Kemarau, Air Bersih ke 7 Desa Terganggu
Sebanyak 5.100 pelanggan PDAM Tabanan yang berada di wilayah Kecamatan Selemadeg Timur dan Kecamatan Pupuan mengalami gangguan pasokan air bersih.
TABANAN, NusaBali
Musim kemarau yang terjadi saat ini membuat Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tabanan kesulitan mendistribusikan air bersih. Apalagi Bendungan Telaga Tunjung yang mengalami penurunan debit mencapai 50 persen membuat tujuh desa di Kecamatan Selemadeg Timur dan Kecamatan Pupuan, atau sekitar 5.100 pelanggan terganggu. Untuk mengatasinya, PDAM memberlakukan sistem bergilir.
Tak hanya di Kecamatan Selemadeg Timur diberlakukan sistem bergilir. Sistem bergilir kepada 1.100 pelanggan juga terjadi di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan. Di mana sumber air Mekori mengalami penurunan debit mencapai 50 persen. Bahkan secara umum dari 66 sumber mata air baku terjadi penurunan di masing-masing sumber mata air mencapai 20 persen.
Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM Tabanan Ida Bagus Marjaya didampingi Kasubag Humas PDAM Tabanan Wayan Agus Suanjaya, mengatakan secara umum dari 66 sumber mata air baku baik dari mata air, air permukaan, dan sumur dalam saat musim kemarau mengalami penurunan debit 20 persen. “Dengan kondisi ini ada beberapa daerah yang mengalami gangguan distribusi ke pelanggan,” ujarnya, Rabu (21/8).
Diterangkannya, khusus di wilayah Kecamatan Selemadeg Timur ada enam desa, yakni Desa Tangguntiti, Desa Tegal Mengkeb, Desa Megati, Desa Bantas, Desa Beraban, dan Desa Serampingan yang sumber mata airnya dari Bendungan Telaga Tunjung, mengalami gangguan distribusi hingga air macet. Untuk mengatasi tersebut telah dilakukan sistem bergilir. “Sudah sebulan lalu dilakukan sistem bergilir, bergilir tiap jam. Dalam sehari dipastikan dapat air,” kata Marjaya.
Dengan diberlakukan sistem bergilir, Marjaya mengimbau pelanggan memanfaatkan waktu untuk menampung air. Karena ini disebabkan alam sehingga diminta bersabar. “Kami perkirakan sistem bergilir akan terjadi hingga dua bulan ke depan,” tegasnya.
Sementara itu, meski terjadi kemarau, di wilayah Kecamatan Kediri dan Tabanan saat ini justru masih aman, layanan distribusi air bersih tidak ada gangguan. Begitu pula di Kecamatan Marga dan Penebel saat ini pasokan air bersih masih aman. “Ini karena daerahnya pegunungan, sehingga sumber mata air masih bisa menjangkau,” tutur Marjaya.
Sementara wilayah Kecamatan Baturiti juga terjadi gangguan air di kawasan Desa Candikuning dan Desa Taman Tanda akibat pengerjaan shortcut. Di mana saat pengerukan tanah sebanyak 20 titik, pipa air kena imbas pengerukan yang mengakibatkan kebocorab. “Namun ini tidak berlangsung lama. Begitu ada yang bocor, tim sudah langsung menangani,” ujarnya.
Oleh karena itu dia berharap koordinasi dari pekerja yang menangani shortcut ketika ada yang bocor diharap segera melakukan komunikasi dengan PDAM. “Kemarin yang diperbaiki itu malam hari, karena memang pengerukan shortcut dilakukan malam hari. Jadi semua sudah tertangani,” tandas Marjaya. *des
Musim kemarau yang terjadi saat ini membuat Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tabanan kesulitan mendistribusikan air bersih. Apalagi Bendungan Telaga Tunjung yang mengalami penurunan debit mencapai 50 persen membuat tujuh desa di Kecamatan Selemadeg Timur dan Kecamatan Pupuan, atau sekitar 5.100 pelanggan terganggu. Untuk mengatasinya, PDAM memberlakukan sistem bergilir.
Tak hanya di Kecamatan Selemadeg Timur diberlakukan sistem bergilir. Sistem bergilir kepada 1.100 pelanggan juga terjadi di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan. Di mana sumber air Mekori mengalami penurunan debit mencapai 50 persen. Bahkan secara umum dari 66 sumber mata air baku terjadi penurunan di masing-masing sumber mata air mencapai 20 persen.
Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM Tabanan Ida Bagus Marjaya didampingi Kasubag Humas PDAM Tabanan Wayan Agus Suanjaya, mengatakan secara umum dari 66 sumber mata air baku baik dari mata air, air permukaan, dan sumur dalam saat musim kemarau mengalami penurunan debit 20 persen. “Dengan kondisi ini ada beberapa daerah yang mengalami gangguan distribusi ke pelanggan,” ujarnya, Rabu (21/8).
Diterangkannya, khusus di wilayah Kecamatan Selemadeg Timur ada enam desa, yakni Desa Tangguntiti, Desa Tegal Mengkeb, Desa Megati, Desa Bantas, Desa Beraban, dan Desa Serampingan yang sumber mata airnya dari Bendungan Telaga Tunjung, mengalami gangguan distribusi hingga air macet. Untuk mengatasi tersebut telah dilakukan sistem bergilir. “Sudah sebulan lalu dilakukan sistem bergilir, bergilir tiap jam. Dalam sehari dipastikan dapat air,” kata Marjaya.
Dengan diberlakukan sistem bergilir, Marjaya mengimbau pelanggan memanfaatkan waktu untuk menampung air. Karena ini disebabkan alam sehingga diminta bersabar. “Kami perkirakan sistem bergilir akan terjadi hingga dua bulan ke depan,” tegasnya.
Sementara itu, meski terjadi kemarau, di wilayah Kecamatan Kediri dan Tabanan saat ini justru masih aman, layanan distribusi air bersih tidak ada gangguan. Begitu pula di Kecamatan Marga dan Penebel saat ini pasokan air bersih masih aman. “Ini karena daerahnya pegunungan, sehingga sumber mata air masih bisa menjangkau,” tutur Marjaya.
Sementara wilayah Kecamatan Baturiti juga terjadi gangguan air di kawasan Desa Candikuning dan Desa Taman Tanda akibat pengerjaan shortcut. Di mana saat pengerukan tanah sebanyak 20 titik, pipa air kena imbas pengerukan yang mengakibatkan kebocorab. “Namun ini tidak berlangsung lama. Begitu ada yang bocor, tim sudah langsung menangani,” ujarnya.
Oleh karena itu dia berharap koordinasi dari pekerja yang menangani shortcut ketika ada yang bocor diharap segera melakukan komunikasi dengan PDAM. “Kemarin yang diperbaiki itu malam hari, karena memang pengerukan shortcut dilakukan malam hari. Jadi semua sudah tertangani,” tandas Marjaya. *des
1
Komentar