Polres Temui Siswa Papua di Klungkung
Kasat Binmas Polres Klungkung AKP I Nyoman Suastana, didampingi beberapa personel menemui sejumlah siswa asal Papua yang mengenyam pendidikan di SMAN 2 Semarapura, Klungkung, Jumat (23/8) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Kegiatan ini untuk menjalin silaturahmi dengan para siswa Papua dan diminta tidak terpancing isu SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) yang dipicu beberapa aksi kerusuhan di Papua.
Di SMAN 2 Semarapura terdapat tujuh siswa asal Papua terdiri tiga siswa kelas X, dua siswa kelas XI, dan dua siswa kelas XII. Selama ini mereka sudah berbaur dengan siswa lainnya dan melaksanakan pembelajaran sebagaimana mestinya di sekolah.
Kasat Binmas Polres Klungkung AKP I Nyoman Suastana mengharapkan kepada para siswa asal Papua untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Jangan mudah percaya dan cerdas menggunakan media sosial sehingga tidak mudah terprovokasi dengan berita bohong atau hoak yang sedang marak,“ ujarnya.
Selain itu, dia berpesan agar siswa selalu mematuhi aturan sekolah dan jadi teladan baik di lingkungan sekolah dan di tempat tinggalnya. “Pertemuan kami di sekolah ini tiada lain untuk menjalin kemitraan dan mendekatkan diri dengan dunia pendidikan,” katanya. Kegiatan yang sama juga dilakukan di SMKN 1 Klungkung.
Sementara itu, SMAN 1 Sukawati, Gianyar menerima sejumlah siswa asal Papua dan Papua Barat dalam program Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem). Kepala SMAN 1 Sukawati I Gusti Made Puja Armaya menerangkan program ini telah berjalan sejak 2012. "Ini merupakan program pemerintah pusat, jadi setiap tahun ada 500 pelajar Papua yang diberikan pendidikan di enam provinsi. Untuk di Bali khususnya Kabupaten Gianyar dipilihlah SMAN 1 Sukawati," katanya.
Dikatakan, setiap tahun ada 3 - 4 siswa asal Papua dan Papua Barat menempun pendidikan di Suksma. Selama tujuh tahun menjalankan program ini, pihaknya sudah mendidik 21 pelajar asal Papua dan Papua Barat. “Tahun ini ada tujuh anak asal Papua yang belajar di Suksma. Mereka terdiri atas kelas X sebanyak tiga orang, kelas XI sebanyak tiga orang dan Kelas XII ada seorang,“ katanya.
Diakui rata-rata anak didik asal Papua dan Papua Barat ini memiliki semangat belajar yang tinggi. Bahkan untuk angkatan pertama yang bersekolah di Suksma sudah ada yang lulus IPDN dan Kedokteran. Pihaknya juga memberikan perhatian khusus terhadap pada pelajar tersebut. Bahkan tiga pelajar angkatan kedua program ini dibiarkan tinggal di rumahnya di Kecamatan Blahbatuh. “Saya juga sampaikan, bahwa mereka tamat nanti harus bisa berbahasa Bali dan bisa menari Bali, dalam hal ini tujuannya agar ada pertukaran budaya, “ jelasnya.
Jelas Puja Armaya, sampai saat ini belum pernah ada permasalahan yang dialami para siswa asal Papua selama di Suksma. Mereka juga aktif menampilkan budaya Papua dan Papua Barat setiap ada kegaitan di Suksma. “Saat HUT sekolah, pelajar asal Papua menampilkan tarian lokal mereka, tarian itu mendapat apresiasi dari para pelajar Bali,“ jelasnya.7wan,nvi
Kegiatan ini untuk menjalin silaturahmi dengan para siswa Papua dan diminta tidak terpancing isu SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) yang dipicu beberapa aksi kerusuhan di Papua.
Di SMAN 2 Semarapura terdapat tujuh siswa asal Papua terdiri tiga siswa kelas X, dua siswa kelas XI, dan dua siswa kelas XII. Selama ini mereka sudah berbaur dengan siswa lainnya dan melaksanakan pembelajaran sebagaimana mestinya di sekolah.
Kasat Binmas Polres Klungkung AKP I Nyoman Suastana mengharapkan kepada para siswa asal Papua untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Jangan mudah percaya dan cerdas menggunakan media sosial sehingga tidak mudah terprovokasi dengan berita bohong atau hoak yang sedang marak,“ ujarnya.
Selain itu, dia berpesan agar siswa selalu mematuhi aturan sekolah dan jadi teladan baik di lingkungan sekolah dan di tempat tinggalnya. “Pertemuan kami di sekolah ini tiada lain untuk menjalin kemitraan dan mendekatkan diri dengan dunia pendidikan,” katanya. Kegiatan yang sama juga dilakukan di SMKN 1 Klungkung.
Sementara itu, SMAN 1 Sukawati, Gianyar menerima sejumlah siswa asal Papua dan Papua Barat dalam program Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem). Kepala SMAN 1 Sukawati I Gusti Made Puja Armaya menerangkan program ini telah berjalan sejak 2012. "Ini merupakan program pemerintah pusat, jadi setiap tahun ada 500 pelajar Papua yang diberikan pendidikan di enam provinsi. Untuk di Bali khususnya Kabupaten Gianyar dipilihlah SMAN 1 Sukawati," katanya.
Dikatakan, setiap tahun ada 3 - 4 siswa asal Papua dan Papua Barat menempun pendidikan di Suksma. Selama tujuh tahun menjalankan program ini, pihaknya sudah mendidik 21 pelajar asal Papua dan Papua Barat. “Tahun ini ada tujuh anak asal Papua yang belajar di Suksma. Mereka terdiri atas kelas X sebanyak tiga orang, kelas XI sebanyak tiga orang dan Kelas XII ada seorang,“ katanya.
Diakui rata-rata anak didik asal Papua dan Papua Barat ini memiliki semangat belajar yang tinggi. Bahkan untuk angkatan pertama yang bersekolah di Suksma sudah ada yang lulus IPDN dan Kedokteran. Pihaknya juga memberikan perhatian khusus terhadap pada pelajar tersebut. Bahkan tiga pelajar angkatan kedua program ini dibiarkan tinggal di rumahnya di Kecamatan Blahbatuh. “Saya juga sampaikan, bahwa mereka tamat nanti harus bisa berbahasa Bali dan bisa menari Bali, dalam hal ini tujuannya agar ada pertukaran budaya, “ jelasnya.
Jelas Puja Armaya, sampai saat ini belum pernah ada permasalahan yang dialami para siswa asal Papua selama di Suksma. Mereka juga aktif menampilkan budaya Papua dan Papua Barat setiap ada kegaitan di Suksma. “Saat HUT sekolah, pelajar asal Papua menampilkan tarian lokal mereka, tarian itu mendapat apresiasi dari para pelajar Bali,“ jelasnya.7wan,nvi
1
Komentar