tersebut terjadi, karena adanya masalah internal di antara sesama ABK di kapal tersebut. “Kami menduga ada masalah internal ya antara sesama ABK,”kata Adolof.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, insiden penyanderaan KM Mina Sejati ini terjadi di perairan Kepulauan Aru, pada Sabtu (17/8).
Basarnas hanya bisa menunggu perkembangan bila diperlukan evakuasi korban tim SAR gabungan akan diberangkatkan karena hal tersebut merupakan kriminal dimana penangannya harus dari aparat bersenjata. Minggu (18/8) pagi telah diberangkatkan KRI Lanal dari Kota Dobo menuju lokasi kapal yang di bajak. *
Komentar