Indahanya Bonsai di Ajang SVF 2019
Ratusan bonsai berbagai jenis tampil dalam pameran dan kontes bonsai di areal Sanur Village Festival (SVF) 2019 yang dipusatkan di Pantai Matahari Terbit dari 21-25 Agustus 2019.
DENPASAR, NusaBali
Tidak hanya Bali, peserta dari beberapa daerah dari luar Bali juga ikut berpartisipasi dengan menampilkan beragam jenis bonsai.
Ada sekitar 30 jenis bonsai yang dipamerkan mulai dari jenis loa, serut, jeruk kingkit, anting putri, sentigi, asem, kimeng, dan masih banyak yang lainnya. Ada 351 bonsai yang terbagi menjadi empat kelas yaitu bonsai kelas prospek 176, Regional 120, Madya 35, dan utama 20. Tanaman bonsai yang dipamerkan ini dari berbagai daerah seperti Lumajang, Situbondo, Malang, Madura, Bandung, dan Bali.
Ketua panitia pameran bonsai, IGKM Maswibawa mengatakan untuk penilaian bonsai juri memiliki kriteria dan rumus tersendiri. Mulai dari komposisi pot dan ranting, tata letak dan warna daun. “Penilaian bisa dilihat dari komposisi antara pot dan ranting. Ada pohon ekstrem yang meliuk-liuk. Ada pohon formal, ada pohon kecil tapi pot besar, itu tidak sesuai. Tata letak, warna daun juga dilihat,” ujarnya, Jumat (23/8) kemarin.
Selain dipamerkan dan dilombakan, bonsai-bonsai ini juga dijual dengan harga yang bervariasi. Mulai dari ratusan rupiah bahkan ada yang sampai ratusan juta rupiah untuk jenis sentigi. Maswibawa berharap, melalui adanya pameran dan kontes bonsai ini masyarakat dapat mengetahui keindahan serta nilai positif yang dimiliki bonsai. Selain itu, bonsai dapat dijadikan sebagai peluang usaha dan investasi jangka panjang. “Semakin lama proses dan umur bonsai maka akan terbentuk pohon yang mempunyai karakter gerak dan garis seni. Ini tentu bisa menambah nilai dan harga jual dari bonsai,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu pedagang bonsai, Agung Putra mengeluhkan penjualan di pameran di Sanur Villager Festival agak sepi dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, ini karena lokasi pameran terpisah dengan venue acara. “Sekarang lebih sepi, karena lokasi pameran terpisah dari venue acara. Selain itu, daya beli masyarakat juga agak berkurang,” katanya. *ind
Ada sekitar 30 jenis bonsai yang dipamerkan mulai dari jenis loa, serut, jeruk kingkit, anting putri, sentigi, asem, kimeng, dan masih banyak yang lainnya. Ada 351 bonsai yang terbagi menjadi empat kelas yaitu bonsai kelas prospek 176, Regional 120, Madya 35, dan utama 20. Tanaman bonsai yang dipamerkan ini dari berbagai daerah seperti Lumajang, Situbondo, Malang, Madura, Bandung, dan Bali.
Ketua panitia pameran bonsai, IGKM Maswibawa mengatakan untuk penilaian bonsai juri memiliki kriteria dan rumus tersendiri. Mulai dari komposisi pot dan ranting, tata letak dan warna daun. “Penilaian bisa dilihat dari komposisi antara pot dan ranting. Ada pohon ekstrem yang meliuk-liuk. Ada pohon formal, ada pohon kecil tapi pot besar, itu tidak sesuai. Tata letak, warna daun juga dilihat,” ujarnya, Jumat (23/8) kemarin.
Selain dipamerkan dan dilombakan, bonsai-bonsai ini juga dijual dengan harga yang bervariasi. Mulai dari ratusan rupiah bahkan ada yang sampai ratusan juta rupiah untuk jenis sentigi. Maswibawa berharap, melalui adanya pameran dan kontes bonsai ini masyarakat dapat mengetahui keindahan serta nilai positif yang dimiliki bonsai. Selain itu, bonsai dapat dijadikan sebagai peluang usaha dan investasi jangka panjang. “Semakin lama proses dan umur bonsai maka akan terbentuk pohon yang mempunyai karakter gerak dan garis seni. Ini tentu bisa menambah nilai dan harga jual dari bonsai,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu pedagang bonsai, Agung Putra mengeluhkan penjualan di pameran di Sanur Villager Festival agak sepi dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, ini karena lokasi pameran terpisah dengan venue acara. “Sekarang lebih sepi, karena lokasi pameran terpisah dari venue acara. Selain itu, daya beli masyarakat juga agak berkurang,” katanya. *ind
Komentar