Ada Pihak Lain Khawatir Kebangkitan TI Denpasar
Pengkot Taekwondo Indonesia (TI) Kota Denpasar menegaskan tidak ada atlet abal-abal di pihaknya pada Porprov Bali XIV/2019.
DENPASAR, NusaBali
Sebab Taekwondo Indonesia memiliki komitmen dan acuan, bahwa yang tampil di Porprov hanya atlet yang dapat dan bersedia membela Bali di kancah nasional. Apalagi, dua minggu setelah Porprov Bali akan mengikuti Pra PON di Banten, Oktober nanti.
"Kalau atlet kami ada yang dipanggil dan tidak bisa tampil Pra PON, kami siap menerima konsekuensinya termasuk medali dibatalkan dan diberikan sanksi organisasi," ujar Ketua Harian Pengkot TI Denpasar, Komang Sumarcana, di Denpasar, Jumat (23/8).
Menurut Sumarcana, kuncinya di Pra PON, kalau atlet-atlet TI Denpasar dapat mewakili Bali, tidak perlu bicara, jadi hasilnya yang bicara. Jadi, akan dibuktikan kesediaannya membela Bali.
"Mungkin saja ada pihak-pihak yang merasa gerah dengan kebangkitan TI Denpasar, itu bukan urusan kami, apalagi kalau yang galau hanya teriak-teriak saja dan tidak membaca handbook dan hasil rapat koordinasi Porprov TI , Pra TM dan lainnya," tegas Sumarcana.
Dia justru merasa bangga kalau ada tim-tim besar yang menjadikan TI Denpasar sebagai ancaman. Itu menandakan, pihaknya benar-benar dianggap sebagai ancaman.
"Sepengetahuan kami ada beberapa atlet dan pelatih Bali yang bermain Porprov di provinsi lain padahal sudah berstatus atlet Bali," kata Sumarcana.
Hal ini karena Pengprov tak melarang atletnya bertanding dimanapun, apalagi dapat bayaran selama membela nama Bali di kancah nasional. Apa yang salah soal itu. Justru kebijakan Pengprov TI Bali, kata Sumarcana, kebijakan cerdas mencari penghasilan di tempat orang tapi tetap membela Bali, bukan sebaliknya. Jadi, jika ada menyebutkan atlet abal-abal, itu jelas tidak benar. Karena prosesnya sudah benar sesuai tahapan mekanisme.
"Kami jamin seluruh atlet Denpasar yang dibutuhkan untuk Bali di event naaional, pasti yakin akan mau mewakili Bali," papar Sumarcana. *dek
"Kalau atlet kami ada yang dipanggil dan tidak bisa tampil Pra PON, kami siap menerima konsekuensinya termasuk medali dibatalkan dan diberikan sanksi organisasi," ujar Ketua Harian Pengkot TI Denpasar, Komang Sumarcana, di Denpasar, Jumat (23/8).
Menurut Sumarcana, kuncinya di Pra PON, kalau atlet-atlet TI Denpasar dapat mewakili Bali, tidak perlu bicara, jadi hasilnya yang bicara. Jadi, akan dibuktikan kesediaannya membela Bali.
"Mungkin saja ada pihak-pihak yang merasa gerah dengan kebangkitan TI Denpasar, itu bukan urusan kami, apalagi kalau yang galau hanya teriak-teriak saja dan tidak membaca handbook dan hasil rapat koordinasi Porprov TI , Pra TM dan lainnya," tegas Sumarcana.
Dia justru merasa bangga kalau ada tim-tim besar yang menjadikan TI Denpasar sebagai ancaman. Itu menandakan, pihaknya benar-benar dianggap sebagai ancaman.
"Sepengetahuan kami ada beberapa atlet dan pelatih Bali yang bermain Porprov di provinsi lain padahal sudah berstatus atlet Bali," kata Sumarcana.
Hal ini karena Pengprov tak melarang atletnya bertanding dimanapun, apalagi dapat bayaran selama membela nama Bali di kancah nasional. Apa yang salah soal itu. Justru kebijakan Pengprov TI Bali, kata Sumarcana, kebijakan cerdas mencari penghasilan di tempat orang tapi tetap membela Bali, bukan sebaliknya. Jadi, jika ada menyebutkan atlet abal-abal, itu jelas tidak benar. Karena prosesnya sudah benar sesuai tahapan mekanisme.
"Kami jamin seluruh atlet Denpasar yang dibutuhkan untuk Bali di event naaional, pasti yakin akan mau mewakili Bali," papar Sumarcana. *dek
Komentar