Jokowi Cari Menteri Muda dengan 'Otak' Digital
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini tengah mencari menteri untuk kabinetnya yang baru.
BOGOR, NusaBali
Jokowi mengatakan ingin menterinya diisi oleh anak-anak muda yang paham dengan dunia digital. "Ini kan era revolusi industri, ini kan era revolusi digital, dunia berubah yang sering saya sampaikan kita akan memberikan pos-pos yang ada itu diisi oleh anak-anak muda yang paham dunia digital, yang tahu cara-cara digital, bahkan mereka ini kan sudah native digital," kata Jokowi saat berbincang dengan detikcom di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/8).
"Sejak lahir otaknya budayanya sudah digital, otaknya sudah digital. Inilah yang saya sampaikan perlunya pos-pos menteri diisi anak-anak muda seperti itu," sambung dia.
Menurut Jokowi, jika kabinetnya diisi dengan anak-anak muda yang paham dunia digital, maka Indonesia akan bisa menjawab tantangan revolusi industri dan era digital saat ini. Kendati demikian, Jokowi mengatakan tak menutup pintu untuk sosok yang bukan anak muda. "Jadi ya yang senior tetap diperlukan tetapi menjawab tadi era industri, era revolusi digital yang begitu cepat, dunia yang berubah cepat," katanya.
Selain itu, calon menterinya juga harus yang berfokus pada kecepatan. Sebab, kata Jokowi, kecepatan akan menjadi jalan dan cara baru bagi pemerintahannya ke depan. "Kalau kita nggak memiliki itu ya sudah lupakan. Saya sering sampaikan. Itu sering saya sampaikan bagaimana saya izin, di Dubai, sudah 17, 18 tahun yang lalu saya investasi ke sana. Suatu saat saya datang ke Kantor Perekonomian, datang ke meja, bapak pergi ke gedung sebelah ya, sana sudah online, tanda tangan, bapak kembali ke meja tadi ya. Saya sudah bisa bangun kantor, pabrik, showroom. Semuanya 30 menit nggak ada. Itu sudah 17 tahun yang lalu. Kita sekarang izin pembangkit listrik 6 tahun nggak rampung," tuturnya.
Jokowi mengatakan pada periode keduanya, ada lima hal yang menjadi fokusnya. Dia pun berharap calon-calon menterinya dapat mewujudkan targetnya itu. "Satu pembangunan SDM, kedua meneruskan pembangunan infrastruktur, ketiga reformasi birokrasi dan reformasi struktural, keempat penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran, dan kelima buka investasi yang sebesar-besarnya untuk membuka lapangan pekerjaan. Ini bukan barang gampang untuk menyelesaikan," ujarnya.
Jokowi pun tak mempermasalahkan apakah calon menterinya berasal dari parpol maupun non-parpol. "Usulan sih boleh-boleh aja. Dari partai juga boleh kan saya juga biasa rembukan dengan partai. Saya kan juga pendengar yang baik," katanya. *
"Sejak lahir otaknya budayanya sudah digital, otaknya sudah digital. Inilah yang saya sampaikan perlunya pos-pos menteri diisi anak-anak muda seperti itu," sambung dia.
Menurut Jokowi, jika kabinetnya diisi dengan anak-anak muda yang paham dunia digital, maka Indonesia akan bisa menjawab tantangan revolusi industri dan era digital saat ini. Kendati demikian, Jokowi mengatakan tak menutup pintu untuk sosok yang bukan anak muda. "Jadi ya yang senior tetap diperlukan tetapi menjawab tadi era industri, era revolusi digital yang begitu cepat, dunia yang berubah cepat," katanya.
Selain itu, calon menterinya juga harus yang berfokus pada kecepatan. Sebab, kata Jokowi, kecepatan akan menjadi jalan dan cara baru bagi pemerintahannya ke depan. "Kalau kita nggak memiliki itu ya sudah lupakan. Saya sering sampaikan. Itu sering saya sampaikan bagaimana saya izin, di Dubai, sudah 17, 18 tahun yang lalu saya investasi ke sana. Suatu saat saya datang ke Kantor Perekonomian, datang ke meja, bapak pergi ke gedung sebelah ya, sana sudah online, tanda tangan, bapak kembali ke meja tadi ya. Saya sudah bisa bangun kantor, pabrik, showroom. Semuanya 30 menit nggak ada. Itu sudah 17 tahun yang lalu. Kita sekarang izin pembangkit listrik 6 tahun nggak rampung," tuturnya.
Jokowi mengatakan pada periode keduanya, ada lima hal yang menjadi fokusnya. Dia pun berharap calon-calon menterinya dapat mewujudkan targetnya itu. "Satu pembangunan SDM, kedua meneruskan pembangunan infrastruktur, ketiga reformasi birokrasi dan reformasi struktural, keempat penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran, dan kelima buka investasi yang sebesar-besarnya untuk membuka lapangan pekerjaan. Ini bukan barang gampang untuk menyelesaikan," ujarnya.
Jokowi pun tak mempermasalahkan apakah calon menterinya berasal dari parpol maupun non-parpol. "Usulan sih boleh-boleh aja. Dari partai juga boleh kan saya juga biasa rembukan dengan partai. Saya kan juga pendengar yang baik," katanya. *
1
Komentar